#RemajaBicaraKespro-Cinta Pertama di Masa Remaja yang Indah… Meskipun Gagal

Cinta pertama selalu tak terlupakan

Cerita ini dimulai ketika aku menduduki tingkat pertama di Sekolah Menengah Pertama. Sebelumnya aku adalah orang yang bisa dibilang tertutup terutama masalah percintaan. Terlebih saat itu menurutku usiaku masih belum tepat untuk membangun hubungan yang serius. Ya walaupun kulihat yang lain banyak yang sudah memiliki pasangan masing-masing.

Advertisement

Aku sendiri beranggapan bahwa aku tidak mengenalinya sebagai kencan yang serius karena berkumpulnya mereka merupakan tren saling menyukai lawan jenis di kalangan remaja yang lumrah. Saat itu aku mengagumi seorang perempuan yang sebelumnya belum aku kenal sama sekali. Kebetulan kelas kami berdampingan satu sama lain sehingga aku memiliki banyak kesempatan untuk melihatnya.

Masalah mengagumi seorang perempuan, sebelumnya aku sudah sering mengalaminya sebenarnya. Namun itu hanya terlintas dari wajahnya yang teramat cantik. Itu pun memang bisa dikatakan seseorang tersebut kembangnya dari suatu komunitas tertentu sehingga pantas untuk dikagumi oleh banyak laki-laki, salah satunya aku sendiri.

Sebagai wujud perkembangan, perlahan aku mulai memiliki seleraku terhadap perempuan yang akan menjadi pasanganku nanti. Perempuan yang seperti apa yang termasuk idamanku, mulai dari fisik ataupun karakternya. Seiring selera yang kutemui, aku menemukannya pada perempuan di kelas sebelahku tersebut.

Advertisement

Singkat cerita, di tingkat kedua tepatnya kelas 8 SMP kami ditakdirkan untuk berada dalam satu kelas yang sama, kelas 8F saat itu. Masih kuingat karena nama dia pun memiliki awalan F, Fuzy namanya.

Kesempatan yang aku miliki saat itu untuk bersama dia terbilang kurang aku manfaatkan jika berbicara masalah hubungan yang jelas. Namun dari segi perkenalan, di waktu tersebut kami benar-benar mulai mengenal satu sama lain.

Advertisement

Sebetulnya kami adalah saingan berat di kelas. Ya, itu menunjukan salah satu seleraku bahwa aku menyukai perempuan yang pintar. Banyak waktu yang dihabiskan bersama dengan alih-alih mengerjakan suatu tugas. Padahal diam-diam aku pasti curi-curi untuk bisa memandangnya atau bahkan memegang tangannya untuk sesekali ketika bercanda.

Seiring berjalannya waktu, rasaku semakin mengental. Sebagai remaja, aku mulai membangun daya tarik pada diriku. Saat itu yang namanya perubahan pada fisik mulai kurasa, terutama yang menonjol saat itu adalah masalah jerawat yang mulai bermunculan di wajahku ataupun di bagian tubuh lainnya.

Sebagaimana kita tahu, banyak remaja yang pubertas memerhatikan perubahan fisik pada tubuhnya. Itulah yang mulai kurasakan saat itu. Bahkan aku mulai memiliki keinginan untuk tampil menarik terutama ketika bersama dengannya. Terlebih saat itu kami berada di kelas yang sama dengan kursi yang berdampingan pula.

Benar-benar masa remaja yang indah bagiku. Siang bak dihiasi bunga-bunga dan malam bak diselimuti bintang-bintang. Begitulah remaja kalau sedang mengalami rasanya cinta. Rasa yang sudah berubah di mana tidak lagi merasa sebagai anak kecil karena beberapa perubahan yang aku rasakan.

Bahkan saat itu yang sebelumnya aku merupakan orang yang aktif dalam dunia tarik suara mulai merasa tidak percaya diri dengan suaraku yang mulai berubah karena kurasa aku sudah menginjak masa remaja ini. Hal tersebut sangat mendukung bahwa yang aku rasakan saat itu merupakan benar-benar cinta, bukan sekadar kagum semata.

Tak terasa habis sudah waktuku di kelas 8 dan kini kami berada di kelas yang berbeda, tetapi masih berdampingan satu sama lain. Memang benar masa remaja masa yang dipenuhi rasa penasaran.

Saat itu karena melihat maraknya orang berpacaran aku pun sangat penasaran bagaimana rasanya berpacaran. Dengan melihat perempuan yang sama, aku memikirkan ulang masa-masa yang telah kami lalui bersama. Kurasa bukan hanya aku saja yang menyukai dia, tetapi dia juga sebaliknya.

Lantas kuberanikan diri untuk mengatakan yang sejujurnya kepada dia. Aku mendengar bahwa dia juga mencintaiku, kagum terhadap kepribadianku, intinya kami memiliki rasa yang sama. Namun, ternyata semua yang dia katakan dia rasakan saat kami berada di kelas yang sama. Jadi, saat itu kami ada dalam satu perasaan yang sama. Hanya saja aku ataupun dia tidak pernah mengungkapkannya satu sama lain saat itu.

Hingga saat ini diriku dengan perasaan yang masih lama harus menerima kenyataan bahwa dia pernah di posisi ini. Namun sekarang dia telah membangun hubungan dengan laki-laki lain. Sungguh diri ini merasa terpukul dan sangat menyesal hingga menyalahkan waktu yang tidak aku manfaatkan untuk menjadikannya sebagai pacar.

Remaja, memiliki pola pikir yang konkret. Apa yang kita lihat, itulah yang kita percaya. Lantas kumulai menerima segalanya dengan harapan dia bahagia dan aku akan menemukan kebahagiaanku pula walaupun tidak bersamanya.

Di balik perasaan jatuh cinta, tak jarang sering ada patah hati yang mengikutinya. Hal lain yang harus aku terima, yaitu bahwa patah hati bukanlah kemunduran dan itu adalah pelajaran untukku bahwa aku perlu terus maju dalam hidup. Walaupun membutuhkan waktu untuk bangkit kembali, aku yakin bahwa aku bisa bangkit kembali.

Aku pun tidak dapat memaksa kehendakku sendiri terhadapnya. Sebagai remaja tentunya memiliki sifat egois, sempat aku egois dalam menyikapi masalah ini. Namun, semuanya berbuah tidak baik. Pada akhirnya kusimpan sendiri kepatah-hatian ini dan mulai meneruskan apa yang menjadi rasa penasaranku sebelumnya, yaitu berpacaran.

Kumulai melirik perempuan lain sebagai bahan memfiltrasi apa yang kuingin dengan apa yang kutemui. Hingga setelah kejadian tersebut akhirnya aku mulai merasakan rasanya berpacaran.

Sebagaimana kita tahu bahwa remaja akan menjadi fase dalam menetapkan identitas seksual dengan membangun hubungan yang romantis. Ya, walaupun cinta pertamaku gagal, tetapi kurasa cinta pertama adalah rasa cinta yang tidak akan aku temui kembali sampai kapan pun.

Di mana saat itu benar-benar waktu pertama aku dalam merasakan hal tersebut. Hal terindah yang pernah kurasakan yang kuanggap sebagai cerita cinta yang tak akan aku lupakan jika nantinya aku memiliki ribuan cerita percintaan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang pemalas yang sedang mencoba mencari jati diri, sedang mencoba menggunakan waktunya untuk hal yang lebih berfaeda dari sekadar scrolling media sosial, dan sedang mencoba menemukan potensi apakah saya berpotensi dalam bidang baru karena saya percaya saya tak dapat melakukannya karena saya belum tahu, lain dengan kalo saya telah mencoba untuk meniliknya.

CLOSE