Asiknya Generasi Milenial Scrolling TikTok Sampai Lupa Segalanya

Terlalu asik scrolling TikTok sampai terlena

Media Sosial, tentu kata tersebut sudah tak asing lagi di era saat ini apalagi bagi para pemuda milenial atau bahkan anak-anak. Semakin canggihnya teknologi yang ada membuat banyak hal baru yang bermunculan seperti adanya berbagai jenis media sosial, seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan yang sedang booming saat ini adalah aplikasi TikTok, yang hampir seluruh kalangan mengetahui dan tentunya menggunakan salah satu jenis media sosial tersebut.

Advertisement

TikTok sendiri merupakan aplikasi video musik yang mana para penggunanya dapat membuat, mengedit, serta membagikan video-video pendek lengkap dengan filter dan musik sebagai pelengkapnya. Selain itu, kita juga dapat menjadi penikmatnya saja dengan hanya men-scroll layar gawai kita dan sudah dapat melihat video-video yang tersedia. Cara mengaksesnya pun cukup mudah, hanya dengan mendaftar akun menggunakan akun email, Google, atau Facebook kita sudah dapat menggunakan aplikasi tersebut kapan pun kita inginkan. Pengguna TikTok saat ini sangatlah banyak karena tak hanya menjadi hiburan semata namun terdapat juga pundi-pundi rupiah yang bisa kita dapatkan dari bermain media sosial tersebut.

****

Saya adalah salah satu dari jutaan orang yang menggunakan TikTok, walaupun hanya berperan sebagai penikmat saja. Pada mulanya saya mengunduh aplikasi tersebut dikarenakan mendapat rekomendasi dari teman saya, yang waktu itu masih di masa pandemi sehingga kita diharuskan untuk selalu berada di rumah dan pastinya memunculkan rasa bosan dan suntuk. Ditambah lagi saya sudah menyelesaikan beberapa tugas yang ada, sehingga untuk mengusir kebosanan saya pun mengikuti rekomendasi teman saya untuk mengunduh aplikasi TikTok.

Advertisement

Awalnya saya memang biasa-biasa saja atau bahkan kurang tertarik dengan media sosial tersebut, karena saya pikir TikTok hanya media sosial yang berisi musik dengan orang yang berjoget ria, maka untuk apa saya mengunduhnya? Namun, saat proses mengunduh selesai, dilanjut dengan membuat akun, lalu muncullah video demi video yang cukup menarik perhatian, hingga tak sadar jari-jari lentik saya men-scroll dengan sendirinya layar gawai yang saya pegang. Kegiatan itu terus berlanjut, yang awalnya hanya mencoba untuk mengusir kebosanan malah keterusan hingga lupa untuk melanjutkan tugas-tugas yang ada. Bahkan tak hanya tugas, saya pun menjadi sering menunda-nunda untuk melaksanakan salat, hingga terdengar suara menggelegar Ibu tercinta baru saya menghentikan kegiatan tersebut.

****

Advertisement

Adanya aplikasi TikTok membuat saya merasakan beberapa dampak yang ada, seperti dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif yang saya rasakan adalah saya mendapatkan banyak informasi-informasi penting, seperti tips-tips sebagai mahasiswa baru, cara membuat makalah yang baik dan benar, resep masakan, macam-macam skincare yang cocok dengan tipe wajah, cara mengatur keuangan bagi anak kost, hingga banyak juga kajian-kajian Islam dari ustaz atau ulama kondang.

Selain itu, TikTok juga menyediakan fitur belanja online yaitu TikTok-shop, melalui TikTok-shop kita bisa membeli berbagai macam barang seperti sepatu, baju, tas, skincare, dan juga cemilan, dan biasanya harga di TikTok-shop lebih murah daripada online shop lainnya. Pundi-pundi rupiah pun bisa kita dapatkan jika kita mau dan mampu membuat video-video yang menarik sehingga banyak yang mengikuti dan menantikan karya kita maka banyak pula produk-produk yang berdatangan untuk mensponsori. Dengan begitu, TikTok juga dapat melatih kreativitas pemuda-pemuda Indonesia untuk berlomba-lomba dalam membuat suatu karya yang unik dan menarik.

Di samping banyaknya dampak positif yang ada, banyak juga dampak negatif yang saya rasakan, seperti ketika sudah membuka TikTok maka sangat sulit rasanya untuk berhenti, sehingga banyak hal-hal yang terabaikan. Dengan adanya hal tersebut, dapat pula mempengaruhi prestasi belajar, karena sudah terlalu asik melihat TikTok maka sangat malas rasanya untuk mulai belajar, atau biasanya yang niat awalnya ingin mengistirahatkan otak dengan menjelajahi aplikasi TikTok pada akhirnya waktu yang dihabiskan lebih banyak dibanding dengan waktu untuk belajar. Selain itu, dengan terlalu sering bermain TikTok maka dapat melemahkan daya fokus kita sehingga saat proses belajar sangat mudah teralihkan. 

Terlalu asik dalam bermain TikTok juga menyebabkan kita lupa akan kewajiban kita, contohnya ketika sudah masuk jam salat namun karena sudah terlalu asik melihat TikTok, maka kita akan terus menunda-nunda untuk melaksanakan salat. Selain itu, berkurangnya interaksi dengan keluarga juga menjadi salah satu dampak negatif yang didapatkan jika sudah sibuk men-scroll TikTok, sehingga merasa malas untuk bertemu dengan orang-orang dan lebih memilih untuk berdiam diri di dalam kamar.

Dengan banyaknya orang yg mengakses aplikasi TikTok juga dapat menyebabkan munculnya konten-konten yang berbau negatif, yang jika anak-anak melihatnya maka akan cukup berbahaya, seperti video merokok, berkata kotor, dan hal-hal tidak baik lainnya yang membuat anak-anak melakukan hal tersebut, karena mereka berpikir bahwa apa yang mereka lihat itu suatu hal yang keren. Maka, jika mereka mencontohnya, mereka akan merasa keren.

Adanya berbagai dampak yang didapatkan dari aplikasi TikTok membuat kita sebagai generasi muda harus pandai dalam memilah segala hal yang bermunculan di tengah majunya teknologi yang ada, karena jika kita mampu memilah dengan benar, maka kita juga akan merasakan berbagai dampak positif. Selain itu, kita juga harus bisa mengatur waktu dengan sebaik-baiknya. Dengan membuat skala prioritas yang mendahulukan hal-hal yang penting seperti belajar, beribadah, serta berkumpul bersama keluarga, kita tidak akan menghabiskan waktu hanya untuk men-scroll TikTok saja, hingga lupa akan indahnya dunia. Maka, pergunakan TikTok dengan seperlunya, jangan sampai kita terlena sampai rasa sesal tiba.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

mahasiswa

CLOSE