#CerpenHipwee Dua Dunia Sonya (Part 1)

Hidup di dua dunia? Apakah itu mungkin?

Sonya adalah seorang gadis remaja SMA yang cerdas, ambisius, namun memiliki kepribadian yang introvert dan susah terbuka dengan orang lain. Saking ambisiusnya, keseharian Sonya hanya diisi dengan sekolah, bimbingan belajar, kemudian mengerjakan PR yang tidak pernah ada habisnya. Sonya juga jarang bergaul. Layaknya introvert lainnya, ia akan merasa sangat lelah jika harus terus berinteraksi dengan orang lain. Maka dari itu ia memilih untuk menjadi “anak rumahan”.

Sonya memiliki beberapa teman dekat, namun tetap saja mereka tidak mampu membuat Sonya keluar rumah. Menurutnya, lebih baik membaca satu novel tebal berkali-kali daripada harus pergi keluar rumah. Namun semuanya berubah ketika Sonya beberapa kali bermimpi dengan cerita yang berkaitan satu sama lain, meskipun pada waktu yang tidak berdekatan. Semakin sering ia tidur, semakin jelas “alur cerita” yang ada di dalam mimpi Sonya itu.


“Kenapa mimpi itu dateng lagi? Mana selalu nyambung, lagi. Ini sebenernya apa sih?”, gumam Sonya setelah  bangun dari tidur siangnya.

“Tapi seru juga sih. Hmm.. masih jam dua ternyata. Bimbel juga masih lama. Lanjut ahhh…”, dan Sonya kembali tidur siang.


Dua Dunia Sonya dimulai. Berbeda dengan kehidupan sehari-harinya. Di mimpinya, ia sudah menjadi mahasiswa. Bukan mahasiswa biasa, melainkan mahasiswa yang sudah memiliki karir sebagai seorang penyanyi. Ternyata selama ini—jauh di bawah alam sadar Sonya—ia selalu bermimpi untuk menjadi penyanyi. Sonya suka menyanyi, namun hanya sekadar suka menyanyi. Ia tidak percaya diri dengan suaranya. Ia juga bukan orang yang suka menjadi pusat perhatian. Sangat mustahil jika di kehidupan nyatanya ia bisa menjadi seorang penyanyi. Namun, hal-hal mustahil bisa saja terjadi di dalam bunga tidur kita, bukan?

Di dalam mimpinya, Sonya tetap bernama Sonya. Hanya saja, ia bukan Sonya yang hobi-nya di rumah saja! Ia berkuliah di UI, mahasiswa jurusan FISIP. Sangat jauh dari impiannya—seorang pengusaha yang berjualan dari rumah. Begitulah Sonya, entah ia bermusuhan dengan udara luar atau polusi, ia betul-betul tidak ingin keluar rumah! Ia percaya, dunia luar terlalu kejam. Makanya, lebih baik menghasilkan uang dan melakukan segala aktivitas dari rumah, ketika remaja seumuran Sonya lainnya ingin menjelajahi dunia.

“Sonya di dunia mimpi” adalah Sonya yang sangat populer. Ia menjadi viral karena video cover lagu di YouTube-nya mendapat respon positif hingga mencapai tiga juta penonton. Sonya seketika menjadi idola gadis-gadis lainnya karena selain ia pandai bernyanyi, ia juga mahir memetik gitar! Padahal aslinya, di rumah Sonya saja tidak pernah ada gitar! Hidup Sonya di mimpinya benar-benar terbalik 180 derajat dari kehidupannya di dunia nyata! Tapi nampaknya, Sonya mulai merasa nyaman menjadi “Sonya Sang Musisi”, bukan “Sonya Yang Suka Semedi”.


“Sonya…. bangun! Udah jam berapa ini? Gak mau berangkat bimbel?”, ucap Mama Sonya membangunkan Sonya dari tidur siangnya.

“Aduuh…”, rintih Sonya.

“Kenapa, Nak?”, tanya Mama Sonya yang mulai sedikit panik.

“Kepala Sonya sakit banget Ma… Aduhhh.. Perut Sonya juga nyeri banget…”, keluh Sonya.

“Ya ampun… kamu sakit, Nak? Ya sudah, hari ini gak usah bimbel dulu. Lanjut tidurnya ya.. agak malaman mama bangunin yaa buat makan malam”.

“Oke, Ma… Maaf yaa Ma hari ini Sonya gak bimbel…”.

“Gapapa, daripada di sana kenapa-kenapa. Lanjut tidurnya yaa. Mama mau masak sup ayam dulu buat kamu makan nanti. Biar badannya lebih enakan.”

“Makasih yaa, Ma…”


Sonya baru saja berbohong. Ia sebenarnya baik-baik saja. Sakit kepala dan nyeri perut yang ia keluhkan tadi hanyalah dalih agar bisa melanjutkan mimpinya. Sonya kembali melanjutkan tidurnya, seperti yang dianjurkan Mama-nya tadi. Semakin ia sering tidur, semakin ia sering bermimpi, semakin mahir pula Sonya “mengendalikan” mimpinya. Sebisa mungkin ia membuat hal-hal yang mustahil terjadi ketika berada di dunia nyata menjadi sebuah kemungkinan di “dunia kedua” Sonya ini.

Sonya terbangun dengan perasaan bahagia. Tapi di sisi lain, Sonya bingung, sebenarnya dia kenapa? Sonya membuka laptopnya dan membuka situs pencarian. Dengan segera ia mengetik “mengendalikan mimpi” dan muncullah kata “Lucid Dream”. Kemudian Sonya membaca segala informasi mengenai Lucid Dream ini.


“Lucid Dream….? Apa… ini kelebihan gue?? Keren juga gue bisa ngendaliin apa yang ada di mimpi gue. Ada istilahnya segala pula! Jangan sampe ada yang tau soal ini deh!”, ujar Sonya kepada dirinya sendiri.


Dua minggu berselang, bukannya berhenti, malah semakin menjadi-jadi. Sonya semakin sering berbohong kepada mama-nya kalau ia sakit, sehingga ia bisa bolos sekolah maupun bimbingan belajar. Sonya juga semakin menghayati perannya sebagai “Sonya Sang Musisi”. Karir bermusiknya semakin cemerlang—di dunia mimpinya. Berawal dari pensi ke pensi, hingga festival musik ia singgahi. Sonya benar-benar seorang superstar!……. di dalam mimpinya. Karena terlarut dengan mimpinya ini, Sonya mulai kehilangan kendali hingga tidak bisa lagi membedakan mana kenyataan dan mana khayalan, karena mimpi-mimpinya semakin terasa seperti nyata. Entah kata apa yang cocok untuk menggambarkan kondisi Sonya saat ini. Dalam sehari, Sonya bisa tidur sampai lima kali hanya demi melanjutkan kehidupannya sebagai superstar di mimpinya itu. Sonya semakin tidak mau bergaul, meskipun teman-temannya cemas.


“Sonya… lo kenapa sih akhir-akhir ini??? Kalo ada masalah, cerita… Weekend kita nonton bareng deh..”, ujar Alyssa—teman dekat Sonya.

“Ih, orang gue gapapa kok. Males ah. Sabtu minggu waktunya gue istirahat”, jawab Sonya sambil memalingkan mukanya dari Alyssa.

“Lo sakit, Nya? Udah cek ke dokter?”

“Gue gapapa Cha. Dari dulu gue emang gini, kan? Kayak baru kenal sama gue aja deh lo Cha.”

“Dari dulu kayak gini? Gak salah denger gue, Nya? Jelas-jelas sekarang lo jarang banget masuk sekolah. Lo juga udah gak se-ambis dulu. Mana Sonya yang terkenal ambis se-satu sekolah ini?? Lo beneran gapapa Nya?? Gue khawatir banget deh. Kalo lo ada masalah dan gak mau cerita ke gue, lo cerita aja ke nyokap lo yaa.. jangan dipendem sendiri..”


Mendengar perkataan Icha—nama pangilan Alyssa—tadi, Sonya mulai menyadari bahwa ada yang salah dari dirinya. Tetapi Sonya sudah terlanjur kecanduan. Di dunia keduanya itu, Sonya bisa melakukan apapun yang tidak bisa ia lakukan di dunia nyatanya. Sonya bimbang, namun ia betul-betul tidak mau meninggalkan dunia yang nyaman itu.

Sampai pada suatu hari, Sonya tidak keluar kamar dua hari berturut-turut. Mama Sonya mendapati anaknya tertidur sangat pulas di kasurnya itu. Mama Sonya mencoba untuk menggoyang-goyangkan badan Sonya, tetapi ia tidak merespon! Mama Sonya panik. Ia mengecek napas Sonya, dan ternyata Sonya masih bernapas dengan normal! Tetapi mengapa anaknya ini tidak mau bangun?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini