#BeraniWujudkanMimpi–Cukup Sudah Saya Bersembunyi di Balik Tirai Ketakutan

Saatnya melangkah untuk mewujudkan mimpi yang tertunda

Tak terasa sudah di penghujung tahun 2020. Jika melihat ke belakang banyak sekali hal “menakjubkan” yang terjadi. Pandemi Covid-19 merupakan sebuah “keajaiban” di tengah tahun yang mengerikan.   Pandemi ini menjadi sebuah penderitaan global. Penderitaan yang tanpa kita sadari membawa keajaiban yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Semua orang di seluruh dunia dipaksa untuk tinggal di dalam rumah, menerapkan protokol kesehatan, beragam kegiatan diarahkan secara daring.  

Advertisement

Di tengah pandemi, kita didorong untuk berpikir kritis dan kreatif agar dapat bertahan. Banyak inovasi yang muncul di berbagai bidang, seperti industri kreatif dan industri media digital semakin melejit. Anak muda berbondong-bondong mengikuti lomba dan membagikan pemikiran baru.  Keadaan ini justru mendorong manusia untuk belajar dan meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Seketika banyak orang menjadi lebih bertoleransi, menghargai, berbagi dan peduli karena perasaan senasib akibat pandemi. Banyak orang, termasuk saya, lebih mencintai dan mengenal diri sendiri. 

Semua ini menyadarkan saya untuk lebih peduli dan introspeksi diri. Lebih menyadari bahwa banyak hal kecil di sekitar yang berarti bagi hidup saya. Hal kecil yang dulu saya anggap biasa, ternyata sangat luar biasa dan berperan penting dalam hidup ini.    Di tengah pandemi ini, saya berpikir bagaimana membuat perubahan untuk dunia yang lebih baik. Sekecil apa pun itu. Saya mulai lebih banyak membaca buku dan menulis catatan dan cerita. Saya pun kembali membuka buku catatan harian saat kecil. Ini membuat saya tertawa. Wah, ternyata saya dulu seorang pemimpi.  

Saat kecil, saya mudah sekali menuliskan berbagai mimpi yang tampaknya mustahil, seperti bagaimana jika menciptakan mobil yang dapat mengemudi sendiri, menjadi chef ternama, atau mengelilingi dunia.   Itu adalah mimpi kecil saya, yang pasti sudah jauh berbeda dengan sekarang. Melihat teknologi semakin berkembang, banyak orang yang semakin berprestasi bahkan berhasil menyeberangi belahan dunia mendorong saya untuk maju.  

Advertisement

Jika ditanya orang, mimpi kamu apa? Yang terlintas di pikiran adalah membahagiakan orang-orang yang saya sayangi dan membanggakan mereka. Mungkin ada sejuta manusia yang memiliki mimpi sama seperti saya.  

Seiring berjalannya waktu, salah satu mimpi saya adalah menciptakan sebuah organisasi untuk membantu kaum difabel serta kaum kecil dalam menjalani kehidupan. Saya ingin agar anak-anak terlantar mendapat pendidikan dan mengembangkan bakat mereka. Sehingga, nantinya mereka  menjadi ‘emas’ bagi Indonesia dalam persaingan dunia. Terlebih di era industri 4.0, saya bermimpi bagaimana jika menciptakan suatu inovasi yang dapat memberdayakan semua kemampuan rakyat Indonesia, tanpa melihat ras, gender, dan kelas sosial.  

Advertisement

Mengapa? Karena saya melihat banyak orang di sekitar, yang saya temui, mengalami ketidakadilan, dan rakyat kecil kurang diperhatikan. Mereka bukan hanya hidup dalam kemiskinan tetapi juga diabaikan, bahkan mengalami stigma negatif. Saya ingin mengangkat hidup mereka menjadi berharga dan bermartabat.  Bagaimana saya bisa mewujudkan mimpi itu? Bagaimana jika itu bukanlah mimpi saya yang sebenarnya? Bagaimana jika saya salah mengambil langkah? Bagaimana jika mimpi itu dapat melukai orang lain? Bagaimana jika saya tidak mampu mempertahankan mimpi itu? Dan masih banyak kekhawatiran yang menyelimuti.  

Sebenarnya, menuliskan ini juga merupakan suatu kekhawatiran saya, takut dengan pandangan dunia luar. Kadang saya merasa putus asa terhadap mimpi saya. Saya bingung mimpi mana yang harus diwujudkan terlebih dahulu. Terbangun pada dini hari menjadi kebiasaan jika  kekhawatiran akan mimpi itu kunjung datang.  

Jelang Minggu terakhir Desember 2020, ibu saya memberi solusi yang sangat membantu. Katanya, setiap mimpi harus ditulis dan dikelompokkan: mimpi jangka pendek, mimpi jangka menengah, mimpi jangka panjang. Dan benar, setelah saya mengelompokkannya semuanya tampak lebih mudah dan ada semangat untuk mewujudkannya.  

“Write your dreams in a journal, notebook, card, or on a cork. When you pen down your dreams, inner strength and divine power is activated for your to work towards the fulfillment of your dreams.” (Lailah Gifty Akita)

Sekarang saya berani menaruh harapan lagi pada mimpi. Berani untuk bermimpi tinggi, karena mimpi itu ada sebagai bahan bakar dalam menjalani kerasnya hidup.  

“And, when you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it.” (Paulo Coelho, The Alchemist, 2014) 

Saya percaya semua yang saya alami merupakan petunjuk untuk mencapai mimpi itu. Selama pandemi, saya sering menonton film dan membaca buku, banyak sekali kalimat yang menohok dan menyadarkan bahwa kita harus berani bermimpi. Justru mimpi itu yang membuat hidup semakin menarik.  

Mimpi akan terwujud jika didukung dengan usaha, tekad, dan doa.  Nah, di sini saya tersadar, kehilangan dua hal penting, yaitu usaha dan tekad. Kadang saya sudah bertekad akan memulai, tetapi di tengah jalan berhenti karena merasa tidak mampu, minder, takut gagal, lalu berakhir dengan hasil yang setengah-setengah dan penyesalan.  

Saya lelah melakukan hal tersebut selama 17 tahun. Sudah cukup saya bersembunyi di balik tirai ketakutan, zona nyaman, dan perasaan menyesal. Sekarang saya akan berusaha dan berani melangkah keluar dari zona nyaman untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tertunda.   Saya memiliki orang-orang yang mendukung, selalu hadir bahkan di saat suka dan duka. Saya tidak ingin mengecewakan mereka. Justru mereka adalah tujuan dari mimpi  saya. 2021 akan segera menghampiri, apakah kalian akan terus menyimpan mimpi atau menjadikannya nyata?  

Membuat rencana adalah awal yang bagus untuk mimpi yang tertunda. Selanjutnya mari melangkah menuju rencana itu, walaupun hanya 1 cm, setidaknya kita sudah lebih dekat dengan mimpi. Takut gagal? Justru kegagalan membuat kita semakin kuat dan mencari cara bagaimana agar tidak mengulangi hal yang sama. Hal itu menjadikan kita lebih baik walau sedikit demi sedikit. 

 #BeraniWujudkanMimpi bukan hanya sekedar kata-kata namun semangat untuk menjadikan mimpi menjadi realitas di tahun 2021. Semua kecewa, patah, dan kegagalan di tahun 2020 menjadi modal untuk menghadapi tahun 2021.  

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE