#CerpenHipwee Usaha dan Doa

Untuk makan sehari hari saja susah, eh punya impan terlalu tinggi.

Semua orang mempunyai kisah sendiri-sendiri. Ada yang bahagia dan ada pula yang sebaliknya. Namaku Hadi Kusuma. Aku berasal dari keluarga yang kurang mampu. Bapak dan ibu bekerja keras demi menghidupiku dan adik-adikku. Suatu hari aku lewat depan ibu-ibu yang sedang berkumpul. Mereka yang sedang asik ngobrol seketika diam sembari melihatku. Bahkan ada yang menyindir dengan ucapan

Advertisement


"Untuk makan sehari hari saja susah, eh punya impan terlalu tinggi."


Pemandangan dan suasana yang sama sekali tidak ingin aku lihat aku rasakan. Meskipun begitu, ku usahakan untuk tetap menyapa dan tersenyum kepada mereka. Walaupun aku tahu selepas pergiku,mereka akan membicarakan tentang keluargaku. Apa salah mempunyai impian dan keinginan yang tinggi? Bukankah setiap orang berhak berpendidikan setinggi mungkin? 

Bapak dan ibu sosok yang paling berharga di hidupku. Selalu sabar walaupun banyak hinaan dan cemohan. Padahal mereka diluar sana tidak tahu bagaimana perjuangan bapak dan ibu untuk menghidupi anak-anaknya. Aku salut, mereka tidak pernah ngeluh, mereka tidak pernah benci kepada orang-orang yang bahkan membencinya. Bapak selalu bilang

Advertisement


"Kamu boleh benci ucapannya, tapi jangan orangnya." 


Di malam yang sunyi, hanya ditemani suara jangkrik. Aku menghampiri bapak yang sedang memperbaiki sepeda ontelnya. 

Advertisement


"Pak, salah ya kalo aku punya impian untuk masuk keperguruan tinggi?"

"Kejarlah impian kamu, cita-cita kamu. Ucapan orang jadikan sebagai motivasi kamu untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. Dan buktikan dengan kemampuan kamu, kalau kamu bisa jadi orang hebat. Bapak percaya kamu bisa. Semangat nak,  jangan pantang menyerah. Ibu dan bapak selalu doain anak-anaknya menjadi orang yang sukses. Biar nanti tidak seperti bapak dan ibu.", jawab bapak.

"Tapi pak, Hadi capek denger omongan orang yang tidak-tidak kepada bapak dan ibu", sanggahku

"Sabar, jangan dimasukkin ke hati. Jangan dipikirin dan jangan jadikan beban."

"Hadi gak suka saja, mereka gak lihat perjuangan bapak dan ibu." Jawabku

"Hadi, dengerin bapak. Kamu laki-laki. Kamu harus kuat, kamu harus sabar, dan kamu harus jadi orang yang bertanggung jawab. Jangan hanya karena ucapan mereka, impian kamu terhalang. Jangan. Biarkan, saja mereka mau berpendapat seperti apa tentang keluarga kita. Yang bisa kita lakukan sekarang ya sabar. Dan kamu berusaha untuk bisa jadi apa yang kamu inginkan dan jangan lupa untuk selalu berdoa. Karena usaha tanpa doa percuma, dan doa tanpa usaha sama saja.", ucap bapak.

"Baik pak, Hadi akan berusaha dan berdoa untuk bisa jadi apa yang Hadi inginkan. Dan bisa banggain bapak dan ibu, biar orang-orang diluar sana tidak lagi menghina bapak dan ibu. Doain Hadi ya pak. Dan sehat selalu biar bisa lihat Hadi jadi sarjana", ucapku.

"Pasti", jawab bapak dengan tersenyum.


Hari kelulusan tiba. Dimana aku dan semua teman-teman tegang menunggu hasil kekulusan. Kepala sekolah bersiap membacakan hasil ujian nasional. 


"Untuk tahun ini kalian dinyatakan lulus semua."


Semua berteriak senang.


"Dan selanjutnya, bapak akan bacakan nilai tertinggi ujian nasional tahun ini. Dan nilai tertinggi ujian nasional kali ini adalah……. Hadi Kusuma. Silahkan Hadi untuk bisa maju ke depan"


Semua bertepuk tangan. 


"Emm assalamualaikum wr.wb.", ucapku dengan gerogi.

"Wa'alaikumussalam wr.wb.", jawab semua orang.

"Alhamdulillah alhamdulillah alhamdulillah. Hanya itu yang saat ini mewakili hati saya. Terima kasih kepada bapak dan ibu guru yang sudah memberikan ilmu kepada kita. Tak lupa bapak dan ibu dirumah. Terima kasih sudah jadi orang pendukung pertama untuk Hadi. Terima kasih. Mungkin ini saja yang bisa saya sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf. Wassalamualaikum wr.wb" ucapaku dengan tangis haru.


Sepulang pengumuman kelulusan. Aku langsung menghampiri bapak dan ibu yang sedang menemani adek bermain.


"Bapak ibu!!!", teriakku sambil nangis dan meluk mereka.

"Hadi kamu kenapa?", tanya ibu.

"Pak, buk. Hadi lulus dengan nilai terbaik."

"Alhamdulillah.", ucap bapak dan ibu bersamaan.

"Bapak bangga sama kamu. Terus rencana ke depannya mau gimana?" , tanya bapak

"Emm Hadi pingin ngelanjutin ke perguruan tinggi pak buk. Dan kabar gembira lagi, karena Hadi mendapatkan nilai terbaik disekolah, Hadi dapat beasiswa buat ngelanjutin ke perguruan tinggi pak buk.", jawabku

"Beneran Hadi? Alhamdulillah. Ibu bangga sekali nak. Bapak dan ibu pasti akan selalu mendukung dan mendoakan kamu. Kamu yang semangat yah kuliahnya.", ucap ibu

"Pasti buk. Hadi akan buktikan ke semua orang, kalau Hadi bisa jadi orang sukses banggain orangtua Hadi. Dan terimakasih ya pak buk, karena bapak dan ibu tidak pernah lelah untuk mendoakan Hadi dan selalu menjadi faktor utama Hadi untuk bisa meraih impian Hadi. Terima kasih pak buk.", ucapku kepada bapak dan ibu.

"Hadi, bapak dan ibu yang harusnya berterima kasih karena sudah diberikan anak yang baik, rajin, pintar dan patuh kepada orangtua. Bapak yakin kamu akan jadi orang sukses. Dan nanti jika sudah sukses tetap jadi Hadi bapak kenal rendah hati, selalu tersenyum. Dan sekarang kamu harus fokus untuk meraih keingianan kamu.", ucap bapak

"Baik pak. Terima kasih. Hadi sayang bapak dan ibu.", ucapku


Sekarang aku percaya, sesuatu yang dilakukan dengan niat dan usaha pasti tidak akan mengecewakan. Seperti kata pepatah usaha tidak akan menghianati hasil.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE