Dan Ini Tentang Rinduku Pada Pelukan Hangat, Canda Tawa, dan Amarahmu Ayah

Rindu Ayah.

Waktu demi waktu kujalani. Hari demi hari silih berganti. Tahun demi tahun sudah kulewati. Entah mengapa rindu ini semakin menjadi-jadi. Aku ingat betul bagaimana senyum terakhir yang kau lontarkan kepadaku. Aku ingat betul kata apa yang kau ucapkan terakhir saat terakhir kali kita beradu tatap.

Sekarang aku sudah dewasa, umurku sudah sangat matang. Tapi aku masih saja menjadi sosok yang sangat amat lemah jika aku teringat semua tentangmu. Kenangan akan senyumanmu, candamu, tawamu, amarahmu selalu saja menghiasi hari-hari kelabuku ini.

Ayah, jika aku bisa berkata aku ingin sekali mengatakan aku sangat menyanyangi dan mencintaimu. Aku sangat merindukanmu. Rindu akan pelukan hangatmu, rindu akan amarah dan canda tawamu. 

Sudah tidak ada waktu bahkan kesempatan lagi untuk memelukmu. Aku sangat membutuhkanmu Ayah, aku mempunyai banyak cerita lucu, sedih dan menyenangkan yang harus dibagi denganmu. 

Bagaimana caraku menyampaikan seluruh keluh kesah ini Ayah? Setiap hari aku memohon padaNya untuk mengembalikanmu ke sisiku, disampingku, disini sekarang.

Tapi nyatanya itu semua hal yang sangat mustahil. Ayah, anakmu ini sudah bertumbuh dewasa dan sudah bukan anak kecil lagi. Nyatanya memang benar ya Ayah, hidup itu tidak selamanya indah. Kita harus bisa mengatur jalannya hidup kita. Pilih jalan yang benar atau salah. 

Apa yang kita pilih itulah yang harus kita jalani. Ayah, beban hidupku ini semakin berat. Aku semakin tidak tahu apa yang harus kulakukan, Aku merasa terkadang aku semakin hilang arah dan tujuan.  

Yang kubutuhkan saat ini adalah kehadiranmu. Memang tidak mungkin, tapi aku sangat merindukanmu. Ya Tuhan, aku titipkan rasa rindu ini untuk dia. Sampaikan rindu ku ini hanya untuk Ayahku seorang.

Tertanda anak perempuanmu. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini