Tentang Perjalanan Panjangku Mengagumi dalam Diam, Kini Harus Berakhir dan Kupendam Sendiri

Mencoba membuka hati untuk orang baru selain dirimu sudah selalu aku usahakan. Namun nyatanya tak satupun ada yang bisa menggeserkan posisimu di hatiku yang terdalam. Bukan tidak ada yang bisa menggantikanmu, bisa saja memang orang yang selain kamu itu belum Tuhan hadirkan untukku. Bukankah jika Tuhan menginginkan dua hati untuk bersatu maka Tuhan akan menggerakkan hati keduanya? Bukan salah satunya? Jadi ketika hanya satu hati yang tergerak, aku meyakini bahwa memang bukan dia orangnya.

Advertisement

Sampai suatu ketika seseorang pernah berkata kepadaku:


Ungkapkan maka kamu akan mendapatkan dua jawaban, ya atau tidak. Atau pendam saja dan kamu hanya akan mendapatkan satu jawaban, tidak.


Semenjak saat itu aku mulai tersadar hingga pada akhirnya aku berjanji untuk menjadi lebih tegas kepada diriku sendiri, jika aku tidak sampai hati untuk mengungkapkan mungkin memang sudah saatnya untuk segala rasa akan ku akhiri dan kupendam dalam-dalam.

Advertisement

Aku yang dulu selalu menyelipkan namamu di setiap harap baik yang aku panjatkan kepada Tuhan, kini perlahan mencoba menjadi aku yang meminta kepada Tuhan agar segala rasa yang aku pendam kepadamu untuk lebih baik dihilangkan. 

Sejauh ini aku tidak pernah menyesali pertemuanku denganmu, karena bertemu denganmu telah menjauhkan dan menyelamatkanku dari cinta yang salah yang hampir saja aku jadikan rumah. Bertemu denganmu juga telah menunjukkan kepadaku banyak hal buruk yang semestinya memang harus enyah.

Advertisement

Terimakasih untuk tiga tahun yang semenjak mengenalmu ternyata telah menjadikanku wanita mandiri yang selalu bisa melakukan apapun seorang diri. Terimakasih kamu pernah menjadi salah satu sahabat, mentor, dan pendengar serta penasihat terbaikku. Terimakasih juga karena kamu sempat memilihku menjadi salah satu orang yang kamu tuju ketika kamu ingin meluapkan segala keluh kesah. 

Sekarang aku menyadari, ternyata ketika aku mencoba ikhlas melepas, Tuhan menghadirkan orang selainmu yang mampu membuatku melupakanmu dengan tidak hanya sepintas. Tapi kali ini aku tidak akan pernah berharap lebih kepada manusia, apalagi meninggikan ekspektasi tentang harap yang belum ada kepastiannya. Karena manusia hanya bisa berencana, tetapi Tuhan yang menentukan. Manusia yang menerka nerka Tuhan yang menetapkan. Inginnya manusia belum tentu baik tapi pilihan Tuhan sudah pasti yang terbaik. 

Aku juga tidak akan pernah lelah untuk berdoa, karena aku percaya bahwa di setiap tangan yang menengadah dan meminta tidak akan pernah Tuhan biarkan kembali dengan hampa.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Writing...

CLOSE