Berlibur Sehari Bersama Keluarga di Kota Tua

Selain museum dan bangunan-bangunan tua, wisata Kota Tua juga dipenuhi dengan berbagai macam hiburan.

Liburan tahun baru menjadi liburan yang paling dinantikan oleh semua orang. Tidak banyak yang perpergian ke negeri lain, namun tidak banyak juga yang menghabiskan masa liburanya di dalam negeri.  Saya sendiri, tidak memiliki rencana untuk berpegian jauh saat liburan pergantian tahun 2018-2019. 

Advertisement

 

Karena belum sempat mengunjungi tempat iconic  di Jakarta, Kota Tua, saya pun akhirnya memutuskan untuk pergi kesana. Alamat tempat ini sendiri terletak di Kawasa Jakarta Barat. Kalian yang tidak memiliki kendaaran pribadi bisa menggunakan communter line atau kereta listrik.

 

Advertisement

Meskipun terletak di panas dan ramainya kota Metropolitan, tempat ini selalu ramai pengunjung karena bangunan-bangunanya yang unik dan atraksi-atraksi yang ada di sana. Tak hanya warga lokal, banyak wisatawan Kota Tua berasal dari mancanegara. Saya pun memutuskan untuk pergi ke sana dengan keluarga saya. Kami pergi saat matahari sedang naik-naiknya, membuat kawasan itu terlihat lebih terik namun terbayarkan karena pemandangan bangunan-bangunan yang nampak “mahal” tersebut.

 

Advertisement

Tempat yang awalnya dikenal dengan nama Batavia ini, merupakan pusat perdagangan Asia pada zaman Belanda. Saat saya sampai di Kota tua, hal pertama yang menarik perhatian saya adalah tentunya bangunan-bangunan megah khas Belanda yang sudah berdiri selama ratusan tahun tersebut.  Kota tua yang kental dan identik dengan sejarah ini, menjadi salah satu destinasi wisatawan saat mengunjungi kota Jakarta.

 

Kawasan Kota Tua mencakup sebagian wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Pada sekitar tahun 1579 Masehi, terdapat kerajaan sunda dan sekitar abad ke 14 kerajaan itu pun mempunyai ibukota di Pakuan Pajajaran yang memiliki dua kawasan yaitu Banten dan Kalapa.  Pada tahun 1526, Raden Fatahillah dikirim oleh Kesultanan Demak untuk menyerang pelabuhan Sunda Kalapa.

 

Setelah berubah namanya menjadi Jayakarta pada tahun 1619, VOC  mengahancurkan kota tersebut dan setahun kemudian mereka memutuskan untuk membangun kota baru bernama Batavia. Pada tahun 1635, kota yang dibuat dengan gaya Belanda Eropa ini meluas ke daerah lain dan selesai dibangun pada tahun 1950 dan kala itu sempat berfungsi menjadi Kantor pusat VOC di Hindia Timur. Kota ini pun meluas lagi ke daerah Selatan.

 

Kemudian pada masa kedudukan Jepang pada tahun 1942, kota ini berubah nama menjadi Jakarta sekaligus menjadi ibu kota Indonesia. Nah, pada tahun 1972, Kota Tua resmi menjadi tempat warisan untuk melindungi arsitektur yang memiliki nilai bersejarah tinggi.

 

Tempat wisata ini sering dijadikan tempat kunjugan murid-murid sekolah, seperti murid-murid SMA yang saya temui pada saaat berkunjung disana. Banyak juga warga-warga yang duduk sore disana sambil menikmati makanan di Restoran Batavia. Tempat ini sangat unik karena merupakan salah satu tempat di mana bangunan peninggalan jaman Belanda berada. Tempat ini juga mengandung unsur sejarah yang kuat, membuat turis-turis tertarik untuk mengunjungi tempat ini. Harga yang dijual di daerah ini dapat dibilang tidak terlalu mahal dan terjangkau bagi pengunjung.

 

Bagi kalian yang ingin mengunjungi kota tua pada hari Senin, museum-museum sayangnya tidak dibuka. Saya sendiri pergi ke kota tua pada hari Senin tanpa mengetahui bahwa museum-museum yang terletak di daerah itu tutup. Sebagai gantinya, saya hanya berfoto-foto dengan orang-orang yang berdandan seperti prajurit dan berfoto didepan bangunan bangunan yang menawan tersebut.

 

Selain museum dan bangunan-bangunan tua, wisata Kota Tua juga dipenuhi dengan berbagai macam hiburan. Ada sepeda-sepeda ontel yang disewakan selama 15 menit untuk 30 ribu rupiah saja. Saya mengendari salah satu sepeda berwarna putih sambil membonceng adik saya. Penyewaan sepeda ini sudah termasuk menyewa topi ala noni Belanda lho.

 

Berkeliling daerah di depan Museum Fatahillah ditemani oleh matahari yang mulai besenyembunyi rasanya sangat refreshing, Ada juga orang-orang yang berdandan layaknya tentara Belanda dan beberapa pahlawan lainya. Kita bisa berfoto dengan mereka, namun jangan lupa memberi uang tip ya!

 

Jika kalian penasaran dengan mata uang zaman dulu, kalian bisa mengunjugi Museum Bank Mandiri dan Museum Bank Indonesia. Kalau kalian letih, istirahat saja di taman dalam. Terletak di dekat Museum Fatahilah, tempat ini didominasi oleh pohon-pohon rindang dan juga penjual-penjual makanan ringan dan pastinya kerak telor!

 

Tiket masuk Museum Fatahillah hanya dikenakan harga sebesar 2.000 rupiah untuk masuk. Museum ini buka pada hari Selasa hingga Minggu dari mulai jam 9.00 hingga jam 15.00. MBI bisa kalian kunjungi tanpa dikenakan biaya apapun pada 08.30 hingga 14.30 saat hari Selasa hingga Jumat.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE