Seorang Ibu yang Hidup Sebatang Kara

Kisah ini dari pengalamanku yang bertemu dengan seorang nenek yang sedang sakit seorang diri tanpa ada yang merawatnya.

Sudah dua bulan yang lalu, ingatan itu sangat melekat dipikiranku. Ketika melihat nenek yang sakit dan tidak ada keluarga di sampingnya. Nenek itu memiliki anak tiga dan semuanya tidak ada yang tinggal bersamanya. Kini nenek itu masih hidup sebatang kara di sisa usianya.

Advertisement

Apakah setega itu anaknya, meninggalkan ibunya yang telah memberikan semua yang dimilikinya untuk dirinya lalu membiarkan ibunya menua tanpa memiliki apa-apa? Mengapa dia tidak ingat betapa besarnya kasih sayang ibunya yang telah merawat dan membesarkannya.

Pada pukul tujuh pagi di saat itu saya sedang keluar rumah untuk mencari udara segar. Dan saya bertemu tetangga saya yang sudah tua tersebut sedang keluar rumah untuk mengambil sesuatu. Nenek tersebut keluar menggunakan tongkat kayu sebagai alat bantu untuk berjalan. Nenek itu sudah lama tidak kuat untuk berjalan. Sehingga beliau menggunakan kayu untuk menopang tubuhnya ketika berjalan.

Nenek itu sangat ramah, dia menyapaku dan tersenyum. Lalu saya juga ikut tersenyum kepada nenek itu. Kemudian saya melanjutkan berjalan ke sawah untuk mencari udara segar. Dan nenek tersebut melanjutkan aktivitasnya yaitu menjemur kain di depan rumahnya. Dengan susah payah nenek itu berjalan sangat pelan agar tidak jatuh.

Advertisement

Namun ketika nenek itu hendak kembali kedalam rumah. Nenek itu terpeleset di depan pintu. Kemudian nenek itu terjatuh dan kepalanya terbentur sangat keras dengan pintu rumahnya. Suara benturan tersebut sampai terdengar di rumahku. Lalu warga di sekitarnya yang terdengar suara tersebut langsung bergegas untuk ke keluar.

Warga yang melihat nenek itu terjatuh langsung menolong nenek tersebut. Dikarenakan nenek itu tidak bisa berjalan. Semua orang yang ada di sana bersama-sama mengangkat tubuh nenek itu untuk dibawa kedalam rumah. Nenek itu hidup sebatang kara di rumah yang sangat sunyi itu. Semua anaknya pergi merantau dan jarang sekali pulang kerumah ibunya.

Advertisement

Ibu saya menelepon anaknya yang tinggal lumayan dekat dengan rumah nenek ini yaitu di Jombang tersebut untuk pulang. Dan memberitahukan bahwa ibunya habis terjatuh di rumah. Namun kata anaknya nenek itu tidak bisa pulang kerumah ibunya dikarenakan dia masih bekerja. Dan menantunya juga habis kehilangan anak di kandungannya. Sehingga anak nenek tersebut tidak bisa kerumah ibunya. Dan kedua anaknya nenek itu sedang di luar negeri. Jadi, anak nenek itu tidak pernah pulang.

Kasihan sekali melihat nenek itu tidak ada yang merawat. Beruntung sekali nenek itu dikelilingi orang-orang yang baik. Banyak warga yang bergantian merawat nenek tersebut. Ada yang menolong dengan membagi makanan, minuman bahkan ada yang menemaninya untuk membantu apa yang dibutuhkan nenek itu.

Setelah dua hari berlalu, kondisi nenek itu semakin parah. Karena nenek itu badanya lemas sehingga dia tidak mampu berjalan dan penyakit asmanya kambuh. Dan selama dua hari itu nenek itu terus berbaring di ranjangnya. Kemudian ibu saya yang tak tega melihat nenek itu kesakitan. Saya disuruh ibuku untuk menghubungi anak dari nenek itu untuk menjenguk keadaan ibunya yang semakin parah.

Akhirnya anak nenek itu besoknya bisa pulang kerumah nenek itu. Saat anaknya sampai dirumah nenek itu, dia langsung membawanya ke rumah sakit. Nenek itu dirawat dirumah sakit selama lima hari. Setelah sembuh dan boleh dibawa pulang. Kemudian nenek itu dibawa anaknya kerumahnya yang ada di Jombang.

Setelah seminggu berlalu, nenek itu tidak betah dirumah menantunya tersebut. Dan minta untuk pulang kerumahnya sendiri. Setelah perdebatan antara anak dan menantunya karena nenek itu ingin pulang. Akhirnya anak dari nenek itu mengantarnya pulang dan langsung kembali ke rumahnya yang di Jombang.

Beruntungnya nenek itu setiap bulan mendapatkan bantuan dari desa berupa sembako dan uang tunai. Jadi nenek itu bisa menggunakan uang tersebut untuk kebutuhan sehari-hari. Nenek itu sekarang sudah tidak bisa bekerja lagi di hanya bisa mengharapkan bantuan dari desa saja. Dan ada warga yang memberikan bantuan berupa masakan, uang dan lain-lain.

Sungguh tega sekali anak dari nenek itu dia mengejar kenikmatan dunia dan meninggalkan ibunya sebatang kara. Jika tidak bisa memberi uang yang lebih, sebaiknya cukup memberikan kabar dan menjenguknya saja pasti nenek itu sangat bahagia.

Jangan berpikir orang tua akan minta macem-macem dari anaknya yang telah bekerja. Mengetahui kalau hidup anaknya baik-baik saja sudahlah cukup membuat mereka bahagia. Mengapa anak itu tega sekali membiarkan hidup ibunya sebatang kara? Apakah karena malu mempunyai ibu seperti itu? ingat bahwa kita dilahirkan oleh ibu.

Semua anak seharusnya berbakti kepada kedua orang tua terutama kepada ibu. Mengapa seorang anak tidak bisa merawat seorang ibu yang sudah merawat dan membesarkannya. Kasih sayang seorang ibu itu sangat tulus dan tak terhingga. Di saat seorang anak yang sakit pasti ibu yang paling pertama yang ada dan sigap membantu anaknya.

Akan tetapi, mengapa anak tersebut tidak bisa berkunjung dan melihat kondisi ibunya. Ketika saya melihat seorang nenek yang hidup sendiri sangat prihatin sekali. Karena di usia yang sudah tua beliau tidak dikelilingi anak anaknya.

Seharusnya di masa tua dia bisa merasakan kehangatan dari keluarga yang dicintainya. Namun apalah daya takdir sudah berkata lain. Sehingga nenek itu harus menghabiskan sisa waktunya dengan kesunyian yang menyelimutinya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Dari Lamongan provinsi Jawa Timur. Alumni SMA Negeri 1 Babat. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Sebelas Maret. Instagram : @dellaafit_