Untuk Kamu yang Sekarang Punya Pacar Beda Keyakinan Wajib untuk Baca Ini

Cinta Beda Agama dan Sabar Hati

Jika kita berbicara tentang rokok dan jatuh cinta, mereka mempunyai satu garis sebab yang sama, semua karena terbiasa. Cinta memang tak butuh sebab, tetapi ia butuh sebuah pembiasaan. Kita tidak hidup di jaman purbakala, saat manusia masih seperti binatang dalam memandang lawan jenis. Perkembangan pemikiran manusia membuat kita memiliki standar yang terus berkembang dalam jatuh cinta.

Advertisement

Setelah terbiasa, baik rokok maupun cinta mempunyai penyakit yang sama, candu. Layaknya orang kecanduan rokok, kecanduan cinta pun memiliki anomali. Candu membuat seseorang terguncang antara perasaan dan logikanya. Kepala dan hati tidak bisa berjalan sejalan. Karena kecanduan, seseorang pasti selalu memiliki pembenaran atas apa yang dilakukannya.

Cinta antar agama menjadi polemik perdebatan yang tidak ada habisnya. Seperti yang saya bilang di atas, cinta tidak bisa dipaksakan, walau pun berbeda keyakinan. Untuk saya pribadi, saya tidak akan melakukannya. Komitmen pada diri sendiri saya rasa sudah cukup kuat untuk menggugurkan perasaan hati kepada lawan jenis.

Terbukti, selama hidup saya menyukai wanita, apabila mengetahui ia berbeda keyakinan dengan saya, maka dengan sendirinya hati dan pikiran saya akan menggugurkan rasa cinta itu. Saya bukan menjelekkan apa yang berbeda keyakinan dengan saya, tetapi saya yakin jika rasa ini saya paksakan, maka tidak akan ada ujung yang baik menurut saya.

Advertisement

Tuhan Maha Asyik, menguji kita dengan cinta yang kuat, kepada orang yang tidak tepat. Pilihannya, kita bisa menjadi lebih dewasa atau terlena dengan ujian-Nya. Ialah yang Maha membolak-balikkan hati, terkadang kita merasa terguncang dengan kehidupan, tetapi kita suka lupa untuk kembali ke dalam diri kita untuk mencari jawaban.

Lalu bagaimana jika sudah terlanjur berpasangan? Saya hanya akan memberikan pandangan saya, bukan pakem yang harus dituruti atau suatu kebenaran yang pasti. Jatuh cinta memang tidak bisa dipaksakan, namun dengan kedewasaan, kamu bisa menentukan ke mana arah hidupmu akan berjalan.

Advertisement

Ya, kamu tidak bisa mengatur kamu jatuh cinta dengan siapa, tetapi kamu bisa menentukan untuk melanjutkan hubungan itu atau tidak. Semua sesuai kebijaksanaan masing-masing. Kamu bisa menentukan tujuan akhir dari hubungan tersebut dengan mempertanyakan, ke mana sih hubungan kita akan berakhir, Apakah kita sanggup?, Apakah kita berani untuk mengambil risiko?

Cinta tak melulu soal perasaan saja, juga hidup bukan masalah cinta-cintaan saja. Cinta butuh hal yang lebih dari hanya sekadar perasaan individu. Cinta tak boleh egois, dan cinta tak mesti dipaksakan. Mulailah berpikir untuk menyikapi cinta bukan hanya aku dan dia, tetapi aku, dia, masa depan, keluarga, dan lain sebagainya. Kita bukan lagi seperti “Bahagia itu kita yang ciptain, bukan mereka”, kita hidup di jaman yang lebih kompleks.

Cinta butuh pengorbanan, sama seperti merokok. Pengorbanan kenikmatan yang kita dapatkan harus berbanding dengan kerusakan badan yang akan kita terima. Tentu saja, perokok akan mengeluarkan segala alasan untuk membela dirinya, tetapi kenyataan tidak bisa dihindari. Sakit itu tidak bisa dihindarkan, namun, konsekuensi akibat dari perbuatan tersebut kembali lagi menjadi tanggung jawab individu masing-masing.

Bagaimana seseorang bisa memutuskan? Kembali ke orangnya masing-masing. Kalau kamu ingin keluar dari permasalahan cinta antar agama, mungkin kamu bisa menggunakan cara yang sama dengan saya berdamai dengan perpisahan. Yang harus diingat, hubungan yang berlanjut bukanlah tentang kamu dan dia saja, mari mundur sedikit untuk melihat gambar yang lebih luas.

Setelah mundur melihat gambar yang lebih luas, jabarkan segala suatu sebab akibat yang akan terjadi apabila hubungan ini dilanjutkan. Mulai dari aspek diri sendiri, aspek dia, keluarga, kehidupan rumah tangga, orang tua, dan lainnya. Setelah menjabarkan sebab akibat yang bisa terjadi, kamu boleh bersedih, karena di situ kamu akan menghadapi keputusan yang sulit, seperti mengandaskan hubungan yang telah kalian jalani.

Hubungan yang selesai, tidak akan ada apa-apanya daripada apa yang akan kalian hadapi kelak jika hubungan ini dilanjutkan. Permasalahan rumah tangga akan jauh lebih kompleks daripada galau-galau seharian di kamar meratapi segala kenangan bersama. Dan kalau saya, saya mempunyai tanggung jawab tersendiri terhadap Tuhan saya.

Di sinilah kedewasaan dan kebijaksanaan kita diuji. Menghadapi semua ini tidaklah mudah. Pasti ada air mata yang terjatuh saat berkelana dalam diri sendiri untuk memutuskan, tetapi jika memang berniat ingin terlepas dari kegundahan yang tiada hentinya, hal ini harus dilakukan. Dalam menjalani ini semua, saya ingat kata penyemangat dari tanah Sumbawa, Kalembo Ade, Kawan!, yang berarti, sabar hati, kawan!.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE