Dari Novena sampai Tukar Diary: Menenun Kenangan Kisah Cinta di Asrama

Kisah Cinta di Asrama

Lelaki itu terpekur di depan altar, sendiri. Ia sedang bercakap dengan yang transendens. Itu bukan waktu doa bersama. Ia hanya menyelinap dari ruangan kelas saat siswa yang lain sedang asyik belajar. Setidaknya itu hari terakhir dari tujuh hari yang dipilihnya untuk mendaraskan doa.



Setiap malam, 10 menit waktu belajarnya, ia pakai untuk berdoa. Ia berdoa Novena. Sebuah Doa yang memiliki tempo waktu dan jam tersendiri. Sebuah doa untuk memohon pertolongan apalagi bila sedang kesusahan. Entah kenapa pula, setiap kali orang berdoa Novena selalu berhasil. Dan mungkin karena itu, lelaki itu ada di situ.



Di sebuah Asrama, seorang perempuan juga sedang asyik bercanda bersama sahabatnya. Perempuan itu sebagaimana anak seusianya bergosip ria tentang pria-pria idaman di sekolah mereka. Mereka dengan agak mesum bercerita tentang celana seragam teman lelaki mereka yang bagian kancingnya terbuka dan *burung*-nya kelihatan. Hitam, panjang, dan tidak berduri. Mereka tertawa. Tawa nekang meze…..(Tertawa terbahak-bahak). Teman lelaki mereka itu, tidak ber-CD.



Perempuan itu tidak tau. Di jam yang sama saat dia tertawa, seorang lelaki duduk diam dan berdoa di dalam sebuah gereja kecil. Lelaki itu sedang berdoa novena. Ia tidak sedang kesusahan. Ia hanya berdoa supaya perempuan "XXX" itu jangan pernah dilukai perasaannya oleh orang lain.

Ia berdoa supaya perempuan itu jadi orang baik, memiliki suami yang baik, dan dianugerahi anak-anak yang baik. Ia berdoa seperti itu. Entah kenapa seperti itu dan hanya Tuhan yang tahu.


Tujuh malam berturut-turut sebelum jam makan malam, lelaki itu ada di situ. Satu yang diketahui oleh teman-temannya adalah bahwa teman mereka sedang berdoa untuk kesuksesan ujian nantinya. Itu ada dalam pikiran mereka.


Perempuan yang ada dalam doa-nya bukanlah kekasihnya. Perempuan itu tidak mengenalnya. Menegur saja tidak pernah. Tapi lelaki itu tahu bahwa setiap kali bertemu perempuan itu, ada aura ketertarikan yang timbul dalam dirinya. Ia tahu bahwa perempuan ini harus ia doakan. Setiap waktu. Novena kalau perlu. Aihhh…cuka minyak ew….

***


Kunci untuk meningkatkan harga diri laki-laki adalah seorang perempuan.


Sore itu, selepas misa, seorang lelaki sengaja memilih pulang dari gereja lebih akhir. Ia melihat di deretan sebelah. Seorang perempuan, sahabatnya sedang juga menunggu untuk pulang. Ada sesuatu yang ditunggunya dari perempuan itu.



Perempuan itu bangkit dari tempat duduknya. Ia berjalan melewati deretan bangku-bangku panjang Kapela kecil itu. Dengan senyum sedikit dikulum, perempuan itu meraih sesuatu dalam saku bajunya. Secarik kertas di dalamnya tertulis: TIBA LIHA diberikan kepada lelaki itu.



Laki-laki itu bersyukur. Perempuan yang disanjung pujanya secara diam-diam ternyata memiliki rasa yang sama. Ia juga jatuh cinta pada lelaki itu. Pada laki-laki didikan asrama sebelah. Sementara laki-laki itu sudah tahu resiko berikutnya. Ia akan diolok-olok oleh sahabat-sahabatnya. Ia tahu bahwa betapa berat beban seorang siswa seminari apalagi jika itu menyangkut seorang pacar.

***

Sehari setelah kata "TIBA LIHA" menggema di telinganya, lelaki itu tau bagaimana harus bertemu kekasihnya itu. Ia tak cukup berani bersua muka, bercerita tentang jumlah babi dan ayam kepada perempuan, kekasihnya kini. Ia terlalu malu bertemu muka, saling menatap. Sumpah!!! Ia malu. Ia tidak mau bagian dalam celananya terganggu.



Waktu terus berlalu. Lelaki itu tahu bahwa ia tak mungkin bertemu perempuan pujaanya itu secara empat mata. Tidak. Tidak mungkin. Ia terlalu pemalu. Untuk mewadahi kata hatinya, ia membeli diari. Diari seharga 20 ribu pada zaman itu. Ia tahu bahwa untuk bisa berbicara dengan kekasihnya: cukup lewat diari. Percakapan apapun akan mereka sampaikan lewat diari.



Begitulah seterusnya terjadi. Diari itu saling bertukar tangan. Hari ini lelaki itu yang pegang, esoknya dikembalikan lagi ke perempuan sahabat jiwanya itu. Selalu seperti itu.

****

Kisah cinta kekinian, ceritanya lain. Anak-anak muda tidak lagi bercakap lewat kertas. Pacaran zaman sekarang hanya lewat HP. Dari sms, telepon, Video Call, bahkan sampai langsung ke kamar semuanya terjadi.

Efek kemajuan? Iya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini