Baleo dan Lamafa Dua Sejoli dari Lamalera

Ah, asiknya!

Lamalera desa kecil di selatan Pulau Lembata dikenal dunia sebagai desa para pemburu paus. Sebutan lamafa (pemimpin perburuan paus) dan baleo (ikan paus) akan menjadi kosa kata yang familiar di telinga para wisatawan. Berburu ikan paus bagi orang Lamalera, adalah suatu ritual yang telah dilakukan turu-temurun selama ratusan tahun. Berburu ikan paus bertujuan untuk menghidupi masyarakat kampung yang hidup di tanah gersang dan kering.

Baleo…baleo…baleo…!

Demikian teriakan warga Lamelera ketika melihat ikan puas melewati teluk Lamalera dan warga akan sambung menyambung dengan pekikan yang sama baleo…baleo…baleo. Seketika itu, lamafa mengambil leo di lango belle (rumah besar atau rumah adat). 

“Leo adalah tali. Pusat dari semua tali peledang (nama perahu untuk berburu ikan paus). Leo tak boleh terkena hujan dan panas. Makanya disimpan di rumah adat" demikian kata salah seorang narasumber.

Leo terbuat dari unsur pepohonan di hutan. Dipintal jadi tiga urat. Lalu dipilin jadi tali. Selain itu, yang boleh mengambil leo hanyalah lamafa.

Ketika lamafa mengambil leo, para matros mempersiapkan peledang meluncur ke laut. Saat berjalan memikul leo dari rumah adat ke perahu, lamafa tak boleh bicara. Kalau pun disapa, dia tidak boleh menjawabnya.

Lamafa mengambil tempat di hommololo (anjungan peledang). Dia adalah pemimpin perburuan itu sekaligus sebagai juru tikam ikan paus.

Sastra Mantra

Ketika peledang sudah di lautan, para lefa alep (pemburu paus) mulai melantunkan nyanyian ‘memanggil angin’. O ina fae bele e, nei kame angi usi (oh ibunda lautan, hembuskanlah kami sedikit angin).

Bila angin sudah datang, senandungnya eta lei lolo e, tule tale baranusa (kembanglah layar, bawalah kami hingga baranusa/Alor).

Saat ikan pausnya ditombaki lamafa dan berontak para lefa alep akan bersorak ria, "kideknuke hirkae. Lefo garo lepe” (jayalah para janda dan fakir miskin. Kampung kita sudah menerima kiriman itu).

Sebab masyarakat Lamalera meyakini ikan paus adalah kiriman leluhur mereka.

Senandung berikutnya, o sora tarem bale e. Tala lefo rae tai. Ribu lefo gole. Bera rae nai (wahai engkau kerbau yang bertanduk gading. Mari kita beranjak menuju kampung nun di sana. Seluruh masyarakat, para janda dan fakir miskin, tengah merindukan kehadiranmu. Ayo segeralah kita ke sana). Ikan paus bagi orang Lamalera adalah kerbau yang hidup di lautan.

Dalam pelayaran menuju daratan, senandungnya fara tobi lolo lodo. Ke lie gatiro (berhembuslah angin barat. Datanglah mengantarkan kami menuju daratan).

Sesampainya mereka di darat para lefa alep akan bernyanyi

Narague boli…narague boli

Tobo pole sora hene

Sora beso lero pi

Bera-bera mi go dibela

Libu lego Java

Lae mala fajo saja

Fajo oli nuleng pali

Yang artinya

"Tuan tanah pengelola perahu

Berharaplah hanya pada ikan paus

Ikan paus telah datang hari ini

Lekaslah engkau makan hingga kenyang

Hai Libu berkampung di Jawa

Kemarilah

Lihatlah di pantai ikan paus sudah ada

Itulah tradisi berburu paus di Lamalera yaa guys. Jika tertarik mempelajari lebih dalam budaya ini, berkunjunglah ke sana. Dijamin agan-agan sekalian akan betah dan nyaman. Masyarakat yang friendly dan pesona budaya serta alam yang indah menjadi perpaduan yang sempurna untuk mengetahui budaya kita ini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis