#CatatanAkhirTahun – Satu Klik yang Mendebarkan untuk Langkah Panjang di Tahun 2022

Dalam satu klik, statusku mungkin akan berubah menjadi mahasiswi. Lebih dari itu, satu klik yang mendebarkan memberiku banyak pelajaran.

Dalam satu klik hidupku akan berubah. Warna merah atau biru yang akan terpampang di layar hpku setelah satu klik yang mendebarkan ini, akan memberi arti tersendiri bagiku. Bukan merah berarti gagal atau biru berarti berhasil, tetapi bagaimana aku akan menjalani hari-hari yang akan datang. Hari-hari yang hingga 2022 akan membawaku kepada hal seperti ini atau tidak –  satu klik yang mendebarkan.

Advertisement

Januari, Februari, Maret, April, dan Mei pada tahun 2021 seolah tak punya cerita. Acara pengambilan foto untuk buku tahunan bahkan tak kuikuti, semua karena Juni. Seolah hanya Juni yang punya cerita, hanya Juni yang dinanti-nanti hingga masa kini terlalu berat untuk dijalani. Takut. Cemas. Khawatir.  Memang aku siap jadi orang dewasa?, tanyaku mewakili semua perasaan ini. Sebenarnya, yang aku takutkan adalah melepas status siswa SMA, oh C'mon bahkan aku tidak merasakan kisah- kasih seperti dalam lagu yang sering diputar saat reunian (Tapi makasih buat dia yang udah make eye contact but never talk, you are so mean for me).  Perang batin, lawan mager, ngedumel dalam hati karena dihadang pertanyaan, Kapan pengumuman? telah aku lewati. Sekarang saatnya Bung, guncangkan mereka dengan pengumuman ini.

Otot-ototku menegang, tak kuasa menstimulus persendian. Dag dig dug mengiringi jari yang bergerak entah bagaimana. Tangan kiriku terangkat, menutupi hampir seluruh muka dengan jari-jari yang terbuka. Sial, aku tak bisa melihat. Ternyata poniku telah mengambil pose, menjuntai menutupi hingga mata. Kutiup poniku hingga tersibak, menampakan kening yang didalamnya penuh dengan sejuta tanya. Lalu aku bershalawat, mencoba menenangkan hati dan pikiran, sementara tangan kananku menyusuri layar, berusaha melawan gemetar. Lihat disini.

Dengan jarak dua jengkal dari layar hp, aku bisa melihat tanpa menggunakan kacamata minus tiga. 

Advertisement

Warna-warni kisah SMA itu terasa seperti es teller depan sekolah. Terasa segar dan manis, tetapi apabila telah habis, tak menyisakan apapun selain candu. Ingin diceritakan terus menerus tanpa ada rasa bosan. Bagiku, SMA memberi begitu banyak pelajaran hidup, belajar tentang persahabatan, tentang bagaimana mengontrol kelabilan (xixiixixi :D). Lalu, apakah adil jika warna yang menyiratkan hasil SMBPTN ini mewakili warna-warni masa-masa indah itu?

Warna yang terpampang di depanku adalah biru.

Advertisement

Biru mungkin saja mewakili warna-warni kisah putih abu-abuku. Kisah yang menjadikan aku sebagai orang yang baru – yang dari luar terlihat tenang menghadapi apapun padahal aku hanya berusaha menjalani hari agar tidak terkesan drama (Hi semua orang berjuang untuk hidup masing-masing bukan?) –, ya seperti warna biru.

Biru mungkin saja tampak seperti membalas kesedihanku atas ketidakhadiranku di kelas sepuluh ( sering izin karena sakit) yang tak hanya membuatku tertinggal pelajaran, tetapi terasa ditinggal teman dekat, bahkan mampu membuatku merasa lebih baik sendiri. Aku memang bahagia dengan kelulusanku ini, tetapi aku tidak akan bisa belajar menjadi lebih baik jika kisahku di SMA hanya kisah bahagia. Seperti kata Pramoedya Ananta Toer, Kehidupan ini seimbang Tuan. Barangsiapa hanya memandang pada keceriaannya saja, dia orang gila. Barangsiapa memandang pada penderitaannya saja, dia sakit.

Juni 2021 mengabarkan kisah bahagia dengan penuh drama. Satu klik yang mendebarkan. Hingga bulan bulan berikut pada tahun yang sama dibanjiri cerita twibbon dengan tema yang sama. Masih saja mendebarkan. Mengunggah foto bukanlah hal yang mudah bagiku. Pada akhirnya aku memutuskan untuk mengunggah foto  bersama Bolu, sang Ratu Kucing di rumahku. Begitu juga dengan twibbon twibbon berikutnya.

September 2021, Bolu pergi meninggalkan aku. Tanpa ada kenagan terakhir. Hanya pergi begitu saja. Seolah Bolu berkata, Cari teman twibbon sana!. Benar saja, aku sulit membuka diri sehingga rasanya aneh saja untuk mengunggah foto bersama teman yang tidak begitu akrab.

Masih banyak bulan lain yang datang dengan tema yang sama. Hingga pada 2022, Januari mengabarkan kepadaku tentang bagaimana aku menyikapi warna biru. Memeriksa portal KHS empat kali sehari. Bayangkan Bung, duniaku terasa terguncang. Bahkan, semester depan aku akan mengikuti dua organisasi sekaligus. Sikat!. Empat kali sehari bahkan lebih, twibbon ini, twibbon itu, semuanya sikat!. Oh C’mon, hal yang seperti ini akan terus ada dalam hidup bukan?!

Tidak. Kelulusan SBMPTN bukanlah segalanya. Hasil UTBK tidak layak untuk menghakimi kisahku di SMA. Terasa seperti, pertanggungjawaban hasil UTBK (IPS) dan bagaimana aku menjalani hari sebagai maba adalah makna dari warna hasil UTBK yang sebenarnya. Satu klik  itu tidak adil untuk menentukan masa depan.

2022? Sudah puas, Bung. Aku akan berjuang di jurusanku ini. Satu klik yang mendebarkan itu mungkin akan ada lagi pada hari berikutnya. Januari 2022 memaksaku untuk chill, entah bagaimana 2022 tampaknya tidak akan memberi kisah Satu Klik yang Mendebarkan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang pelajar yang terus berproses meraih impiannya.