Dekap Sapa Doa Menjadi Jawaban

Sapa Hati Dalam Doa.

Menjadikan mu nada-nada inspirasi ku setia mengenal hari-hari yang mengalun syahdu.

Menyapa kabut nada-nada menusuk sendi dari balik tirai berjerami.

Kabut pagi itu mengremasi tatapan hati.

Ada secercah harapan cahaya yang menari di sendu hari kerinduan yang membuai.

Ia bergumam sendiri dibenak hati,

Tapakan demi tapakan ini menjadi teka-teki meniti hari-hari.

Ratapan semangat kian merajai.

Pada bintang di pekatnya hening malam yang bernada mengemasi alunnya jiwa diri, kala malam mulai menyapa.

Pada bumi yang membumi menyapa di jauhnya bentangan hari-hari.

Cangkir cawan rindu itu menuai secarik kisah berselimut raga yang tak tergapai.

Tak mengapa, hening diam dilangitkan hati pada syair do'a yang menyertai.

Tentang teka-teki menarik cermat diri.

Kita bertemu dilambung doa semesta ya sahabat.

Hanya raga kita saja yang berjarak. Tak berlaku tuk pilur nurani yang mengerti. Lambungan sapa do'a itu kian bergemericik meriuhkan jejak-jejak dipusara langit yang sedang menatap mendengarkan riuh hambanya bermunajat penuh harap kepada mu ya Rabbi. Gelar sajadah itu menjadi tumpuan pada rebahan asanya kepada Ilahi, langitpun menatap syahdu akan saksi kisah kami para hambamu penuh khusyu dilinangan sepanjang do'a yang mengalir. Semoga tersampaikan dari kejauhan jaraknya, pada langit-langit do'a semesta ke pilur-pilur hatimu. Dekap sapa do'a kita biarlah rapi di deretan penyertaan Ilahi yang memahami. Dekap sapa do'a selalu memberikan jawaban yang tersembunyi di ruh hati. Mengalir bersama waktu yang berjalan. Menitipkan pesan dibulan titik bintang bersama malam pada langit munajat Ilahi yang memahaminya. Sejenak tutur jarak, namun tak berlaku jika do'a kita sama, dekap salam sapa membiarkan mengalir bersama munajat yang tak jeda. Sapa dalam lantunan gemericik tasbih dan lantunan ayat suci menentramkan sanubari. Labuhnya bisik hati senantiasa Ilahi jaga dengan kisahnya, jarak tempuh letak hati yang berbisik dengan sendirinya.

Advertisement

 

Sapa Lantunan Ayat

Advertisement

Kala aku meramu di renung diri pekatnya malam. Terbalut raut sekilas tersirat tentang mu. Sahabat, rupanya rona kerinduan di heningnya malam yang terjaga sedang menyapa dari jauhnya hari. Tersembunyi dalam cawan senyum frasa tentangmu. Menarik pena, mulai memutar nalar di logika insan yang berjalan. Secarik kertas buram menemani kita dalam temu jawabnya. Ia menari meliukkan pena yang setia temani malam yang terjaga. Kala mereka semua sedang renyah dengan kepulasan. Ada hati yang sedang berbincang hangat dengan Rabb-Nya. Apakah dirinya kan menjadi jawaban dari setiap pertanyaan?

Ia bergumam seorang diri dipilur hatinya. Salam terbuka kala bentangan hari itu dirasa terlampau penat dan jauh menyinggahi kata kita. Ketika getir gejolak membentengi, lantunan ayat-ayat menjadi pengobatnya. Dekap rangkul do'a menyapa mu dengan berjuta pertanyaan yang bergelayut menyinggahi kepingan hati. Dekap rangkulan do'a bersama Ilahi tak pernah absen dan jeda. Di sini, saat pena mengukir frasanya. Tenggelam dalam raut bayang hening. Ungkap asa temu dilantunan ayat-ayat menjaga di sepanjang baluran balutan do'a. Menyimpan derainya seorang diri, entah dititik temu mana letaknya mampu memahami, dalam bingkai ukiran frasa hati. Bisik lirih suara hati pada langitnya menjadi landasan tajam dari munajat yang terjaga. Pijak hati yang berlabuh memang sudah menjadi rahasia dari Ilahi yang tersusun dan tertata rapi sesuai alurnya yang tercipta. Salam munajat dari tempat kita berduduk saat ini, senantiasa setia menemani langkah pada labuhannya. Biarlah hanya bersama lantunan ayat-ayat serta bait-bait munajat saat menatap ke langit-langit menyapamu dari pijarnya hati agar tak ternoda. Pada heningnya malam yang terjaga, saat semua sedang dalam kepulasannya, ada hati yang menyapa mu dalam sujud do'anya kepada Ilahi. Pada bentangan kata jarak yang menjulang ditebingnya hari. Pada bulan titik bintang dihening malam yang mengerti. Nada lantunan ayat menjadi penentuan hati. Bersama Ilahi menentramkan hati pada sajaknya. Sejenak sebelum diri mulai terjaga. Salam munajat diri menyapamu di tasbih munajat hati. Cukup hanya raga kita saja yang jauh. Genggam utuh dalam do'a ya. Salam sapa dari hati senantiasa renyah temani sepanjang hari. Sapa hati dalam do'a selalu renyah dengan dekatnya detik waktu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE