BeraniWujudkanMimpi-Perjuangan Seorang Mahasiswa Baru dalam Menentukan Segalanya.

perjuangan seorang maba dalam menentukan segalanya.

Kala mentari sudah menyinari jendela kamarku, aku bangun dari tempat tidur dan melihat kearah jendela kamar. Perjuangan meniti karir dari masa aku tidur sampai bangun kembali harus aku teruskan lagi, bagaimanapun perjuangan ku belum tuntas sampai di sini. Perjuangan seorang anak dari kampung yang ingin bisa membanggakan dan mengangkat derajat orang tuanya. Aku si anak tunggal yang memiliki harapan besar agar cita-citaku yang tinggi ini bisa terwujudkan. Semoga saja, semoga allah bisa menghendaki keinginan ku ini. Aami

Advertisement

Aku yang keseharian nya sendirian di rumah, ayah pergi bekerja di ladang sawah milik kami sendiri, dan ibu bekerja sebagai pembuat kue di rumah terdekat kami. Pagi-pagi aku membersihkan rumah dan halaman ku. Dan setelah kegiatan rumah terselesaikan dengan rapi dan benar barulah keseharianku yang lainnya ku kerjakan juga mulai dari membaca buku, berotak-atik ponsel sambal menonton animasi india “Uttaran” adalah keseharianku, mengotak-atik ponsel bukan berarti aku menghabiskan waktuku begitu saja, kadang aku membuka browser buat mencari informasi-informasi mengenai dunia perkuliahan yang akan aku tempuh, kadang aku suka beralih membuka Instagram untuk refreshing karena mumet.

Lagi-lagi hasrat ku menggelora setelah dengan saksama menonton serial pengharapan, perjuangan, pengorbanan cita-cita. Membuatku terharu. Seketika aku mulai menatap lamat-lamat kedalam diriku. Tentang cita-cita yang selama ini aku perjuangkan. Tentang impian yang kucintai mulai detik ini. Hasratku yang sangat besar untuk bisa menjadi anak yang mana bisa mengangkat derajat kedua orang tua.

Memang benar. Pada dasarnya cita-cita bukanlah sebuah angan-angan yang hanya di impikan saja. Tapi mencakup dengan pengorbanan, pengharapan, dan perjuangan. Bahkan tak tanggung-tanggung memaksa buiran air mata ini deras. Bersikukuh dengan prisnsip yang sudah tertanam dalam hati dan diri sendiri untuk bisa mewujudkannya.

Advertisement

Aku mengalami hal itu. Berlinang air mata yang deras di atas sajadah-Nya dan memohon keridhaan-Nya supaya Sang Kholiq Menghendaki semua doa’ku dan memberikan kelancaran di setiap langkah dan urusanku. Kadang aku suka berfikir apakah aku pantas nantinya bisa berada di posisi tersebut nantinya, apakah aku mampu, apakah aku bisa, apakah aku akan bisa sabar. Allah pasti menempatkan hamba-hambanya dimana hamba tersebut nantinya akan merasa bahagia. Karena allah tau yang terbaik buat hambanya.

Terkadang aku juga suka menyerah dan letih dengan semua ini, dengan pilihanku, memikirkan semuanya dan mengadukan pada yang Maha Kuasa. Aku mulai kompromi dengan diriku sendiri berdebat dengan hatiku. Memutuskan segalanya sebelum aku berkompromi dengan orang tuaku. Belajar yang membuuhkan proses Panjang, apalagi dimasa pandemic seperti ini, belajar yang belajar sendiri.

Advertisement

Mau bertanya yang pasti ujung-ujungnya nanya ke google ataupun youtube. Hilir mudik mencari sesuatu yang dapat dipelajari mulai dari hal terkecil, terdekat, terbesar apalagi dan hak yang jauh dari kita. Bercengkrama dengan penulis lan adalah hal yang menyenangkan. Kita bisa mendapatkan pencerahan sekaligus motivasi dari mereka. Mereka yang banyak memberikan ilmu dengan tulus. sampai aku berada di puncak ini. Memang aku belum sampai di puncak. Tapi sedidaknya aku sedikit demi sedikit merangkak ke puncak.

Nasihat, motivasi dan dukungan dari orang tuaku. Tidak akan pernah aku lupakan dan itu akan selalu menjadi prinsip hidupku dan selamanya akan selalu begitu. Orang tua ku selalu menasihati dengan kalimat “ carilah ilmu, kejarlah mimpi, dan jangan lupakan orang orang yang mencitaimu”. Disana saya bisa menyimpulkan bahwa yang harus di kejar adalah ilmu setelah kita mendapatkan ilmu yang kita dapatkan maka kita juga jangan lupa untuk mengamalkan ilmu tersebut, dan kerjarlah mimpi maksud dari mimpi tersebut adalah cita-citaku, jikalau kita sudah mencapai mimpi yang kita inginkan orang- orang yang mendekati kitapun pasti berkelas juga. Cinta akan memantasan segala-galanya, tergantung prinsip hidup kita juga.

Sekarang aku masih duduk di bangku kelas 2 SMA jurusan IPA. Orang bilang memilih itu hal yang sulit, dimana ketika dihadapkan pada suatu pilihan, entah mengapa kali ini menurut ku pilihan yang disuguhkan kepadaku serasa semua yang terbaik karena yang membeikan pilihan itu sendiri adalah  orang tuaku. Dalam hal memilih jurusan misalnya saya pribadi ingin mengambil jurusan ilmu keperawatan, sama Pendidikan inggris. Setelah aku berbicara dengan kedua orang tua ku mereka bilang apapun keputusan mu kami akan meridhai-Nya. Tapi terkadang di sisi lain mereka suka merubah keputusa mereka begitu saja.

Mayoritas anak SMA hanya ingin memilih tempat perkuliahan yang memang itu ternama, bukan lagi sesuai passion yang mereka inginkan, yang kemudian pada akhirnya mereka tidak mendapatkan apa-apa melainkan hanya kepuasan pribadi. Seperti halnya banyak yang lulus sarjana tapi nganggur ? tetapi disini bukan euphoria anak SMA itu yang kita bicarakan, melainkan tentang dualisme organisasi bahkan lebih yang saat ini banyak dilakukan, termasuk diri saya pribadi. Tidak ada yang salah ketika kita ingin melakukan dualisme tersebut. Namun memang ada beberapahal yang perlu kita perhatikan.

Kemampuan diri

Orang bialng amanah tidak akan salah memilih pundak, tetapi apakah pundak berhak untuk memilih amanah? Jawaban nya “YA”. Kita berhak memilih amana,  dengan cara apa? Dengan cara mengukur kemampuan diri kita sampai dimana, mempelajari potensi diri sendiri, karena dengan mengetahui itulah kita bisa mengukur kemampuan diri kita sendiri sampai sejauh mana kapasitas yang kita miliki untuk mengemban sebuah amanah. Tetapi dalam beberapa kesempatan, mengambil sebuah amanah untuk dijadikan sebuah pelajaran itupun diperlukan.

Jangan sampai kita dalam memilih sesuatu hal yang nantinya akan kita pikul sendiri amanah tersebut kita masih saja terbawa arus kesana kemari mengikuti alur teman, jangan! Karena itu akan membuat kita kedepannya semakin tidak benar. Mulai dari sekarang lakulan segala hal yang kamu senangi dan itu akan menjadi dampak yang baik bagi dirimu sendiri.

Manajemen waktu

Tak bisa dipungkiri ketika kita memutuskan untuk melakukan dualism organisasi, kitapun harus mengambil resiko atas apa yang kita putuskan. Inilah yang banyak terjadi dikalangan organisatoris saat ini, kita dituntut untuk bisa mengatur semua itu, memang pasti kita akan di hadapkan pada suatu keadaan yang menuntut kita untuk bisa memilih antara satu organisasi dengan organisasi yang lain, maka yang harus dilakukan adalah bagaimana kita bisa mengatur keduanya, dengan cara apa? Yaitu dengan mengarungi kegiatan-kegiatan yang bersifat kurang bermanfaat. Sehingga waktu tidak akan terbuang secara percuma.

Manajemen prioritas

Satu kendala yang dihadapi saat ini adalah bagaimana kita menempatkan prioritas terhadap apa yang kita pilih, sedikit ragu untuk menjelaskan hal ini, karena diri saya pribadi pun masih belum bisa dalam menempatkan prioritas. Tetapi dalam hal ini yang perlu kita perhatikan adalah dimanakah kita lebih dibutuhkan? Bukan berarti kita tidak tau porsi kita masing-masing, kitapun tau ditempat mana kita dibutuhkan. Pertanyaan nya berbalik pada diri sendiri.

Manejemen qalbu (hati)

Tentu saja inilah hal utama yang harus kita miliki, ketika kita memutuskan pilihan prioritas dalam dualism organisasi, akan banyak omongan-omongan ataupun sindiran-sindiran yang menganggap kita tidak bisa bertanggung jawab atas apa yang telah kita pilih dari awal. Hatilah yang akan diuji, sampai sejauh mana kita bisa mengendalikan hati ini, sehiingga kita bisa bertahan untuk tetap konsisten dengan apa yang kita pilih. Karena apabila hati ini belum bisa kendalikan, maka yang terjadi adalah kita malah akan meninggalkan semua yang telah kita pilih,yang berakibat pada semakin negatifnya fikiran orang lain terhadap kita.

#BeraniWujudkanMimpi – Tentang Perjuangan dan pilihan

#Sitiawaliah

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini