Bukan Sekadar Merek, Vespa Sudah Jadi Gaya Hidup

vespa sebagai gaya hidup

Kesan elegan, hadir dari kendaraan bermotor merek Vespa. Tak heran jika banyak kalangan ingin memiliki kendaraan tersebut. Pembuatan Vespa secara masif oleh anak perusahaan Piaggio Grup menciptakan budaya baru yang tertanam hingga saat ini. Selama kurang lebih 70 tahun berada di jajaran industri otomotif dunia, kepopuleran Vespa tak lekang dimakan waktu.

Ekonomi prestiege dalam budaya konsumen, terletak pada benda-benda langka yang menuntut adanya investasi waktu, uang, dan pengetahuan untuk mendapat dan merawatnya. Klasifikasi dari status penggunanya dapat dilihat dari benda-benda yang mereka gunakan (Feathetstone, 2001). Memiliki kendaraan Vespa merupakan sebuah kebanggaan bagi pemiliknya. Mulai dari yang klasik hingga matic, Vespa bukan hanya sebagai kendaraan yang berguna untuk mengantar penggunanya ke berbagai tempat. Lebih dari itu, Vespa sudah menjadi hobi dan gaya hidup bagi penggunanya. Kendaraan bermotor tersebut berhasil menyatukan para pengendaranya yang akhirnya melahirkan berbagai komunitas di seluruh penjuru dunia. Hal tersebut dilambangkan dengan slogan para pecinta Vespa “Satu Vespa sejuta saudara”.

Indonesia memiliki komunitas Vespa dengan jumlah 40 ribuan pengguna. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar kedua di dunia setelah Italia. Komunitas Vespa terbentuk atas tujuan untuk mewadahi para penggemar kendaraan tersebut yang beberapa diantaranya tergolong menjadi penggemar fanatik.

Setiap kelompok dalam masyarakat akan berusaha untuk menunjukkan identitas atau ciri yang mereka miliki agar dilihat oleh kelompok lain. Hal tersebut membuat setiap kelompok berusaha untuk menciptakan identitas yang berbeda dari kelompok lain.

Clifford Geertz (1973) dalam teori Interpretatif Simbolik menjelaskan bahwa: Pertama, bagian dari kebudayaan terdiri dari makna dan simbol-simbol dalam sistem keteraturan. Kedua, melalui makna dan simbol, setiap individu melakukan komunikasi, interaksi, serta memantapkan dan mengembangkan pengetahuan mereka tentang kehidupan serta bagaimana cara menyikapinya. Ketiga, kebudayaan merupakan peralatan simbol untuk mengontrol perilaku individu maupun kelompok. Keempat, kebudayaan merupakan sistem simbol, di mana proses dari kebudayaan tersebut harus diinterpretasikan.   

Saat ini, berbagai komunitas Vespa lahir dari kalangan anak muda pengguna Vespa modern jenis matic. Memiliki desain ramping dengan variasi warna yang menarik, Vespa jenis ini begitu diminati terutama oleh kalangan anak muda. Beberapa komunitas Vespa modern yang tersebar di berbagai kota di Indonesia adalah Move Malang (Modern Vespa Chapter Malang), Move Solo (Modern Vespa Chapter Solo), Move Semarang, Scooter Vibes yang berasal dari Yogyakarta, dan Vespa Senja yang berasal dari Solo.

Berbagai komunitas tersebut menunjukkan identitas masing-masing melalui akun Instagram mereka. Beberapa kegiatan seperti riding mengelilingi kota, kumpul-kumpul atau kopdar (kopi darat) biasanya kerap dilakukan. Kegiatan lain seperti olahraga bersama dan kegiatan sosial berupa pembagian takjil ketika bulan ramadhan juga dilakukan. Kopdar atau kopi darat biasanya juga dilakukan dengan anggota komunitas lain. Semua kegiatan tersebut mereka tunjukkan melalui akun Instagram.

Kesan “keren” terlihat pada setiap anggota komunitas ketika sedang mengendarai Vespa mereka bersama-sama. Bagaimana tidak, outfit yang mereka gunakan merupakan barang-barang branded yang sedang digandrungi anak muda zaman sekarang. Penampilan tersebut juga ditunjang dengan aksesoris tambahan yaitu helm.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswi Ilmu Komunikasi - Universitas Muhammadiyah Surakarta