#Bertepuksebelahtangan Kepadamu yang Membuat Hatiku Mengembang Kemudian Layu

Tapi ternyata cinta tak seindah yang aku kenang dulu.

Ketika, aku merasakan hadirnya cinta. Tapi ternyata cinta tak seindah yang aku kenang dulu. Aku bertemu kamu. Seorang lelaki yang lahir dan dibesarkan di Makassar. Aku menuliskan ini untuk mengenangmu.

Advertisement

Awal perkenalan kita dimulai bulan maret tahun 2018. Kau hadir disaat yang tepat. Disaat aku sedang sendiri dan lelah menanti seseorang yang bisa menggenapiku. Kau yang hadir di hidupku dengan perantara seorang teman baikku.

Entah kenapa aku merasa nyaman denganmu. Entah kenapa percakapan kita mengalir begitu saja. Kau tahu? Aku menyukai beberapa hal pengalamanmu. Menjadi seorang volunteer. Seorang pendaki. Penulis. Ahh, itu semua mimpiku. Aku ingin melakukannya tapi aku belum bisa mewujudkannya. Itu yang membuatku tertarik padamu.

Selain cerita dan kekonyolan kita, aku ingat kita pernah membicarakan tentang pulpen, pensil dan spidol yang saling cemburu. Itu menyenangkan bagiku, meskipun itu sangat aneh. Tapi, entahlah bagiku itu lucu. Atau mengenai foto jari kelingking untuk memastikan keaslian foto. Tapi kamu selalu tertawa jika aku memberimu fotoku dengan jari jempol dan telunjuk yang membentuk hati dengan mengatakan bahwa jariku jempol semua. Kita juga memiliki beberapa persamaan, atau hanya aku saja yang mengganggap kita satu frekuensi? Entahlah.

Advertisement

Hingga akhirnya aku datang ke kotamu dan kita bertemu. Aku masih ingat dengan jelas kejadian waktu itu. Kejadian yang sangat biasa dan umum dilakukan oleh sepasang muda-mudi di hari minggu malam. Kamu mengantar aku membeli beberapa barang, makan dan nonton film. Tak ada yang spesial sebenarnya, tapi itu menyenangkan bagiku. Semua hal tentangmu selalu menyenangkan. Sebelum, aku mulai merasa ada yang berbeda dengan perasaanku.

Perlahan, karena kesibukan, kamu jadi jarang menghubungiku. Sementara aku, menunggu dengan cemas bagaimana kabarmu. Bagaimana harimu? Apakah menyenangkan? Apakah pekerjaanmu lancar? Aku dilanda kegundahan karena aku telah menaruh hati kepadamu. Hingga, aku memberanikan diri menghubungimu duluan. Kamu pun membalas pesan-pesanku seperti biasa. Seperti tak ada apa-apa. Seperti baik-baik saja.

Advertisement

Hingga suatu hari, aku memberanikan diri mengutarakan secara tersirat mengenai perasaanku kepadamu. Tapi, apa yang aku dapatkan? Dari pesanmu kau bilang jika hatimu masih belum utuh seluruhnya. Juga, pintu hatimu masih belum terbuka sepenuhnya. Semenjak itu, jarak diantara kita semakin jauh.

Semakin hari, kamu semakin jarang menghubungiku. Dan aku juga tidak menghubungimu. Hari yang berlalu memberi banyak kesempatan bagi kesalahpahaman. Juga, informasi yang simpang siur membuat pemikiran kita menjadi begitu berlebihan. Membuatku berpikir yang seharusnya tak perlu dipikirkan. Dan membuatku menjadi perempuan yang begitu membenci jarak.

Hingga saat ini, aku begitu bersyukur telah mengenal sosokmu. Lelaki yang membuatku merasakan jatuh hati setelah patah hatiku yang lalu. Aku berterima kasih banyak kepadamu atas semua hal yang telah kita bagi bersama. Atas waktu yang telah engkau berikan untukku. Karena darimu, aku kembali mengenal warna-warni di hidupku yang telah lama pudar. Juga, kesakitan yang kembali kurasakan di hatiku, ketika kau ternyata tidak merasakan seperti apa yang aku rasakan.

Kau tak pernah memberikan sedikit hatimu kepadaku. Semua antusias itu hanya ada di awal perkenalan kita, yang semakin pudar seiring waktu. Ternyata, semua perhatian itu hanyalah basa-basi pengisi waktu luangmu.

Terima kasih, karena darimu aku belajar untuk tidak mengharapkan sesuatu kepada makhluk. Aku belajar untuk meminta kepada Sang Pemilik Hati sesungguhnya. Meskipun, itu bukan hatimu yang dipilihkan untukku. Aku belajar untuk mengikhlaskan perasaanku yang tak terbalas olehmu.

Kini, kamu sedang bersama dengan dia pilihan hatimu. Aku takkan mengusik hubungan kalian. Aku belajar untuk bahagia melihatmu bersama dengan dia pilihanmu. Aku selalu berdoa agar kamu bahagia bersamanya, dan dia bisa menjadi perempuan yang mampu menghebatkanmu. Aku belajar ikhlas untuk merelakanmu berada di dalam pelukannya. Dimana, aku hanya bisa memelukmu di dalam doa di sepertiga malamku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE