Berikut Kilas Sejarah Kampoeng Arab Pekojan dan Tujuh Bangunan Cagar Budaya

Kampoeng Arab Pekojan Memiliki Sejarah Panjang yang Tidak Terpisahkan dari Terbentuknya Kota Jakarta.

JAKARTA–Pekojan merupakan salah satu tempat atau perkampungan di Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, yang memiliki sejarah panjang yang tidak terpisahkan dari terbentuknya Kota Jakarta.

Advertisement

Pekojan adalah tempat masyarakat Arab dan India Muslim yang disebut KOJA, kemudian ditambah awalan PE dan akhiran AN maka jadilah PEKOJAN. Kemudian masyarakatnya adalah mayoritas Arab dan India Muslim. Sejarah dari Pekojan ini banyak lahir tokoh-tokoh agama dari etnis Arab, salah satunya adalah Mufdi Betawi/Jakarta yaitu Al Habib Usman Bin Yahya.

Dahulu sebelum Indonesia Merdeka Al Habib Usman Bin Yahya, menetapkan unsur-unsur Hari Besar Islam seperti menetapkan jatuhnya awal Ramadhan, jatuhnya Hari Raya Idul Fitri, jatuhnya Hari Raya Idul Adha, Hari Besar Yatim dan Hari Besar Islam lainnya.

Kolonial Belanda menetapkan bahwa di Pekojan ini menjadi Kampung Arab, untuk memudahkan Kolonial Belanda memanage/mengatur wilayah sehingga Pekojan ini ditetapkan menjadi Kampung Arab Pekojan.

Advertisement

Di Pekojan ini pula telah kedatangan satu orang Wali Besar (Wali Kutub) di Zamannya ialah Al Habib Ahmad Bin Muhammad Bin Hamzah Al Athos, beliau pendiri Musholla Adzawiyyah dan sumur yang setiap malam Nisfu Syaban dari mulai sore hingga Fajar disambungkan ke Sumur Zam-zam yang ada di Mekah. Pada saat mengajar atau Ta’lim di Musholla Adzawiyyah beliau telah di datangi Nabi Khidir As hingga tiga kali.

Ustad Kiki Basandid selaku Ketua Pengurus Masjid An Nawier, Kakeknya Habib Alwi Assegaf selaku Pengurus Langgar Tinggi, dan insya Allah kami akan terbitkan buku sejarah Ringkas ‘Kampung Arab Pekojan’.

Advertisement

Dan di sana Kapten Arab yang bernama Said Ahmad Basandid, beliau adalah salah satu kakek dari Ustad Kiki Basandid, beliau juga yang mengurus ketertiban dan keamanan masyarakat Arab.

Godi Arab yang bernama Sayyid / Habib Abdurahman Assegaf, beliau adalah Kakek dari Habib Ahmad Bin Alwi Assegaf, beliau diangkat oleh Belanda untuk mengurus kemaslahatan keagamaan, seperti pernikahan, warisan, harta peninggalan, dan kasta Arab serta hakim Arab.

Beliau juga mendirikan Sekolah Agama yang bernama “Jami’at Khair” setelah itu baru didirikan Yayasan Jami’at Khair yang sekarang keberadaannya ada di Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Sedangkan di sebelah sana juga ada Kampung Pecinan, Belanda juga menunjuk Kapten Cina, Hakim Cina, mereka juga yang akan bertanggung jawab di Kampung Cina.

Di Pekojan sendiri banyak gedung-gedung bersejarah diantaranya tempat peribadatan yang dianggap menjadi cagar budaya yaitu ada 7 Bangunan Cagar Budaya, 5 Masjid atau tempat peribadatan Muslim, dan 2 tempat peribadatan Cina yaitu Tepekong atau Wihara.

Diolah dari berbabagi sumber.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Independent writers, berbagi informasi politik, budaya, sosial, menyukai permainan catur dan penikmat kopi hitam tanpa gula

CLOSE