Bila Kuketuk Pintu Hatimu Itu, Akankah Kamu Bersedia untuk Membukanya?

Beberapa momen pamit telah kurasa. Tentunya takkan ada pamit bila sebelumnya tidak ada hadir.

Mungkin terlalu aneh bagimu dan sebagian orang ketika mendengar apa yang aku rasa, tapi aku berusaha untuk transparan mengenai hal ini. Berusaha jujur perihal isi hati.

Malam hari di mana ketika aku selalu merasa tak lagi memiliki alasan untuk masih menghidupkan hatiku, aku menemukanmu. Lalu kamu tak segan untuk hadir di malam berikutnya, malam selanjutnya, dan malam-malam seterusnya.

Aku dapat menyimpulkan kalau kita adalah orang yang serupa setelah saling berkisah masing-masing sejarah kita, yaitu sama-sama takut untuk memulai lagi. Takut untuk membangun harapan, takut bila angan yang terucap malah berakhir hanya sebagai kalimat yang tak pernah kunjung terjadi.

Klise memang. Kini malah kuharapkan kehadiranmu di sini. Juga aku berharap … aku bisa berada di sana. Berdiri di sampingmu walau tanpa harus berdekapan, atau sekadar saling menggenggam. Aku hanya ingin menatap matamu dalam-dalam dan menemukan apa yang kamu rasa dan kamu pikirkan tentangku.

Lucunya, diam-diam aku berharap semoga kamu tidak hilang. Walau memang kuakui akan terkesan aneh karena usia erat yang kita jalin masih terlalu dini.

Dan seperti yang kukatakan di awal. Pamit takkan ada bila tak pernah ada kehadiran. Untuk hadirmu itu … apa kamu akan pamit juga? Apa kamu hanya akan menjadi cerita singkat mengenai perpisahan yang bahkan tak pernah di awali pertemuan?

Kalau ditanya alasan mengapa aku merasa begini, aku juga tidak mengerti. Sesekali aku ingin menepis benak yang mulai terisi olehmu. Namun, biarlah begini. Biarlah mengalir hingga akhirnya aku menemukan bagaimana akhir dari kita. Berpisah atau akhirnya bertatap mesra.

Aku memang takut untuk menghidupkan hatiku lagi, tetapi aku juga tak ingin meredam paksa akan apa yang kurasa. Aku merasa hangat dengan percikan kecil yang kamu bagi.

Aku tahu banyak hal dari diri kita yang belum diselami dalam-dalam. Masih ada beberapa tempat tersembunyi, tergelap, terhampa yang mungkin tak saling kita ketahui. Yang mungkin saja akan kita temui dengan sendirinya dan menyebabkan pasang dan surut nantinya.

Kini, semakin banyak yang ingin kuketahui perihal dirimu. Termasuk penasaran tentang siapa yang kini tengah kamu kagumi.

Aku terpesona denganmu, tapi masih belum berani kusebut jatuh cinta. Mungkin aku terkesan berhati-hati. Namun, aku akan membiarkan benih ini tumbuh. Menunggu akankah berbuah manis, atau malah bertumbuh duri.

Aku tak ingin membebanimu. Andai perasaanmu memang peka, kuharap aku tidak membuatmu terganggu dengan semua yang kulontarkan tadi. Aku tidak akan menuntut apa pun padamu. Aku menyerahkan segalanya pada semesta. Entah Ia akan membawaku ke jalan mana. Entah kita akan didekatkan atau tidak.

Aku tidak ingin kamu hilang, tapi juga aku tak ingin memaksamu untuk tetap di sini. Setidaknya aku jujur pada diriku. Cukup untukku menerka-nerka. Jika nanti aku menemukan titik terang tentang kita, aku takkan memohon pada semesta agar menahanmu untuk tetap di sini walau sebenarnya aku sangat ingin kamu tinggal di sini.

Jikalau pun kamu pada akhirnya memang hanya menjadi kenangan, aku merasa bahagia karena pernah mengenalmu.

Namun, bila nanti aku dapat kesempatan untuk mencintaimu, aku tak ingin menjanjikan banyak hal. Tak ingin meninggikan hatimu hanya dengan kalimat tanpa pembuktian. Satu hal yang pasti dan harus kamu ketahui, aku berbeda dengan masa lalumu. Aku ingin menjadi perempuan yang memukau di hadapanmu dan membuktikan rasa cinta dengan caraku sendiri. Tak hanya omong kosong belaka. Aku pastikan anganmu takkan sia-sia karena aku juga menunggumu untuk datang.

Tetapi di balik itu semua, apakah jalan itu akan ada? Apa akan ada kesempatan untuk hal itu? Iya. Benar katamu. Biar saja ini mengalir sebagaimana adanya.

Lalu … bagaimana bila aku mengetuk pintu hatimu? Akankah kamu mengizinkanku masuk?


I wish I could lay down beside you when the day is done. And wake up to your face against the morning sun. But like everything Ive ever known, youll disappear one day. So Ill spend my whole life hiding my heart away.

I can spend my whole life hiding my heart away.

-Adele


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Berdarah Sunda & Betawi, berzodiak Leo, kurang lebih karakternya seperti Dorry di film Finding Dorry.