#BelajarDiNegeriOrang-Setinggi Apapun Harapan dan Angan-Angan, Tuhan Tetap Jadi yang Paling Tahu Jalan Terbaik untuk Hidup Umatnya

Tuhan sudah menyiapkan skenario terindah untuk hidup kita bahkan sekian ratus tahun sebelum kita dilahirkan di dunia ini.

Tak ada yang keliru dengan punya mimpi serta angan-angan untuk #BelajarDiNegeriOrang melanjutkan pendidikan di negeri orang. Selain untuk meningkatkan kualitas diri dengan mempelajari segala hal baru disana baik budaya, bahasa, serta kebiasaan penduduk disana yang mungkin jauh dari kebiasaan kita orang Indonesia, bisa juga menjadi sarana memberikan kontribusi untuk negara kita tercinta setelah kembali ke tanah air usai menempuh pendidikan di negeri orang.

Segala hal yang telah dipelajari disana menjadi bekal untuk berpartisipasi membangun negeri sesuai bidang ilmu dan pengetahuan masing-masing. Ada yang begitu lulus SMA langsung ingin lanjut kuliah di luar negeri dengan berbagai jalur, entah beasiswa maupun biaya mandiri, adapula yang baru akan melanjutkan pendidikannya seusai menempuh pendidikan universitas di negeri sendiri terlebih dahulu (S1-Sarjana). Biasanya pertimbangan yang memilih opsi kedua ini adalah ingin benar-benar membangun karir yang sesuai dengan disiplin ilmu yang telah dipelajari selama menempuh bangku kuliah di Universitas. Kalau opsi pertama, beberapa diantara mereka yang memilih langsung ingin ke luar negeri setelah lulus SMA biasanya ingin mencari pengalaman baru yang berbeda, yang fresh, dan tentunya challenging.

Para pelajar di seluruh dunia dapat mencari informasi terkait student club jika ingin mendapatkan informasi mengenai program belajar di luar negeri yang sedang available, contohnya adalah Qatar Airways Student Club. Dimana program tersebut menawarkan berbagai manfaat bagi siswa untuk mendukung selama perjalanan pendidikan mereka di luar negeri.  Siswa yang bergabung dalam program tersebut akan mendapatkan benefit penghematan untuk tarif penerbangan ke negara yang dituju. 

Tentunya ada beberapa syarat yang wajib dipenuhi jika ingin melanjutkan pendidikan di luar negeri baik baru lulus SMA ataupun yang sudah pernah menempuh pendidikan di universitas lalu ingin lanjut studi S2. Persyaratan basic/dasar yang harus dimiliki adalah TOEFL.

TOEFL, Test of English as a Foreign Language adalah ujian kemampuan berbahasa Inggris yang diperlukan untuk mendaftar masuk ke Universitas di luar negeri. Jenis tes TOEFL yang diperlukan untuk persyaratan masuk kuliah baik untuk program undergraduate (S-1) maupun lanjut graduate untuk jenjang S-2 atau S-3 berbeda skor syaratnya. Tergantung masing-masing Universitas destinasi yang dituju mensyaratkan berapa minimal skor agar dapat diterima menjadi mahasiswa di Universitas tersebut. Hasil tes TOEFL ini kemudian akan dipakai sebagai bahan pertimbangan mengenai kemampuan bahasa Inggris dari calon mahasiswa yang akan mendaftar ke Universitas di negara lain tersebut, baik universitas di Amerika, Eropa maupun Australia. Pelaksanaan tes toefl ini sendiri biasanya memakan waktu sekitar tiga jam dan diselenggarakan dalam 4 bagian, yaitu listening comprehensiongrammar structure and written expressionreading comprehension, dan writing.

Sebagian orang sangat ingin melanjutkan pendidikan di luar negeri dengan pertimbangan sendiri-sendiri untuk setiap mimpi dan angan-angan mereka. Salah satunya adalah ingin mendapat karir “tinggi” setelah kembali ke tanah air dengan membawa gelar bonafit dari luar negeri lalu mendapatkan pekerjaan di negeri sendiri yang tentunya akan berbeda benefit yang didapatkan jika dibandingkan dengan lulusan dalam negeri. Bukan berarti lulusan dalam negeri kompetensi dirinya kurang maksimal, akan tetapi tentu akan ada perbedaan perlakuan dari perusahaan baik dari segi jabatan maupun pendapatan yang akan diterima.

Begitupun aku. Aku pun menginginkan mendapatkan kesempatan serupa untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Semangat menggebu-gebu untuk mencari Universitas dan jurusan yang sesuai dengan disiplin ilmu yang sebelumnya sudah dipelajari saat menduduki bangku kuliah, saat mempersiapkan segala persyaratan yang dibutuhkan ketika sudah menentukan pilihan terkait negara mana yang dituju, nama Universitas dan jurusan tujuan, juga euphoria belajar sekuat tenaga setiap malam saat akan melakukan test TOEFL keesokan harinya, serta mengikuti serangkaian online test dan interview test dengan bagian kemahasiswaan di Universitas yang dituju menjadikan itu semua memori yang memiliki singgasana sendiri di sudut hati.

Keriaan ber-api api dengan membawa ambisi luar biasa seakan meletup-letup di dalam dada ketika hari H pengumuman penerimaan datang. Setelah menjalani ikhtiar sedemikian rupa dengan mempersiapkan segalanya dari awal hingga akhir, tibalah saat dimana setiap insan diminta untuk Tawakkal dan memasrahkan bagaimana hasil akhirnya kepada Tuhan.

Saat yang ditunggu-tunggu pun tiba. Ada notifikasi email masuk, yang isinya adalah pemberitahuan bahwa aku diterima. Di salah satu Universitas swasta di Negeri Paman Sam, dengan jurusan yang relevan dengan yang telah kutempuh sebelumnya di bangku kuliah. Bahagia yang kurasakan setelah membuka email pemberitahuan tersebut sungguh tak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Bagaimana tidak, jalur beasiswa yang kupilih telah memberikanku kesempatan untuk meraih mimpiku dengan biaya 0-rupiah.

Selama 24 bulan, biaya pendidikan selama sekian semester, akomodasi tempat tinggal semua ditanggung oleh Universitas dengan syarat nilaiku tidak menjadi lebih buruk dari satu semester ke semester berikutnya. Harus stabil, atau bahkan lebih tinggi untuk mempertahankan bahwa beasiswaku masih dijamin. Aku hanya perlu menanggung biaya jajan disana serta membeli tiket dengan biaya sendiri jika ingin pulang kampung saat liburan semester. Tentu aku menjadi salah seorang yang sangat beruntung dibandingkan dengan yang lain yang mungkin belum diterima. Rasa syukur tak henti-hentinya kutujukan kepada Tuhan. Kata Alhamdulillah saja tak akan cukup demi menghaturkan rasa terima kasihku untuk nikmat yang kudapatkan hari ini saat pengumuman penerimaan.

Namun, segalanya ternyata masih akan menjadi sekedar mimpi untukku.

Bersamaan dengan pengumuman penerimaan yang begitu membahagiakan itu, malam harinya kembali aku dikejutkan dengan garis dua berwarna merah yang muncul di alat test kehamilanku. Setelah menunggu 2 tahun lamanya usia pernikahanku, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga. Doaku terjawab. Harapan serta ikhtiarku dan suami dikabulkan Tuhan. Kami berdua menangis haru dengan hadiah yang dikirimkan Tuhan untuk keluarga kecil kami. Akhirnya aku diberikan kesempatan olehNya untuk menjadi seorang ibu.

Yang mana artinya aku harus merelakan keputusan penerimaan beasiswa yang kudapatkan. Tidak jadi berangkat ke luar negeri untuk menempuh pendidikan dikarenakan pertimbangan sungguh tidak mungkin aku akan berada di luar negeri seorang diri dengan keadaan hamil muda.

Sungguh keadaan yang lumayan getir dan membuat kegundahan berhasil menyelimuti sanubari. Air mata yang tidak sanggup terjatuh menandakan bahwa keputusan yang dibuat sungguh tidak mudah. Namun satu hal yang harus kuyakini bahwa seberapapun tinggi angan-angan kita, seberapa besarpun kita memupuk harapan untuk mimpi dan cita-cita, Tuhan adalah yang paling tau mana yang terbaik untuk umatNya. Dia sudah menyiapkan skenario untuk hidup kita yang sudah ditulis dalam Lauhul Mahfudz bahkan sekian ratus tahun sebelum kita dilahirkan di dunia ini. Jadi semua rencanaNya tidak akan meleset serta keliru.

Aku hanya perlu ikhlas. Merelakan yang sudah menjadi jalan untukku. Pasti akan ada hadiah untukku kelak jika aku berhasil melalui kegelisahan ini dengan keikhlasan penuh.

Sebab mimpi yang sudah dipupuk, belum tentu akan sia-sia begitu saja. Namun ada kalanya mimpi tersebut akan menjadi hadiah di masa depan dengan dua kali lipat kebahagiaan. Tuhan Maha Baik. Tuhan sayang sekali pada umatNya. Maka Tuhan akan selalu memberikan yang TERBAIK untuk umatNya menurutNya. Menurut standarNya. Bukan sekedar standar keinginan manusia.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat keju. Penggila kafein. Penyuka hujan. Pecandu laut, dan kamu.