Beginilah Rasanya Menjadi Korban Bullying Selama 11 Tahun Lamanya

Stop bullying!

Mengingat zaman dulu otak saya langsung teringat dengan kata bully, kenapa?

Advertisement

Selama 11 tahun saya menjadi korban bully. Mulai dari saat masuk SD kelas 1 yang awalnya biasa-biasa saja dan lalu beranjak naik kelas 2, mulai di pertengahan semester sudah mulai adanya aksi bullying hanya karena setiap pelajaran penjaskes atau olahraga saya selalu tidak ikut dan memang ada alasannya. Karena pada waktu itu memang saya punya penyakit dengan paru-paru yang menyebabkan pingsan saat kelelahan.

Mulai pada saat saya tidak pernah ikut olahraga, ada salah satu teman yang mengolok olok dengan sebutan `banci` karena laki-laki tidak bisa olahraga. Lalu mulai banyak teman lainnya yang ikut-ikutan yang sampai akhirnya keterusan sampai kelas 6 selama 5 tahun itu saya di pelakukan buruk oleh banyak orang di kelas seperti dihina tidak pantas menjadi laki-laki sampai seringkali di pukul dan kerap dikucilkan di pergaulan dan kelompok belajar. Ada 1 kejadian yang sangat tidak bisa saya lupakan, pada saat kelas 5 saya mendapat bullyan parah sampai diseret di depan kelas oleh salah satu teman yang padahal masih dalam jam belajar dan masih ada gurunya, saya ditarik di kerah baju sampai saya sulit bernafas sampai nangis keras. Teman-teman sekelas hanya tertawa dan mirisnya guru yang seharusnya melerai dan memberikan contoh baik kepada murid murid hanya menggangap teman saya memperlakukan saya sebagai candaan hingga ia kurang peduli dan hanya meyuruh tidak berisik di situ saya sangat sakit hati, bisa bisanya seorang guru yang pikiran saya saat itu menjadi penyelamat pada waktu dipermalukan sekelas malah cuek saja.

Tiba saatnya kelulusan kelas 6, sempat saya merasa sangat senang dan bahagia karena dapat meninggalkan lingkungan yang kurang menyenangkan sampai berekspestasi saat SMP nanti mendapat teman yang baik dan friendly. Namun itu semua hanya angan-angan belaka, nyatanya saat masuk SMP ada salah satu teman sekelas yang ternyata satu SMP namun beda kelas dan ternyata dia memprovokasi orang orang supaya membenciku dan berlangsung bullying lagi sampai SMA. Walau di SMA pelaku bullying cuma sedikit namun cukup membuat hati ini sakit karena perkataannya.

Advertisement

Sesampainya masuk universitas sudah tak ada orang yang membully saya namun saya sempat melihat ada saja orang yang membully namun orang yang dibully tampak senang dan terbuka karena itu hanya dianggap sebagai candaan belaka. Terlihat orang-orang yang sudah dewasa yang tidak memandang status sosial dan apa yang orang punya. Setelah dipikir-pikir orang-orang pada masa sekolah SD sampai SMA atau masih bisa disebut ABG kebanyakan pelaku bullying hanya mencari jati diri dengan menunjukan kepada orang-orang bahwa dia bisa terlihat angkuh denggan merendahkan orang lain.

Bullying memang dilarang di manapun termasuk di Negara kita, Indonesia ini. Sayangnya masih banyak pelaku bullying yang meremehkan dampak dari bullying itu sendiri. Memang pelaku dapat percaya diri dana terlihat angkuh di depan teman-temannya ketika korbannya takut kepada pelaku, namun efek negatif dari korban yang mendapat perilaku buruk tersebut dapat menyebabkan kurangnya percaya diri dan susahnya bersoisalisasi. Saya pun termasuk yang 2 itu, namun saya sudah beradaptasi dengan lingkungan yang lebih sehat dan mulai bisa bersosialisasi

Banyak kasus anak anak korban bully yang tidak kuat mentalnya menjadi depresi karena tekanan yang dibuat oleh pelaku seperti diancam mau diapakan di kemudian hari, trauma pergi ke sekolah dan parahnya lagi ada yang sampai tak kuat menahan rasa sakit hati sampai suicide. Mungkin yang membaca cerita ini ada pelaku dan korban yang sudah dewasa tentunya. Cuma mau berpesan, ayo sosialisasikan dampak dari bullying ini kepada saudara atau tetangga kalian yang mungkin masih sekolah agar mental anak zaman sekarang bukan lagi mental penindas.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE