#CerpenHipwee Ariana dan Adriana

Si Kembar

Di suatu malam yang sangat dingin sekali di kota New York, tinggal sebuah keluarga yang sangat sederhana. Keluarga sederhana itu terdiri dari bapak, ibu, dan sepasang anak kembar mereka yang bernama Ariana dan Adriana. Mereka hidup sangat sederhana dengan uang yang secukupnya. Bapak mereka bekerja sebagai pegawai di salah satu perusahaan swasta di bidang HR Department , sedangkan ibunya sebagai guru SD. Anak- anak mereka masih sekolah SMP dan SD. Hidup mereka semuanya berjalan seperti biasanya. 

Advertisement

Sampai suatu ketika di malam yang sangat dingin itu di bulan Febuari, anak kembar mereka menghilang. Padahal, Ariana dan Adriana adalah anak-anak yang baik. Biasanya, begitu sudah selesai sekolah, mereka langsung pulang. Lantas, hal itu membuat keluarga mereka menjadi panik. Mereka sekeluarga sudah mencarinya di mana- mana tetapi hasilnya nihil.


“Halo, selamat malam, apa benar ini rumah temannya Ariana dan Adriana?”, kata orangtua Ariana dan Adriana di telepon dengan suara yang begitu panik.

“Iya, benar.” jawab orang tersebut yang merupakan mama Nia, teman si kembar.

“Bisa saya bicara dengan Nia, kami orangtua si kembar?”

“Iya, bisa. Sebentar saya panggilkan Nia dulu”.


Advertisement

Sambil menunggu Nia dipanggil ibunya, orangtua si kembar berdoa, mereka berharap Nia mengetahui keberadaan si kembar.


“Halo, ada yang bisa saya bantu?” Sahut Nia di ujung telepon.

“Iya, Nia. Tante sama om mau tanya, kamu tahu nggak si kembar kemana?”

“Nggak, Tante, om. Nia nggak tahu si kembar ke mana sehabis pulang sekolah.”

“Memang si kembar belum pulang-pulang juga ya, sampai jam segini?”

“Belum, Nia. Aduh, tante sama om jadi khawatir nih sama si kembar. Soalnya biasanya mereka langsung pulang ke rumah sehabis dari sekolah.”

Advertisement

“Maaf, tante, om, Nia nggak bisa bantu. Nia akan coba tanya ke beberapa teman dekat si kembar tentang keberadaan mereka.”

“Terima kasih ya, nak. Uda mau tante, om repotin untuk cari si kembar?”

“Iya, sama-sama, tante, om. Kalau gitu, Nia coba mulai tanya ke beberapa teman dekat si kembar, ya?”

“Iya, makasih, ya, nak. Bye”

“Bye.”


Beberapa hari kemudian, Nia kembali menghubungi orangtua si kembar.


“Halo, Nia. Bagaimana, kamu sudah mendapat kabar dari teman-teman dekat si kembar?”

“Mereka juga nggak tahu, tante, om, si kembar ada di mana.”

“Oh….” Sahut orangtua si kembar dengan lemas.

“Terima kasih ya, nak, kami sudah merepotkan Nia.”

“Nggak papa. Nanti kalau sudah ada berita tentang si kembar, bisa tante, om hubungin saya, soalnya saya dan teman-teman dekatnya si kembar juga khawatir?”

“Iya, bisa.”

“Sampai nanti ya, Nia?”

“Bye.”

“Bye.”


Sampai keesokkan sorenya, ada seorang tante- tante yang menelepon keluarga tersebut dan memberi tahu bahwa si kembar sedang di rawat di rumah sakit, karena kecelakaan.


“Halo, selamat sore, saya Angela. Saya mendapatkan nomor telepon ini dari handphone salah satu anak anda. Apa benar ini nomor telepon rumah Ariana dan Adriana?”

“Iya, benar.”

“Anak-anak anda sudah saya temukan. Tetapi, pada waktu saya temukan di jalan, sepertinya mereka korban tabrak lari.”

“APA????”

“Iya, tetapi, ibu dan bapak tenang saja, anak-anak sudah dibawa ke rumah sakit dan sekarang sudah dalam perawatan dokter.”

“Iya. Terima kasih, ya, nak, Angela. Kamu sudah begitu baik mau menolong dan mengantarkan mereka ke rumah sakit.”

“Iya, sama- sama.”


Setelah beberapa menit kemudian, setelah telepon ditutup, mendengar hal itu sontak seluruh keluarga besar si kembar menjadi panik. Mereka langsung menuju rumah sakit, dimana tempat si kembar dirawat. Setelah sampai di rumah sakit, keluarga besar si kembar tidak diperbolehkan masuk ke ruang ICU, karena si kembar sedang menjalankan operasi. 

Tetapi syukurlah setelah 8 jam si kembar menjalankan operasi, mereka siuman dan dipindahkan ke kamar biasa. Mereka sekeluarga langsung menemui dan melihat keadaan si kembar. Tetapi, sebelum masuk, suster dan dokter hanya memeperbolehkan keluarga inti saja yang masuk, dikarenakan oleh kondisi si kembar yang masih lemah. Keesokkan harinya, Nia dan beberapa teman dekat si kembar datang ke rumah sakit. Mereka membawaka beberapa ucapan ‘semoga, lekas sembuh’ dan beberapa bunga.


“Halo.”

“Bagaimana keadaan kalian? Sudah mendingan?”

“Sudah.”

“ Makasih ya, kalian sudah mau datang jauh-jauh untuk jenguk kita?”

“Iya sama-sama.”

“Oh iya, seluruh sekolah rindu sama kalian.”

“Hehe”

“Kapan kalian boleh keluar dari rumah sakit?”

“Besok, lusa.”

“Asikk.”

“Kalau begitu, kami pulang dulu ya. Istirahat yang banyak.”

“Ok. Bye”

“Bye.”


Mereka lega sekali mendengar bahwa Ariana dan Adriana sudah boleh pulang. Kini Ariana dan Adriana sudah bisa pulang ke rumah dan berkumpul bersama keluarga besar mereka. Mereka sekeluarga bahagia karena mereka dapat berkumpul bersama-sama lagi.

Orangtua si kembar sesekali mengingatkan ke keluarga besarnya, jika kondisi Ariana dan Adriana  belum pulih seutuhnya. Mereka harus banyak istirahat dan kontrol ke dokter selama satu bulan 2 kali seminggu untuk memastikan mereka benar-benar sudah sehat.

3 bulan kemudian, kesehatan mereka beransur-angsur pulih. Ariana dan Adriana sudah dapat menjalankan aktivitas mereka seperti biasanya. Mereka kembali bersekolah, les dan kumpul-kumpul dengan teman-temannya. 10 tahun berlalu, kini Amanda dan si kembar sudah kerja dan menikah. Kini, Ariana dan Adriana sudah memiliki keluarga dan tinggal di salah satu apartemen di New York.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE