Dampak Berpacaran untuk Remaja. Benarkah Hanya Negatif Saja?

Remaja adalah fase dimana saat anak anak akan beranjak ke masa dewasa. Adaptasi sangat diperlukan bagi anak anak yang memasuki fase remaja. Tidak hanya adaptasi, tapi pengawasan dari orang tua juga sangat diperlukan. Fase Remaja ini adalah fase dimana seorang manusia akan lebih sering memberontak kepada orang tua dan juga pikiran mereka benar benar akan menjadi lebih berkembang dibandingkan saat masih anak-anak.

Advertisement

            Banyak sekali kebiasaan remaja yang merugikan seperti tawuran, merokok, hingga penggunaan narkoba. Hal itu disebabkan pola pikir mereka yang mulai berkembang. Namun, tidak semua remaja memiliki kebiasaan buruk yang merugikan karena ada banyak orang yang menghabiskan waktu remaja dengan kebiasaan yang baik seperti belajar untuk fokus masa depan, berorganisasi untuk mencari pengalaman, dan juga mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Nah, pada kali ini kita akan membahas bentuk kebiasaan remaja yang bisa mengarah ke hal positif jika bisa mengendalikannya atau mengarah ke arah negatif apabila seorang remaja tersebut tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri. Kebiasaan remaja yang dimaksud adalah ketertarikan terhadap lawan jenis atau jatuh cinta. Tidak salah apabila remaja dikaitkan dengan percintaan karena fase dimana manusia mengenal ketertarikan terhadap lawan jenis adalah saat saat remaja.

            Seseorang akan mulai tertarik terhadap lawan jenis ketika menginjak usia 10-12 tahun. Kemudian ketika seorang anak menginjak masa remaja, mereka akan mulai berani untuk mengungkapkan perasaannya. Jadi, tidak heran apabila seorang siswa SMA atau seorang mahasiswa memiliki kekasih atau sering disebut sebagai pacar. Di Indonesia pacaran sudah seperti hal umum di kalangan remaja, mereka tidak menutupi hal tersebut, tapi malah sebaliknya, mereka terang-terangan berpacaran di tempat umum. Nah, apakah berpacaran ini berpengaruh kepada pola pikir atau kehidupan seorang remaja?

            Banyak orang yang bilang bahwa cinta itu buta, cinta itu bisa membuat kita gila. Namun, apakah hal tersebut benar? Jawabannya adalah iya. Ketika seseorang mencintai sesuatu maka ia akan sedikit demi sedikit kehilangan kepeduliannya terhadap sekitar, misalnya saja ketika seorang remaja mencintai seseorang hingga berpacaran, ia akan meninggalkan temannya atau jarang bertemu temannya. Ia akan lebih memilih bertemu atau menghabiskan waktunya bersama dengan pasangannya ketimbang temannya.

Advertisement

Tidak hanya itu, sebagian besar remaja yang memiliki kekasih atau berpacaran, mereka akan lebih susah diatur dan lebih susah dinasehati. Misalnya saja, semua orang tua pasti tidak suka apabila anaknya belum di rumah padahal waktu sudah menunjukkan malam hari. Nah, biasanya apabila seorang remaja yang sedang berpacaran akan mengabaikan hal tersebut, mereka akan tetap bermain hingga malam bahkan apabila orang tua dari salah satu remaja tersebut menelpon dan menyuruh mereka segera pulang, tapi mereka hanya mengiyakan tanpa melakukannya.

            Selain dua hal tersebut, berpacaran juga memberikan dampak negatif yang lain. Misalnya, seorang remaja khususnya seorang siswa atau mahasiswa yang berpacaran, ia akan kehilangan fokus apabila sedang dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut dikarenakan duo sejoli itu pergi bermain hingga malam tanpa memperhatikan waktu sehingga berkurangnya waktu tidur, padahal tidur sangatlah dibutuhkan untuk tubuh manusia agar tetap terjaga kesehatan nya.

Advertisement

Selain hal itu, berpacaran juga akan membuat seorang remaja sering melalaikan tugas tugasnya. Contohnya adalah tugas tugas disekolah atau di kampus, kemudian tugas rumah, lalu juga tugas atau kewajiban dalam beribadah. Bahkan, dampak berpacaran atau memiliki hubungan yang berlandaskan cinta bisa membuat seseorang kehilangan nyawanya. Di Indonesia banyak sekali kasus kriminal hingga menelan korban jiwa yang disebabkan oleh hubungan yang berlandaskan cinta tersebut, tidak hanya tindakan melukai diri sendiri melainkan banyak tindakan kriminal seperti kekerasan  atau bahkan pembunuhan yang disebabkan oleh berpacaran atau hubungan yang berlandaskan cinta tersebut.

            Namun berpacaran tidak selalu berdampak negatif, maksudnya tidak semua remaja yang berpacaran akan memiliki sifat atau perilaku yang sama. Berpacaran apabila ditinjau dari hal positif bisa membantu remaja dalam mengenali sebuah hubungan tidak hanya itu sebagian remaja juga beranggapan bahwa berpacaran bisa membuat diri menjadi lebih semangat menjalani kehidupan di sekolah atau kampus atau bahasa gaulnya adalah sebagai support system. Selain itu, berpacaran atau memiliki seseorang yang ada disamping kita bisa membuat kita lebih percaya diri dan juga berpacaran bisa membuat kita memiliki tempat untuk bertukar ide atau bercerita. Kemudian, berpacaran juga bisa membantu kita mencari teman untuk mengerjakan tugas bersama hal tersebut sering dilakukan oleh siswa SMA.

            Berpacaran memiliki dampak atau akibat nya sendiri. Hal yang kita peroleh dari sebuah hubungan yang berlandaskan cinta itu bisa memiliki dampak positif atau bahkan negatif. Hal tersebut tergantung bagaimana seorang remaja menyikapi atau berperilaku. Seorang remaja tidak boleh kehilangan kepedulian terhadap sekitarnya terutama saat berpacaran, karena hal tersebut dapat memberikan dampak yang buruk bagi dirinya. Cinta boleh namun jangan sampai karena cinta kita bertindak bodoh yang bahkan bisa memberikan efek buruk bagi diri kita sendiri.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE