#BeraniWujudkanMimpi-Impian Bapak Membeli Mobil Bukan Mimpi yang Mustahil, Sama Seperti Mimpi-Mimpi Lainnya.

Saat dulu kecil saya pernah menjumpai sebuah pertanyaan dari ibu-ibu tetangga, yang mana menanyakan saya bagaimana jika kira-kira bapak saya suatu saat nanti memiliki mobil? berbeda dengan orang kebanyakan yang langsung meng-amin-kan pertanyaan ataupun pernyataan baik, saya malah sontak menjawab "ya nggak bakalan mungkin lah orang kita miskin".

Seketika ibu-ibu yang lagi berkumpul saat itu memberikan reaksi yang beragam, ada yang ketawa ngekek mendengar jawaban saya, ada juga yang melihat saya sebagai pria kecil yang bitter dan tanpa optimistik, ada juga yang menasehati dengan "heh kamu gak miskin, kamu sederhana aja, siapa tau dari sederhana bisa kekumpul uangnya buat beli mobil" tapi tetap saja saya jawab "nggak mungkin kekumpul duitnya, orang kita mah miskin". Begitulah kiranya jawaban saya saat itu, dan saya pun menyepakati kalau saya memang bitter dan tidak optimis kalau bapak bisa membeli mobil.

Jawaban tersebut bukan tanpa sebab juga, pasalnya bapak ialah hanya seorang guru, yang mana saat itu gajinya tidak seberapa dibanding para tetangga lain disekitaran rumah yang bekerja swasta, terbilang rumah kami saat itu masih yang paling sederhana dan tidak banyak perubahan dari awal dibeli. Bisa diliat kesederhanaan kami dari lantai yang masih diplester dan ditutupi oleh plastik lantai yang bercorak seperti lantai, yang mana plastik tersebut sering sobek karena terseret pintu, atau malah karena saya iseng memainkannya, duh dasar, sudah ngaku miskin masih ngebebanin orang tua.

Belum lagi kalau diliat dari pergaulan anak-anak disekitaran rumah, saya termasuk anak yang selalu ketinggalan untuk dibelikan mainan, biasanya saya membeli mainan jika anak-anak lain sudah nyaris bosan dan hampir tidak musim lagi, ataupun paling mentok saya selalu dibelikan versi yang murah dari mainan tersebut. Misalnya saja mobil remote control yang mana teman-teman saya dipersenjatai oleh mobil besar ataupun bergaya offroad, saya malah dipersenjatai oleh mobil mini khas seperti milik Mr.Bean. Maka dari itu adegan mobil Mr.Bean yang gepeng dilindas tank disalah satu episodenya, sangat relatable dengan pengalaman saya dilindas oleh mobil remote control dari teman-teman tetangga.

Tapi untung saja hanya ada ibu yang mendengarkan ucapanku, tapi entahlah, mungkin ia turut menyampaikan ke bapak perihal ini. Setelah lebih dewasa saya hanya merasa bersalah pernah berucap hal tersebut, walau memang impian itu masih jauh saat itu, tapi bisa saja ucapanku tersebut dapat sangat menusuk atau bahkan mematahkan semangatnya.

Lalu setelah belasan tahun akhirnya bapak mempunyai mobil pertama yang nampaknya memang dia idam-idamkan, lambat laun saya diberitau oleh ibu, bahwa memang bapak mempunyai cita-cita untuk memiliki sebuah mobil, hal ini bisa dilihat dari frekuensi dirinya yang hampir dua hari sekali mencuci mobilnya, walau mobilnya tak bergeser sedikitpun dari garasi. Namun ini menambah kecurigaan saya kalau ibuk memang memberi kabar kepada bapak terkait ucapan saya waktu itu.

Walau terkesan saya kecil sangat tidak optimistik, tapi dulu sebenarnya saya sangat bercita-cita untuk menjadi pemain sepak bola layaknya Tsubasa ataupun Carlos Tevez, anehnya cita-cita saya lebih ndakik atau gak masuk akal ketimbang impian bapak yang hanya ingin membeli mobil, tapi kok ya saya bisa enggak percaya sama cita-cita orang lain.

Lalu setelah kejadian tersebut dan beragam pengalaman lainnya turut membentuk saya menjadi pribadi yang percaya sama mimpi saya juga mimpi orang lain. Saya juga percaya kalo kita memiliki mimpi ataupun tujuan yang besar, itu bakalan mengarahkan diri kita kepada tujuan kita. Misalnya aja kalo kamu punya mimpi pengen kuliah di Luar Negeri, pastinya kamu juga bakalan ngeusahain hal itu bukan? Kayak mulai belajar bahasa Inggris, mencoba nulis paper, sampai mengirimkan doa-doa supaya impianmu segera terwujud.

Selain itu kalau kita punya mimpi yang besar, hal itu juga berguna banget buat diri kita jadi lebih tangguh, rintangan-rintangan yang kita hadapin dijalan bakalan kerasa seperti bebatuan kecil, ini bukan kalimat-kalimat ndakik yaa. Misalnya aja kalau kita jatuh saat sedang berjalan dan menyebabkan kaki kita berdarah, pasti bakalan beda rasanya jika dibandingkan ketika kita seseorang yang ingin menjadi pemain sepak bola dan terjatuh di lapangan dan lecet berkali-kali bukan?

Seperti cinta, mimpi juga membuat kita rela sering terjatuh untuk meraihnya. Bahkan Lionel Messi pun seharusnya sudah mengurungkan niatnya menjadi pemain bola sejak dia di diagnosis mengalami masalah pertumbuhan, namun nyatanya tidak begitu, dan beruntung kita mengenal messi saat ini.

Nah konsep ini kira-kira yang saya dan mungkin banyak orang lain pegang dan merupakan alasan saya tetap bertahan hingga saat ini. Walaupun kondisi sedang sangat tidak mengenakan, baik itu perihal ekonomi, sosial, dan kesehatan, tetapi jika kita memiliki mimpi yang besar, ada kemungkinan masalah-masalah yang kita hadapi ini bakalan kerasa seperti sekedar lalu lalang saja.

Seperti jatuhnya para pemain bola, seperti kekalahan yang sering menghantui, dan bangkit lagi untuk pertandingan berikutnya, kita semua harusnya menerapkan hal itu di keseharian kita. Dan mungkin hal itu yang diterapkan oleh bapak hingga berhasil membeli mobil pertamanya, selamat ya pak sudah #BeraniWujudkanMimpi lamamu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Bukan penulis, tapi kebetulan senang berbagi pandangan lewat tulisan, tulisan saya lainnya bisa ditemui di untidaronline.com idstudentoutlook.com ataupun blog pribadi saya wkanaka.xyz