#BeraniWujudkanMimpi-Delapan Tahun Perjalanan Mewujudkan Impianku!

Perjuangan menggapai mimpi

2012

Advertisement

Di tahun ini, saya lulus dari SMA favorit di Kota Cimahi. Ketika itu, impian terbesar saya adalah diterima sebagai mahasiswa di Universitas Indonesia. Semua jalur masuk UI saya coba dengan penuh semangat, tetapi takdir berkata lain, tidak ada satu pun jalur yang bisa menghantarkan saya menjadi mahasiswa UI.

Merenung dalam kegalauan, apa langkah selanjutnya yang harus saya ambil ketika itu? Tiba-tiba datang tawaran untuk melanjutkan kuliah di salah satu universitas swasta terbaik di Jakarta Barat melalui jalur beasiswa. Bebas biaya kuliah dari awal masuk hingga lulus. Selain bebas biaya kuliah, ada kesempatan untuk mengambil program double degree di salah satu universitas di Cihina. Dukungan dari keluarga dan para sahabat menyertai. Tidak pikir panjang, saya mengambil kesempatan itu dan akhirnya diterima. Saya mengambil jurusan Manajemen.

2013

Advertisement

Setahun berjalan, jujur saya tidak menikmati masa-masa kuliah di sana. Selain harus fokus menjadi mahasiswa terbaik sebagai penerima beasiswa, pun harus fokus mempersiapkan tes masuk Universitas Indonesia. Ya, saya memutuskan untuk mencoba kembali di tahun ke dua setelah lulus SMA. Saya adalah tipe orang yang akan sangat memperjuangkan sesuatu yang benar-benar saya impikan. Seperti halnya yang pertama, di kesempatan kedua ini semua jalur masuk UI saya ikuti. Apa hasilnya? Saya tetap tidak diterima.

2014

Advertisement

Terlintas dalam benak saya, apa mungkin karena saya tidak fokus 100% dalam mempersiapkan ujian tersebut? Apa karena fokus saya terbagi dengan kuliah? Setelah pertimbangan yang cukup matang, saya bertekad untuk keluar dari kampus tersebut, dan otomatis beasiswa saya dicabut. Alhasil, saya mengecewakan banyak pihak.

Nama saya di blacklist dari kampus, sahabat banyak yang kecewa, terlebih dari pihak keluarga. Namun, saya harus tetap maju dan mengambil kesempatan ketiga yang merupakan kesempatan terakhir menjadi mahasiswa UI. Usaha harus lebih keras dan doa harus lebih sungguh-sungguh. Setelah mengikuti tes terakhir, tiba waktunya pengumuman. Ketika itu saya yakin diterima karena sudah melakukan yang terbaik, tetapi apa yang terjadi? Gagal lagi, lagi, dan lagi.

2015

Amat sangat terpukul. Sudah tidak tahu lagi apa yang harus saya lakukan. Saya kembali ke Bandung tanpa rencana apa pun. Sama sekali tidak terpikirkan untuk melanjutkan kuliah lagi. Orangtua menyarankan untuk kerja daripada tidak ada kegiatan sama sekali. Saya menganggur selama satu tahun. Sampai pada akhirnya dukungan keluarga dan orang-orang terdekat menyadarkan saya untuk bangkit dan meraih masa depan cemerlang.

2016

Setelah melamar ke beberapa perusahaan, akhirnya saya diterima di sebuah perusahaan swasta di Bandung Barat. Saya sangat menikmati pekerjaan tersebut. Mempunyai rekan-rekan kerja yang baik. Setelah beberapa bulan bekerja, muncul rasa ingin kuliah lagi. Lalu saya kuliah di salah satu perguruan tinggi di Kota Bandung mengambil kelas karyawan.

Kali ini saya mengambil jurusan yang berbeda dari sebelumnya, yaitu jurusan Komputerisasi Akuntansi. Awalnya berjalan lancar. Namun ternyata, sangat sulit mengatur waktu kuliah dan kerja. Dikarenakan harus kerja lembur hingga larut malam, ditambah jarak kantor dan kampus sangat jauh. Saya tidak kuat menjalaninya dan akhirnya memutuskan untuk keluar kuliah dan memilih tetap bekerja.

2017

Di saat mulai pasrah pendidikan saya harus terhenti di bangku SMA, tiba-tiba dapat info dari seorang teman bahwa ada universitas negeri yang menawarkan fleksibilitas dalam perkuliahannya. Jarak dan waktu tidak akan menjadi hambatan karena dapat mengambil perkuliahan online. Semangat muncul kembali dan tidak mungkin melewatkan kesempatan bagus ini. Lagi-lagi berbeda dengan jurusan di kampus pertama dan kedua, di kampus ketiga saya mengambil jurusan Bisnis.

2018–2019

Ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Kuliah online tidak lebih mudah dari kuliah pada umumnya. Saya jatuh bangun melewati semuanya. Kesulitan mendapatkan teman diskusi perihal tugas kuliah, dosen yang sulit dihubungi karena saya mengambil jam kuliah sepulang kerja, dan pastinya kurangnya waktu untuk istirahat. Alhasil, saya mendapat nilai yang cukup buruk untuk sebagian besar mata kuliah. Namun, tidak serta merta membuat saya menyerah. Pokoknya saya harus bertahan. Jangan sampai harus kembali drop out dari kampus.

2020

Seiring berjalannya waktu, saya belajar untuk menyesuaikan diri dengan sistem perkuliahan online. Belajar mengatur waktu kuliah dengan kerja. Sampai pada akhirnya masa sulit itu bisa saya lewati. Diri saya mulai nyaman menjalaninya, nilai kuliah membaik, dan tentunya hati bahagia. Semuanya berjalan dengan menyenangkan.

Namun, ujian baru datang. Semuanya berubah karena pandemi Covid-19. Seperti kebanyakan perusahaan di Indonesia, perusahaan tempat saya bekerja terpaksa harus PHK karyawan-karyawannya, dan saya salah satu di antaranya. Kecewa dan sangat berat hati

Pagi, siang, dan malam memikirkan apa rencana saya selanjutnya? Lalu muncul ide untuk membuka usaha kuliner, ‘kan saya mahasiswa Bisnis. Ternyata tidak semudah yang dibayangkan, pandemi ini mempersulit pergerakan. Jangankan yang baru menjalankan bisnis, yang sudah lama pun banyak yang bangkrut. Memutuskan untuk beralih dari bisnis kuliner ke bisnis print on demand, dan saat ini saya sedang merintis bisnis tersebut. Bagaimanapun saya harus tetap berjuang karena harus membiayai kuliah dan membantu keuangan keluarga.

Semoga pandemi segera berakhir. Sehingga siap mengepakkan sayap lebih tinggi. Jangan pasrah dengan keadaan. Dan yang pasti harus #BeraniWujudkanMimpi

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE