Cinta Tapi Benci? Mungkin Kamu Sedang Terperangkap Perasaan Ambivalensi

Setiap orang memiliki rasa takut terhadap sesuatu, sekaligus memiliki rasa harap terhadap sesuatu. Setiap orang pasti pernah memiliki rasa mencintai sesuatu atau seseorang, dan sekaligus membenci sesuatu atau seseorang. Sikap tersebut akan terbentuk bila menjalani serta menghadapi peristiwa hidup yang akan dijalani hal inilah yang nantinya akan mempengaruhi emosi dan jiwa seseorang. Kadangkala emosi yang saling bertentangan juga bisa datang secara bersamaan. Hal inilah yang disebut ambivalen, contohnya perasaan cinta tapi benci.

Orang yang terperangkan perasaan ini, hanya akan menyusahkan diri sendiri dan jug menyedot energi terlebih perasaan ambivalen yang kerap muncul dalam masalah percintaan. Contoh saja ketika kamu meminta saran pada temanmu perihal keinginan untuk putus dari pacarmu dan temanmu juga mendukung hal tersebut, namun tiba-tiba sikapmu berubah ah bagaimana ya? Kapan lagi ketemu orang seperti dia? Aku tidak bisa putus. Pemikiran tersebut seringkali membuat seseorang frustasi dan menempatkannya dalam pemikiran yang buruk karena hubungan tersebut tidak membuat bahagia dan membiarkannya untuk merencanakan perpisahan.

Ketika orang lain menasehati untuk bersabar, ia merengek. Disuruh putus malah mengaku masih cinta, disuruh mencintai malah sudah terlanjur benci. Terkadang teman yang sudah memberi saran serta meluangkan waktu serta memberi saran sepenuh hati pada akhirnya keputusan sendirilah yang akan diikuti. Orang-orang yang mengalami ambivalensi cenderung sering labil dalam menentukan suatu keputusan atau menilai sesuatu seseorang. Itulah ambivalensi kejiwan manusia, rasa takut di salah satu sisi jiwanya dan pada sisi lainnya ada rasa harap. Ketakutan dan harapan ada dua garis yang berlawanan dan berada pada sudut yang saling berhadapan.

Ambivalensi dalam sebuah hubungan itu menyakitkan. Karena pada dasarnya seseorang tidak percaya akan diri sendiri dan perasaanya. Dan selalu tidak yakin. Salah satu tanda bahwa seseorang berada dalam keadaan ambivalen adalah menginginkan cinta tetapi takut. Terkadang terdapat pemikian bahwa jatuh cinta dapat membawa kesedihan dalam hidup,  sehingga hal ini menyebabkan seseorang tidak pernah berhenti menemukan pasangan yang cocok.

Tak ada permasalahan tanpa adanya penyelesaian, setiap orang pasti pernah merasakan dilema, keraguan, apalagi dalam menjalin sebuah hubungan. Namun pada dasarnya permasalahan yang muncul dalam diri merupakan manifestasi diri perasan negatif yang bersarang dalam hati.

Sehingga kita perlu menyikapinya dengan bijak. Mengingat kenyataan yang tak selalu berjalan sesuai dengan keinginan merupkan sesuatu yang harus dihadapi maka di saat itulah kita harus berhati-hati, untuk itu perlu penyatuan hati serta pemikiran yang sepadan agar tidak jatuh dalam jurang yang dalam.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Selain suka buku aku juga suka halu