#JarakMengajarkanku Seberapa Jauh Jarak di antara Kita, Aku Akan Selalu Menunggu

Hey! Jangan resah begitu, kau tau? Kita hanya terpisah oleh jarak bukan berarti berpisah…

Sudah hampir satu tahun lamanya kita menjalani hubungan ini. Sendiri, itu yang ku rasakan tiap hari-hari ku dan selalu akan seperti itu. Tanpa hadirmu untuk menemani hari-hariku. Apa kamu begitu, merasakan hal sama? “Ah bukannya ini hanya sementara, kita pasti akan berjumpa, sudah pasti itu. When we’re home”. Selalu itu yang terucap di hati.

Advertisement

Namun rasa kesendirian itu akan sirna ketika aku bersama dengan keluargaku juga teman-temanku. Tidak pernah aku membayangkan hal ini akan terjadi. Lucu jika teringat kala itu, ketika masa SMA satu sekolah. Senin sore (15 Januari 2018, pukul 03:35 pm), memang saat itu sedang musim hujan di kotaku.  

*Piano notification*

Ada tiga pesan masuk darinya

Mau ujan ujanan? .

Kuyla, siap kah? Buruan tunggu depan.

Aku gabawa hp soalnya, keluar ya, otw.

Advertisement



Tak lama aku pun mendengar suara motornya dan aku lekas keluar melihatnya sungguh-sungguh datang. “Oh what! Are you insane?”

Mengendarai motor menerjang derasnya hujan dan menghiraukan kata orang yang melihat ketidakwarasan kami berdua. Berhentilah kami di tepi pantai, disaat senja dengan rintik hujan berbincang masa depan mengenai pendidikan selanjutnya hingga hampir pukul 06:00 pm.

“Mengapa d isaat seperti ini waktu berlalu cepat, andai aku bisa menghentikannya. Aku akan betah duduk disini bersama dirinya” dalam batinku.

Advertisement

Bulan per bulan terlewati hingga perpisahan sekolah. Saat itu aku frustasi karena tidak lolos di perguruan tinggi yang aku inginkan, begitu pula dirinya mendapati hal serupa denganku. Tapi kita berdua tidak menyerah begitu saja, senang sekali ketika ia menenangkan aku, kita sama-sama mendukung. Kemudian aku mengikuti tes masuk jalur sbmptn dan aku lolos, segera aku memberitahu nya. Ia senang mengetahui hal itu. Hari berikutnya aku selalu memberinya semangat untuk berlatih soal-soal. Seminggu kemudian tendengar kabar darinya bahwa ia lolos seleksi, dia diterima di AKMIL AL aku senang sekali namun aku juga sedih ketika mengetahui kenyataan bahwa kita akan terpisahkan oleh jarak Jakarta-Surabaya.

Di sini lah kisah LDR kami dimulai. Hari-hari sulit yang kualami, karena aku sungguh merindukannya. Bagaimana caranya? Ponsel saja tidak diperbolehkan dibawa 3 bulan lamanya.

Pukul 10:00pm, ada yang menelponku.

“Siapa telpon malam-malam gini?. Kulihat dan aku terima telpon itu, namun aku hanya terdiam.

“Selamat malam…” ucap seseorang yang menelponku. Kau tahu siapa itu? Ternyata itu telpon darinya. Ya Tuhan betapa senangnya hatiku bisa mendengar suaranya di kala hati dan diri ini benar-benar rindu. Kita berbicang selama 10 menit, ya begitulah adanya. Itu pun aku sangat bersyukur dia bisa menelponku dan member kabar. Aku sempat menangis, entah mengapa itu bisa terjadi.

Menunggu dan menunggu, berdoa tiada henti. Karena rindu ini semakin menggerutu ingin lekas bertemu dan menghabiskan waktu, berdua saja cukup.

Di saat hampir satu tahun kami menjalani hubungan ini, dia memberitahu bahwa akan ada pesiar. Betapa senangnya hatiku mendengar kabar itu, dan ia mengatakan padaku “Jangan resah begitu, kau tau? Kita hanya terpisah oleh jarak bukan berarti berpisah. Jangan nakal ya, aku pasti pulang. Tunggu aku”. Semakin tenangnya aku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hi, I'm Dea. I love the number 22. I was born in October on a hamlet. I like imagining what life was like hundreds of years ago. I don’t have blurry eyesight. My favorite thing in life is writing about life, specifically the parts of life concerning love. Because, as far as I'm concerned, love is absolutely everything.

CLOSE