#BeraniBaik – Berjibaku Dengan Diri Sendiri, Langkahku Beraktualisasi Melalui Konten Psikologi

Terus berbenah dan berkarya adalah caraku untuk beraktualisasi

Cerita ini bermula dari perasaan tidak berharga yang aku alami. Aku selalu merasa bahwa aku tertinggal. Aku berpikir bahwa aku tidak memiliki hal yang dapat aku banggakan. Aku terlalu sibuk melihat kesempurnaan yang ditampilkan oleh orang-orang, sampai lupa untuk melihat hal-hal yang aku miliki.

Advertisement

Sesungguhnya, aku menyadari bahwa aku tidak bisa hidup dalam perasaan rendah diri selamanya. Tenggelam dalam rasa rendah diri membuat hidupku tidak bahagia. Kalau dilihat dari Teori Hierarki Kebutuhan Manusia oleh Maslow, seseorang dapat mencapai kebahagiaan apabila dia mampu mengaktualisasikan dirinya. Perlahan, aku mencoba untuk mencari cara agar terlepas dari perasaan tidak berharga yang terus menghantui.

Aku kemudian dipertemukan dengan sebuah wadah yang sesungguhnya sudah begitu akrab denganku sejak lama, wadah itu bernama Hipwee. Aku memberanikan diri untuk memulai menulis dan mencurahkan tentang apa pun, sekalipun itu adalah hal yang mungkin kurang penting. Tapi dari situ, aku merasa ada sesuatu yang mengalir di dalam diri, yaitu sebuah perasaan senang dan bangga setiap kali tulisanku berhasil dirilis.

Aku tahu bahwa aku memiliki kerinduan yang begitu dalam untuk mengaktualisasikan diriku. Aku ingin memiliki kebebasan untuk mengekspresikan diri tanpa dikekang oleh ketakutan. Aku ingin menemukan diriku dan menjadi seperti yang aku mau.

Advertisement

Beberapa waktu setelahnya, aku mengikuti Master Class yang diadakan oleh Hipwee tentang pembuatan konten menggunakan Canva. Di sana, aku mendapatkan ilmu baru tentang cara pembuatan konten melalui desain visual. Menariknya, setiap peserta kemudian ditantang untuk membuat konten tentang apa pun menggunakan Canva, lalu mengunggahnya di Instagram. Di challenge itu, aku mengangkat tema Psikologi dengan ‘Komunikasi Asertif’ sebagai topik pembahasan. Tidak disangka, aku pun memenangkan challenge itu. Dari situ, aku merasa bahwa jalanku terbuka lebar dan aku bisa memulai langkah baru secara instan.

Tapi pada kenyataanya, minggu-minggu pertama menjadi content creator amatir di Instagram begitu membebani mentalku. Aku begitu takut terhadap pandangan orang-orang. Aku khawatir apabila ada yang menganggapku sok tahu tentang Psikologi. Terlebih, aku bukan mahasiswa di bidang ilmu tersebut. Dalam 1-3 minggu pertama, sempat terbesit di pikiran untuk berhenti dan menyerah. Aku merasa bahwa hal yang aku lakukan, yaitu membuat konten, tidak membawa manfaat untuk siapa pun. Tapi di sisi lain, aku juga tidak bisa membohongi diriku sendiri bahwa aku memiliki minat untuk mendalami ilmu Psikologi. Hal itu karena menurutku, memahami orang lain berdasarkan ilmu pengetahuan adalah hal yang menyenangkan. Dengan sekuat tenaga, aku berupaya melewati fase jatuh-bangunnya mentalku.

Advertisement

Sekuat apa pun aku berupaya, nyatanya aku tetap merasakan ketakutan, kekhawatiran, bahkan kelelahan luar biasa. Hal ini semakin buruk ketika aku mendapati konten yang aku buat tidak menunjukkan jumlah impresi dan likes yang aku harapkan. Jerih payahku dalam membuat konten, baik itu mengumpulkan bahan, mendesain, dan mengolah kata-kata, rasanya tidak terbayarkan. Aku merasa bahwa tidak seorang pun menyukai apa yang aku lakukan. Aku merasa bahwa aku tidak membawa manfaat. Lagi-lagi, perasaan putus asa menghinggapiku. Aku ingin berhenti dan menyerah.

Aku tenggelam dalam ketakutan dan kekhawatiran yang begitu dalam. Padahal, tidak ada seorang pun yang merendahkanku. Justru, keluarga dan teman-temanku memberikan dukungan penuh. Mereka mengapresiasiku. Bahkan, ada salah seorang teman lama mengirimi pesan pribadi padaku. Dia menyampaikan ucapan terima kasihnya dan merasa terbantu dengan informasi yang aku sampaikan melalui konten. Dia bahkan menyukai topik berat yang aku sampaikan secara ringan dan mudah dipahami. Ucapan darinya begitu sederhana, namun sungguh menguatkan hati. Pada akhirnya aku sadar, bahwa aku telah menciptakan realita palsu yang sesungguhnya tidak pernah terjadi.

Ingin aku ucapkan selamat kepada diriku sendiri. Aku bangga karena aku mampu melewati fase berat di waktu yang lalu. Kini, sudah dua bulan lamanya aku menjadi content creator pemula dan berhasil mendapatkan puluhan followers baru. Masih terbilang sedikit memang jika dibandingkan dengan content creator lainnya. Tapi, bukankah aku tidak sedang berlomba dengan orang lain? Aku hanya sedang berkompetisi dengan diriku sendiri. Terus berbenah dan berkarya adalah caraku untuk beraktualisasi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang mahasiswa tingkat akhir yang lagi skripsian. Suka berbagi informasi seputar kesehatan mental dan komunikasi interpersonal, serta hal-hal lain yang masih relevan. Lebih suka menuangkan isi kepala ke dalam tulisan karena lebih enak aja gitu.

CLOSE