#BeraniWujudkanMimpi-Keluargaku adalah Mimpi Pertamaku dan Aku Tak Pernah Menyerah Akan Mimpi Pertamaku.

Aku adalah mimpi Ayah ku dan Ibu adalah Pendorongku

Aku tak pernah tahu apa mimpiku, mimpi ku hanya ingin bisa bebas, sederhana dan klise. Ayah dan Ibuku adalah tokoh penting di dalam hidupku, tapi mereka penting saat ini, bukan dahulu. Aku tak pernah tau apa yang aku mau, aku berlari kesana kemari tanpa tau apa yang aku kejar. Aku tak tahu aku punya apa, aku hanya bermain, bermain, dan bermain. aku pergi sangat jauh, begitu jauh sampai orang lain berkata 'Apa yang kamu mau? Kamu mau kemana lagi?' Sampai aku ada di satu titik, dimana Alam membawa ku kembali pada Keluargaku. Alam memaksaku, mengurung aku, menghukum aku di keluarga yang dulu selalu aku hindari. 

Advertisement

Hari-hari itu sangat berat, untuk pertama kalinya aku diberi tanggung jawab yang dahulu tidak pernah aku terima, merawat ibuku. Ibu yang dulu sering memberikan luka di hati, kepedihan dan kepahitan, sekarang dengan tangan ini, kaki ini, dan seluruh tubuh aku harus mengasihi, mengasihi tanpa kepahitan. Setiap detik aku aku berteriak dengan suara bisu, aku ingin pergi, aku ingin lepas, tapi tanggung jawab menjadi pengikat antara aku dan ibuku.

Di masa sulit itu, di kesendirian, aku menemukan diriku yang lain, diriku yang sudah tidur terlalu lama. Diriku yang mengetuk sangat keras dan berkali kali untuk bisa menggantikan yang sudah ada. Aku membuka pintu itu dan membiarkannya mengambil alih diriku yang lama. Aku mulai menulis, menulis apapun, menulis tentang siapa pun. Haus ku telah sirna, laparku telah pergi. Kantuk ku menjauh. Aku mulai mencoba, mencoba membagi tulisanku.

Aku membagi nya melalui tangan tangan orang lain. Aku mengizinkan tulisanku dibaca orang lain. Tulisan ku adalah mimpi ku. Ia lahir di tengah tengah kepahitan dan kepedihan, memberiku hidup yang sudah lama aku cari.  Mimpi bisa datang dimana aja, mungkin tidak sekarang, mungkin juga tidak besok, tapi dia akan hadir di saat kamu sudah siap, dia tau kapan dia harus menhampiri mu.

Advertisement

Ayahku adalah sastrawan, dia tak pernah bangga menjadi sastrawan, dia selalu menolak apa yang dia miliki. Aku tak mengerti mengapa dia berhenti berkarya sampai kesudahannya. Saat ini jika dia ada dihadapanku, aku akan menyampaikan ini padanya “tulisan dan sastra juga memberi hidup, hidup yang tidak bisa diukur dengan uang”. Aku ingin mewujudkan mimpiku agar dia bisa melihat tidak ada yang salah dengan dirinya, dia hanya perlu terus berjalan, mencoba dan sampai garis finish.  

Sejak itu aku tak pernah menyerah akan mimpi pertamaku itu, aku mencoba terus tanpa takut gagal, tanpa takut omongan orang lain, tanpa rasa ragu aku berjalan, tersandung, jatuh dan bangkit lagi. Kisah ini menyampaikan jika mimpi mu tidak pernah terlalu jauh, dia ada sangat dekat dengan mu, kamu hanya perlu peka dan membuka diri untuk dia masuk dan bersinar. Mimpi mu ada dalam keluarga mu, ia hidup disana dan ia ingin kamu membawa nya, ia ingin kamu memberitahu dunia, jika apapun wujudnya, apapun bentuknya dia layak untuk diusahakan.

Seperti ada lagu yang mengatakan ‘Tuhan hanya sejauh Doa’, maka mimpi hanya sejauh keluarga. mulailah #BeraniWujudkanMimpi dan pamerkan pada dunia.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE