#CerpenHipwee – Untukmu yang Sudah Menemukan Seseorang yang Tulus Padamu, Jangan Pernah Kau Siakan!

Hari di Mana Aku Mulai Merindukanmu, Lelaki yang Tulus Mencintaiku

Jum'at, 29 Oktober 2021. Seperti biasa aku berada di toko milik ibuku, namun aku merasakan ada yang berbeda dihari itu. Perasaanku tak menentu, tapi aku mencoba menghiraukan dan meyakinkan pada diriku sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja. Hari itu terasa sangat lelah sekali, untuk itu aku mengatakan pada ibuku bahwa aku ingin pulang lebih awal sebelum adzan Maghrib.

Advertisement

Ketika aku sampai di rumah, saat akan bergegas ke belakang untuk bersiap-siap karena adzan Maghrib sudah berkumandang, tiba-tiba handphoneku berdering seperti ada notifikasi chat banyak sekali. Aku memutuskan untuk membukanya terlebih dahulu, karena mungkin ada sesuatu yang sangat penting.

Ternyata Reno yang mengirimiku pesan, kemudian aku buka lalu kubaca pesan darinya. Alangkah terkejutnya aku ketika pesan teks itu berisi bahwa Angga sudah tiada. Iya Angga, ia adalah lelaki yang mendekatiku dari lama, namun aku tidak menghiraukannya, karena status dia adalah seorang anak pesantren. Aku sempat terkejut mendengar kabar tersebut, namun aku langsung membalas pesan itu untuk tidak bercanda soal kematian, kemudian aku langsung menaruh handphoneku dan segera bergegas ke belakang untuk mengambil air wudhu. 

Setelah selesai shalat, entah mengapa tiba-tiba air mataku menetes begitu saja. Aku tahu aku menangis karena pesan teks yang dikirim Reno, walaupun aku membalas teks itu dengan berkata aku tidak percaya dan aku mengira bahwa Reno sedang bercanda. 

Setelah selesai shalat, aku duduk di pinggir dimana aku meletakkan handphoneku. 

Advertisement

Namun aku tidak mengambil handphone, karena terlalu takut akan balasan pesan teks dari Reno. Namun mau tidak mau aku harus membukanya, aku lihat Reno mengirimiku sebuah foto dimana Angga sudah tergeletak di atas kasur pasien di rumah sakit, tanpa memperlihatkan wajah dari Angga. Perasaanku sangat kacau saat itu karena antara percaya atau tidak karena Reno adalah teman Angga yang aku kenal adalah orang yang tidak mungkin bercanda soal itu.

Segera aku bergegas menuju ke rumah temanku yang kebetulan berada di samping rumahku. Temanku bernama Putri, ia sedang duduk di meja ruang tamu rumahnya, kemudian ia nampak bingung melihatku yang sudah menangis. Kemudian dia bertanya padaku, kamu kenapa menangis, ada apa? Lalu aku duduk disebelahnya dan menunjukkan isi pesan dari Reno. Setelah putri membaca, dia menyarankan aku untuk menelepon langsung Reno untuk memastikan kabar tersebut.

Advertisement

Namun aku mengatakan bahwa aku tidak mau melepon Reno karena terlalu gugup, akhirnya putri lah yang menelepon Reno. Ketika Reno mengangkat telepon dari putri, Reno langsung mengatakan bahwa jenazah Angga sedang berada dalam perjalanan pulang ke Pekalongan, karena pesantren Angga berada di Jawa timur. Reno langsung mengatakan hal itu padahal kami belum berkata sepatah kata pun. 

Sambil menangis aku bertanya pada Angga Mengapa bisa sampai seperti itu, bagaimana bisa terjadi, tolong katakan yang sejelas-jelasnya. Tanyaku. Kemudia Reno menjawab, Angga mengalami kecelakaan, saat kami melakukan perjalanan pulang dari Maulid Nabi, dan jenazah akan tiba besok pada pagi hari. Aku hanya duduk pasrah atas apa yang aku dengar.

Keesokan harinya aku tidak bisa langsung ke rumah Angga, karena harus ke kampus karena memang sudah jadwalnya. Kemudian pada keesokan harinya aku datang ke rumah Angga bersama dengan temanku, Putri. Ketika aku sampai di rumahnya aku langsung di peluk oleh ibu Angga, aku berusaha keras untuk tidak menangis saat itu, kemudian aku langsung diajak masuk ke dalam rumah dan mendapati kertas di dinding bertuliskan Angga bin Abdul Latif, saat itu aku tidak bisa menahan air mataku lagi, namun aku berusaha tetap tenang sembari menenangkan ibu Angga juga. 

Di sana aku bertemu dengan Reno, Reno adalah teman pesantren Angga, dia ikut mengantar jenazah Angga. Kemudian aku menghampiri Reno, Ren bagaimana ini bisa terjadi, apa yang harus aku lakukan setelah ini tanpa dia. Kemudian Angga menenangkanku, Sudah ikhlaskan, dia orang baik, itu sebabnya dia dipanggil terlebih dahulu oleh Tuhan. Kau adalah cinta pertama dan terakhirnya. Dia sering menulis namamu di setiap kitabnya. Kata Angga.

Kemudian Reno menceritakan semua betapa sangat spesialnya aku bagi Angga. Seketika aku sadar betapa tulusnya Angga mencintaiku dan aku ingat Angga sering sekali berkata bahwa setelah dia lulus dari pesantren, dia akan segera menikahiku tanpa berstatus berpacaran denganku. Aku mengingatnya sebagai lelaki yang sangat baik dan Sholeh, tidak heran mengapa dia pergi terlebih dahulu.

Tetapi tetap saja bagaimana bisa selama ini aku tidak menghiraukannya, yang hanya dibenakku saat itu apakah aku bisa hidup dengan rasa bersalah seperti ini. Namun aku sangat bahagia bisa mengenal lelaki yang sangat baik dan tulus padaku, karena pada akhirnya hidup tetap berjalan. Aku hanya berharap jika kehidupan selanjutnya memang ada, semoga aku dan Angga bisa bertemu lagi dan hidup bersama. Dan akan menjadi pasangan yang paling bahagia nantinya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Nama saya Ziyadatul Rizki mahasiswi IAIN Pekalongan semester 3, jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Editor

CLOSE