Bukti Cinta Beda Agama dan Romantisme Masa Lalu: Candi Plaosan

Jauh sebelum kisah cinta beda agama masa kini, problematika cinta beda keyakinan sudah ada sejak masa dinasti abad ke 9M saat bangsa Sanjaya berkuasa di bumi Jawa. Kisah ini adalah tentang dua anak manusia yang terlahir dari dinasti dan agama yang berbeda, Raja Rakai Pikatan yang beragama Hindu keturunan Wangsa Sanjaya, dan Ratu Pramodhawardani yang seorang Buddhist dari Wangsa Syailendra. 

Perbedaan ini sempat menimbulkan polemik karena dua dinasti besar sedang merebutkan kekuasaan tanah Jawa. Tentu Rakai Pikatan dan Pramodhawardani tahu betul persaingan ini akan semakin menghambat rasa kasih di antara mereka berdua. Alih-alih mundur, Rakai Pikatan justru tetap bersikeras mempersunting Pramodhawardani sebagai Ratunya. Rakai Pikatan ingin membuktikan bahwa meskipun berasal dari dinasti dan agama yang berbeda namun mereka tetap bisa bersatu dan hidup damai secara berdampingan. Pramodhawardani menyetujui dan akhirnya pernikahan tersebut menjadi nyata.  Pernikahan ini tercatat sebagai pernikahan pertama lintas agama, setelah dirunut tiga abad kemudian Ken Arok yang beragama Hindu mengawini Ken Dedes yang beragama Buddha dari tanah Timur Jawa. 

Bukti toleransi dua agama ini dibuktikan dengan dibangunnya candi-candi Hindu maupun Buddha di dalam wilayah kekuasaan Rakai Pikatan, salah satunya adalah Candi Plaosan yang saat itu digunakan sebagai tempat ibadah umat Buddha. 

Advertisement

Mengapa harus terpisahkan, jika bisa disatukan?

Candi Plaosan yang terletak di Kabupaten Klaten ini berdiri megah di antara persawahan. Walau belum semasyhur Prambanan, Candi Plaosan menawarkan keindahan dan ketenangan alami. Hanya dengan membayar tiket Rp 5000, pengunjung dapat berkeliling kompleks candi seluas 440 meter x 270 meter ini. Candi Plaosan sendiri dibagi menjadi dua, yakni Candi Plaosan Lor (utara) dan Candi Plaosan Kidul (selatan). Candi Plaosan Lor lebih luas dibandingkan wilayah Kidul yang hanya berjarak 20 meter. Memasuki komplek Candi Plaosan Lor, pengunjung akan disambut oleh dua arca Dwarapala yang saling berhadapan, Dwarapala sendiri dianggap sebagai penjaga. Wilayah Lor ini terdiri dari dua candi utama atau candi induk yang juga terletak di bagian utara dan selatan. Candi induk utara dipenuhi dengan relief yang menggambarkan seluruh tokohnya adalah Wanita, dan candi induk selatan reliefnya berupa tokoh laki-laki. Candi-candi induk ini dikelilingi oleh 116 stupa perwara dan 58 candi perwara yang sebagian sudah berupa reruntuhan akibat kondisi alam. Sedangkan komplek Candi Plaosan Kidul, diketahui belum memiliki candi induk, kondisinya hanya berupa stupa dan candi perwara saja yang sudah mengalami beberapa pemugaran.

Berjarak terpisah sekitar 1,5 km dari Candi Prambanan, lokasi Candi Plaosan ini sangat mudah ditemukan, petunjuk jalan pun cukup jelas memandu bagi pengunjung yang hendak kesana. Selain sebagai destinasi wisata yang cukup ciamik jika dijadikan postingan di media social, keberadaan candi ini menambahkan pengetahuan sejarah tentang cinta umat manusia beda agama dan berbeda dinasti yang dapat hidup berdampingan tanpa pergolakan serta tetap menjaga toleransi di antara keduanya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini