Duhai Hati Apakah Belahan Jiwa Sejati Itu Kamu?

Bersemi rindu menatapmu teduh dari kediamanku. Rasaku ini, apakah nyata cinta

Selamat datang wahai hari-hari yang bersemi. Selamat datang wahai hari-hari yang berhujankan rindu. Selamat datang wahai hari-hari pelipur gejolak rasa yang menyapa. Detik demi detik waktuku disini berjalan bersama detik langkah yang memendam sebuah nalar rasa yang ku pahami seorang diri, didalam tatap menyapamu dari taburan kembang yang bersemi frasa nuansa cipta kasih bak selancar mata angin yang menggunung. Diguyur senandung tetesan hujan rindu pada alur sebuah titik temu yang renyuh tak terbendung.

Advertisement

Duhai hati, apa kabarmu hari ini?

Semoga dirimu senantiasa berbahagia dalam suka cita dan baik-baik saja. Duhai hati, dirimu tau tidak apa yang kerap menjadi perbincangan ku kepada ia yang maha memiliki labuhan rasa yang terpanah?

Tanpa ku jabarkan dengan bait sempurna.. aku yakin dirimu mampu membaca dan memahaminya. Bukankah sebentuk bingkai hatimu pernah serupa renyuh dibawa hantar sebuah gejolak rasa?

Advertisement

Larik yang ku buat untukmu cukup sederhana. Penuh nuansa panahan labuhan kembang asmara yang terjaga. Mungkin engkau pun tak mengetahuinya~ pena rasaku terpanah kearahmu dengan raut aura sosokmu yang singgah didekat jantung hati ini. Apakah kau tahu, saat kutuangkan nada sederhana.. denyut jantung hati ini tak henti-hentinya bersuara bersama seutas bait doa yang begitu teduh kurasakan didalam dekatnya sebuah jarak yang tak tergapai olehku.

Bait doa yang membuatku terpulas dalam raut sosokmu yang lekat. Bait doa yang menentramkan ruh hatiku ini. Entah apa yang kerap nyata menjelma didalam aura sosokmu yang teduh bersahaja. Aku kerap bertanya-tanya seorang diri kepada Rabb kita yang menuntun fitrah yang sedang dititipkan oleh Nya. Maha daya cintakah? Atau terpanah dalam balutan getaran sebuah asa yang tak terbayangkan maupun terduga sebelumnya~

Advertisement

Ujar mereka.. "Keunikan akan sebuah rasa yang mungkin aneh". Tak bertatapan langsung, tak terengkuh oleh raga, menyebrang berbicara kepada bisik angin di bentangan jarak. Sesekali engkau dalam dekat menyimpul seutas senyuman hangat kearahku, sesekali sosokmu layaknya sosok yang tak asing dalam netra hatiku, sesekali engkau melekatkan tatapan senyuman yang renyuh. Namun kita bersua di alam sebuah kembang mimpi yang menyeka sendu sayu hati, membasuh ruh yang dihujani rintik ritme kata rindu, membasuh wajah dengan lafadz bismillaah mengiringi seujung ruas jalan dengan teduh rindangnya menentramkan sanubari. Namun apakah kau mengerti? Kadang sendu terbangun hanya tudung sebuah mimpi yang ku dapati. Seketika sayup semilir angin menarikku perlahan-lahan, aku tersenyum menatap sosok mu dari kejauhannya hari. Bayangmu turut mendesir ke arah tempatku berdiam diri memandangi katupnya hari-hari.

Harmoni gejolak lantunan rasaku bertaburan kuntum bunga yang kian bersemi rindu. Memupuk sekujur doa sepanjang hari digenggam jemari tasbih. Ku layangkan sedalam rasa ke bait doa tuk menjaga arah alurnya degupan warna-warni rasa yang singgah kearahmu. Biarkan hanya Rabb kita saja yang memahami jalannya arah melodi rasa ini.

Kala menetes setiap tetes air yang jatuh dari kelopak mata dengan hangat, kala isakkan itu tak lagi bersuara didalam sesak merayap. Yang melekat tinggallah sebuah doa dan harapan kepada Rabb kita yang lekat. Tanda tanya itu kerap menghantui bergelayut, adakah sosok lain yang sedang dirimu tuju, adakah hati lain yang sedang dirimu jaga?

Cahaya bintang hati melanglang. Cahaya bintang hati menarik nafas dalam-dalam di garis bait sebuah penantian dalam rahasia skenario Allah yang mencipta alurnya. Cahaya bintang hati di dalam jantung hati yang terjaga. Kian berbisik lirih samar sayup terdengar pada kilatan hembusan angin yang sayu berbisik di telinga. Kata hati menyemogakan langkah kita bersua didalam satu hati. Semoga di hadapan Rabbi dirimu tak hanya sosok yang kuinginkan, tetapi juga adalah sosok yang menurut Rabbi setia menjaga dan diri ini butuhkan..

Rasa-rasanya enggan diriku beranjak dari tempat ku terjaga kala raga kita menyimpul dekat tatap senyuman didalam jarak yang begitu dekat, kau kerap hadir didalam kembang mimpi saat aku terjaga. Merasakan sebuah jantung rasa yang singgah. Merasakan sebuah jantung rasa yang berdetak nyata. Merasakan sebuah jantung rasa didalam hati yang lirih bergejolak menuruti panahan labuhan sebuah rasa. Terpana pada aura yang teduh nan bersahaja. Kamu yang renyuh sejadi nyata di dalam bait doa yang kujaga. Detik berganti hari dalam cipta kasih yang ku jaga seorang diri. Perlahan kau hadir dalam teduh nuansa membuka mata hati. Tentramkan pilur hati ini. Sebuah melodi rasa yang menyapa bersemi dan singgah.. kutanamkan di dalam larik doa yang teduh. Rasa yang tak tertahankan, aku menepikan diri bersama Allah yang menjaga hati.. pada gelora hati yang singgah tanpa terduga namun begitu sangat nyata renyuh sejadi kasihmu temani hati dan jiwa. Aku menjagamu di dalam bait doa yang indah.. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE