Berangkat Dari Seorang Model Profesional, Kenaikan Berat Badan Tetap Membuat Clara Tan Percaya Diri

Self love dan krisis percaya diri

Berbicara soal insecurity dan krisis percaya diri, hampir semua manusia pernah mengalaminya baik pria maupun wanita, dimana hal ini didominasi karena manusia cenderung melihat orang lain yang ‘lebih’ maupun merasa diri kurang dan tidak mampu. Insecurity merupakan perasaan yang diselimuti keraguan dan rendahnya rasa percaya diri yang diakibatkan oleh periwtiwa traumatis, krisis seperti perceraian atau kebangkrutan, dan juga faktor lingkungan yang akhirnya membuat orang menjadi tidak beryukur atas dirinya dan selalu membanding-bandingkan diri dengan orang lain padahal di dunia ini tidak ada yang sempurna. Apalagi semenjak lahirnya sosial media, dimana semua orang berlomba-lomba menampilkan kebahagiaan, semua orang bersaing untuk menjadi yang paling baik dan sempurna di depan publik untuk mendapatkan likes dan pujian di kolom komentar. Padahal apa yang dilihat di sosial media belum tentu sama dengan aslinya, ada  berbagai aplikasi edit foto maupun video yang bisa menyempurnakan tubuh dan wajah, dimana justru membuat manusia berbeda dari aslinya dengan menutupi sejuta keburukan yang ada dalam diri. 

Advertisement

Ketika semua orang berlomba-lomba untuk menampilkan sisi terbaik, seorang model yang mewakili Indonesia dalam ajang pencarian bakat Asia’s Next Top Model (ASNTM) season 5 tahun 2017 lalu, Clara Sutantio dalam akun instagramnya @clarasutantio beberapa waktu lalu justru memaparkan ketidaksempurnaan dirinya dengan foto yang diunggahnya dengan hashtag #ShowYourFlaws. Dalam postingan tersebut, ia mengatakan bahwa dia naik berat badan sebesar 17 kilogram, dia sebelumnya merasa insecure atas tubuhnya saat ini. Karena dia seharusnya adalah seorang model profesional, dimana pasti memiliki lekuk tubuh yang proporsional. Namun, di kondisinya saat ini Clara mengalami kenaikan berat badan sebesar 17 kilogram, dimana bukan jumlah yang sedikit, namun di kondisinya yang sekarang Clara berusaha mencintai diri apa adanya, “Karena apa yang kita lihat di instagram itu tidak asli, banyak sekali editan, memilih angle yang tepat, juga berbagai filter yang membawa orang terlihat sempurna, padahal tidak”, begitu tuturnya. Melalui postingan ini, ia juga mengajak para followersnya untuk menunjukkan ketidaksempurnaan dengan rasa percaya diri.

Postingan yang diunggah perempuan berdarah Tioghoa itu cukup menyita perhatian publik hingga laman instagramnya dibajiri ribuan komentar dari para netizen karena kepercayaan atas dirinya. Banyak orang yang kagum atas Clara, disaat semua orang berusaha untuk glow up dan memamerkan dirinya yang terkesan lebih sempurna, namun seorang model Internasional berani untuk memaparkan perubahan bentuk tubuhnya yang cukup signifikan, dimana tidak semua orang berani melakukannya. Ia dengan percaya diri memaparkan potret dirinya, tak segan-segan menunjukkan lipatan lemak di tubuhnya sekarang, tentu sangat kontras dengan tubuhnya beberapa tahun silam. Orang pada umumnya belum tentu berani melakukan hal seperti Clara, sebagian orang takut dicibir dan takut dipermalukan. Namun dengan postingan yang diunggahnya, ia mampu menjadi berkat bagi orang lain agar senantiasa bersyukur dan berani untuk memperlihatkan ketidaksempurnaan, karena semua itu wajar.

Sebelumnya, Clara bersama para wanita Indonesia lainnya juga ikut berpartisipasi dalam video yang diunggah di akun Instagram @cosmoindonesia, sebuah majalah gaya hidup wanita yang diterbitkan di Indonesia sejak 1997. Dalam video IGTV berjudul #CosmoBodyLove, ada berbagai wanita dengan ketdiaksempurnaan yang beragam. Mulai dari gemuk, kurus, berkulit hitam, berkulit putih, bahkan mempunyai vitiligo. Banyak diantara mereka yang awalnya sangat insecure dengan bagian tubuh mereka karena ‘society’ dan standar kecantikan di Indonesia yang seakan menyamaratakan semua kaum perempuan. Namun mereka menyadari bahwa apa yang ada dalam dirinya ada keunikan yang tidak dimiliki orang lain, yang menggiring mereka untuk mencintai ketidaksempurnaan tubuh yang dulu mereka benci bahkan sembunyikan dari orang lain.

Advertisement

Dalam video berdurasi delapan menit yang telah ditonton jutaan viewers tersebut bertujuan untuk mengedukasi agar para wanita mencintai diri dan tubuh mereka apa adanya. Clara dalam video terbebut mengatakan bahwa orang menyukai kita bukan karena badan atau fisik kita, namun ia percaya bahwa orang menyukainya karena personality. Ia menyadari bahwa beauty standards tidak bisa menjadi patokan untuk melihat kecantikan seseorang. kecantikan yang abadi ada dalam diri setiap perempuan yang memaknai. Buktinya, ada saja orang yang suka dengan orang yang hitam, gemuk, pendek, dan semua kriteria lainnya yang bukan menjadi standar kecantikan Indonesia. “Jadi, segemuk apapun kita, sejelek apapun kita, pasti ada sama kita, santai aja”, tuturnya. Bukan berarti gemuk, terlalu kurus, berkulit hitam itu sesuatu yang jelek dan harus disingkirkan.

Karena beauty standards yang ditetapkan, banyak wanita Indonesia yang melakukan segala sesuatu demi mencapai titik kecantikan yang dikatakan. Standar kecantikan  membuat manusia terganggu psikologisnya. Mereka menjadi insecure, minder, kehilangan jati diri, hingga tak sedikit yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Tak jarang diantara wanita memutuskan operasi plastik, diet ketat meski menyiksa diri untuk mendapatkan tubuh idaman dan memenuhi standar kecantikan, seperti yang dilakukan Clara sejak ia berusia 18 tahun. Dulu ia melakukan diet dan menahan kebahagiaannya dengan tidak makan-makanan lezat. Berbeda dengan sekarang saat ia menginjak usia 25 tahun, pola pikirnya sudah berubah. Ia sadar akan ketidaksempurnaan yang dimilikinya, dia sadar akan perubahan berat badan yang terjadi padanya seiring berkembangnya usia. Bagi Clara yang sekarang, kebahagiaan dan self love adalah yang terpenting.

Advertisement

Standar kecantikan di Indonesia sebagian besar mengatakan bahwa wanita yang cantik harus langsing, putih, mulus, dan statement-statement lainnya. Padahal, manusia lahir sangat multikultural dengan berbagai keunikan yang membuat masing-masing pribadi menjadi istimewa. Jika semua wanita memenuhi standar kecantikan, lantas apa yang membedakan satu sama lain, seakan tidak ada ciri khas yang indah dari setiap manusia karena manusia diciptakan sebagaimana mestinya dengan perbedaan genetik yang beragam. Jangan menjadi wanita terlalu terpaku pada beauty standards, sehingga melupakan bahwa semua perempuan itu cantik dengan versinya masing-masing.

Banyak diantara kita melupakan bahwa penerimaan diri merupakan kunci kesehatan mental. Memang, tak ada salahnya kita menampilkan sisi terbaik kita di hadapan publik, karena di sosial media apa yang kita tampilkan akan menjadi konsumsi publik. Wajar bila semua orang ingin dipuji karena keindahan dalam dirinya. Namun, jika kesempurnaan yang kita tampilkan malah membuat diri kita tersiksa, lantas apa value dari sekedar postingan instagram? Akan menjadi percuma bila apa yang kita pamerkan hanya pemuas diri semata. Akan menjadi sangat egois jika kita berlomba-lomba menjadi orang yang sempurna dengan sejuta kepalsuan untuk dicintai orang lain namun tidak mencintai dan mensyukuri ketidaksempurnaan yang kita miliki. Jika seorang model internasional bisa tetap percaya diri dengan perubahan dirinya dari penambahan berat badan yang dialami, kita juga harus bisa percaya diri dan menerima diri apa adanya, baik dan buruknya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE