#BeraniWujudkanMimpi-Jangan Berkecil Hati Jika Saat Ini Kau Belum Bisa Mewujudkan Mimpimu.

Kita tahu semua orang pasti mempunyai mimpi. Mimpi yang merupakan keinginan yang pastinya ingin diwujudkan. Impian itu ada yang murni berasal dari dalam diri dan sudah ada sejak kecil. Ada juga yang tumbuh seiring perkembangan pola pikir. Namun, dari semua mimpi yang menjadi impian setiap orang, pasti ada impian yang sangat diinginkan untuk diwujudkan.

Banyak orang yang mengimpikan diri menjadi seorang penulis. Saya pun sama. Saya mengimpikan menjadi seorang penulis yang piawai menulis dalam semua tulisan, fiksi atau nonfiksi. Impian saya bukan hanya sebagai penulis saja, tetapi menjadi penulis yang juga pembicara dalam berbagai seminar di dalam atau luar negeri.

Sebenarnya, impian menjadi seorang penulis mulai muncul sejak SD, ketika saya mulai dikenalkan dengan berbagai buku oleh orang tua. Buku yang sering saya baca adalah buku cerita fiksi tentang nabi, surga, dan neraka. Ada juga majalah Kartini, Femina yang dibaca belum pada usianya. Buku cerita karangan Enid Bilton tentang celengan babi yang paling sering dibuka saat itu serta beberapa dongeng lainnya. Sampai akhirnya keputusan ingin menjadi penulis membuat saya mulai menuliskan cerita-cerita saya ke dalam sebuah buku diary.

Kegiatan itu sempat terhenti beberapa tahun karena ada kegiatan lain yang menyita waktu dan tenaga. Zaman mulai maju, internet yang pada tahun 2006 begitu mahal untuk pekerja honor membuat saya diam-diam menggunakan fasilitas kantor untuk menulis secara digital. Saya mulai mengenal blog, membuatnya, dan mengisi blog di waktu senggang. 

Sejak saat itu, blog menjadi  diary kegiatan saya. Diary yang berupa buku berubah menjadi diary digital. Untuk sementara saya hanya menulis di blog. Tidak berhenti di sana, saya beberapa kali mencoba mengirimkan tulisan saya ke surat kabar lokal. Usaha saya belum memberikan hasil  sampai sekarang.

Saya mulai mengikuti kegiatan menulis untuk umum saat salah satu surat kabar mengadakan kompetisi menulis surat. Tulisan saya diapresiasi dan itu adalah hadiah pertama yang saya peroleh dalam bidang kepenulisan. Dalam beberapa kegiatan pusat perbukuan, yaitu perlombaan membuat pantun, saya mencoba untuk mengikutinya. Apresiasi yang saya dapatkan membuat saya termotivasi untuk menulis. 

Kegiatan itu terhenti kembali saat tugas sebagai pendidik bertambah banyak. Ditambah tugas kampus yang tidak bisa ditunda sedikit pun, saya hanya fokus menulis di blog. Menulis di blog membuat pikiran sedikit segar. Di tempat saya mengajar, saya membentuk klub menulis untuk anak yang terlihat berbakat dalam menulis. Dua tahun saya mencoba memfasilitasi kegiatan itu dengan ilmu kepenulisan yang sangat kurang.

Untuk mengatasi keinginan menulis, saya selalu mendapat email langganan dari beberapa penulis. Tulisan yang mereka kirimkan membuat semangat untuk berkarya. Sampai akhirnya saya memberanikan diri membuat tulisan di media sosial. Dengan tidak menghiraukan dibaca atau tidaknya tulisan saya, saya tetap menulis.

 

Akhirnya di tengah kegamangan, saya menemukan komunitas menulis. Saya mencoba untuk memberikan tulisan terbaik yang saya bisa. Dengan banyak kekurangan di sana-sini, saya terus menampilkan tulisan saya. Banyaknya like, komentar, dan share dari pembaca kadang memberikan semangat tersendiri bagi saya.

Namun, saya merasa banyak kekurangan dari tulisan saya. Komunitas yang membuat saya hampir setiap hari memposting tulisan di sana sebenarnya belum membuat saya nyaman. Tidak ada timbal balik yang sepadan yang saya harapkan di sana. Hal itulah yang membuat saya berdikari mencari ilmu lagi. Sekali lagi dan lagi saya mulai mengikuti perlombaan. 


Saya tahu dari beberapa pesan yang disampaikan oleh para penulis hebat bahwa yang bisa membantu seseorang untuk menjadi seorang penulis adalah dirinya sendiri. Modal dasar untuk menjadi seorang penulis hanyalah membaca dan terus menulis. 


Untuk mewujudkan mimpi itu saya akan terus menulis. Jika pun ada beberapa tulisan yang terekam dalam sebuah buku, itu adalah bonus untuk saya sebagai rekam jejak kehidupan nantinya. Yang jelas, saya berharap ada kemanfaatan dari setiap tulisan yang saya buat.


Mimpi yang hebat tidak akan terwujud tanpa usaha keras untuk mencapainya. Saya yakin, suatu saat saya bisa mewujudkannya.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Ibu dari 3 orang anak yang ingin terus menulis.