Demam TikTok Efek Pandemi, Jadi Aplikasi Favorite di Tahun 2020

TikTok menjadi aplikasi favorite di tahun 2020

Sejak pandemi melanda hampir semua negara, termasuk Indonesia yang mana mengakibatkan semua kegiatan harus dilakukan dari rumah atau yang biasa kita dengar dengan sebutan “Work From Home”. New normal yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia ini terpaksa dilakukan karena kebijakan pemerintah dalam memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Ruang gerak masyarakat menjadi semakin terbatas guna menekan angka pertambahan pasien COVID-19. Hal ini mengakibatkan banyak sekali masyarakat yang mulai mencurahkan sisi kreativitasnya agar tidak merasa bosan dengan new normal yang ada. Bentuk kreativitas yang banyak orang-orang lakukan salah satunya membuat podcast, membuat konten digital di kanal YouTube ataupun Instagram. Tidak hanya itu, salah satu platform yang mulai dilirik oleh banyak kalangan, baik itu dari anak kecil hingga dewasa yaitu aplikasi Tik-Tok.

Advertisement

Tik-Tok adalah salah satu platform digital video yang memuat konten-konten video berdurasi 15 detik hingga 60 detik. Pada aplikasi ini, tersedia banyak sekali fitur-fitur yang menarik sehingga semakin memacu masyarakat untuk meluapkan ide-ide kreativitas mereka. Tik-Tok pertama kali diperkenalkan oleh Zhang Yiming pada tahun 2016 di Tiongkok. Namun, karena ramai peminat sehingga dilakukan ekspansi ke berbagai negara, salah satunya adalah Indonesia. Sebelum ramai peminat seperti sekarang ini, Tik-Tok sempat hampir kandas karena persaingannya dengan platform asal Amerika, yaitu Musical.ly. Namun, persaingan tersebut tidak berlangsung lama karena pada Agustus 2018, Musical.ly ditutup dan semua penggunanya dialihkan ke Tik-Tok.

Tidak berhenti di situ perjalanan Tik-Tok yang hampir kalah saing, Di Indonesia sendiri Tik-Tok  sempat diblokir oleh pemerintah Indonesia tepatnya pada Juli 2018. Pemblokiran ini dilakukan pemerintah Indonesia karena aplikasi ini dinilai banyak sekali mengandung unsur konten yang negatif, tetapi hanya butuh seminggu lamanya untuk aplikasi ini mulai dapat kembali diakses dan diunduh oleh masyarakat. Sebelum menjadi aplikasi yang booming seperti saat ini, banyak sekali orang-orang yang  mencemooh aplikasi ini. Mereka menganggap orang-orang yang bermain Tik-Tok adalah golongan orang-orang yang alay. Ketenaran aplikasi ini di Indonesia dimulai saat  terdapat bocah laki-laki yang awam dikenal sebagai Bowo yang mulai memainkan aplikasi ini. Melalui aplikasi Tik-Tok ini ia berhasil memiliki 840 ribu penggemar. Angka tersebut tidak lah sedikit untuk seorang anak kecil yang bermain Tik-Tok. Bowo pun sempat dihujat oleh banyak sekali masyarakat Indonesia karena menggelar pertemuan meet and greet dengan para penggemarnya. Sejak itu mulai banyak orang-orang yang mengenal Bowo karena ia diundang ke berbagai acara, seperti di kanal konten milik Arief Muhammad bahkan acara televisi nasional.

Mendengar ujaran kebencian yang ditujukan kepadanya sama sekali tidak membuatnya merasa terhina, hal ini dikarenakan ia merasa konten yang ia buat di tik-Tok sama sekali tidak mengandung unsur negatif, baik itu ujaran kebencian, penghinaan, dan lain sebagainya. Anehnya, saat ia sedang di puncak kesuksesannya melalui aplikasi Tik-Tok, ia sempat tertendang dari aplikasi ini karena adanya pemblokiran. Bowo terpaksa harus kehilangan semua konten yang sudah ia buat sedemikian rupa. Bowo angkat kaki dari Tik-Tok lalu dimulai lah ‘Demam Tik-Tok’ seperti saat ini. Orang-orang berbondong-bondong untuk membuat video Tik-Tok dengan lagu-lagu yang sedang viral. Mulai terdapat banyak sekali wajah-wajah baru yang mulai viral dan terkenal di kalangan dunia maya. Melihat ini, Bowo hanya mampu tertawa dan berkata, “Aneh, dulu gue main Tik-Tok semuanya ngatain alay, sekarang liat sendiri kan? Semuanya main Tik-Tok”.

Advertisement

Dengan munculnya wajah-wajah baru ini, menjadikan lapak bagi mereka untuk mencari keuntungan. Dengan jumlah pengikut yang mencapai angka ratusan ribu hingga jutaan membuat para investor, brand, dan juga para content creator untuk mengajak para ‘Seleb Tik-Tok” ini untuk berkolaborasi. Mengetahui hal ini, semakin banyak lagi orang-orang yang ikut bermain Tik-Tok karena stigma yang mereka dapat adalah menjadi Seleb Tik-Tok merupakan sebuah prestasi. Mengapa mereka sangat mengejar gelar seleb ini? Salah satunya adalah aplikasi Tik-Tok ini terhubung dengan salah satu platform yang juga banyak dipakai oelh hampir semua orang di Indonesia, yaitu Instagram. Semua vide Tik-Tok yang mereka buat dapat dengan mudah untuk dibagikan kembali ke Instagram sehingga engagement yang mereka dapat menjadi berkali-kali lipat. Pengikut mereka akan otomatis mengikuti mereka juga di Instagram sehingga tersedia banyak sekali tempat bagi mereka untuk menjadikan prestasi ini menjadi sebuah nominal.

Tidak hanya meraih pengikut yang banyak dan juga ajakan untuk berkolaborasi, fenomena yang lucu adalah ketika semua orang baik itu ketika sedang ada di restoran, tempat nongkrong, atau bahkan saat ingin tidur, banyak dari mereka yang secara tidak sadar melakukan tarian-tarian yang viral di Tik-Tok. Hal ini menjadikan orang-orang yang secara tiba-tiba melakukan gerakan ini dapat dikatakan orang-orang yang sedang demam Tik-Tok.

Advertisement

Sangat mudah bagi para pemain Tik-Tok untuk menjadikan konten mereka viral karena sistem pada aplikasi ini yang secara otomatis akan memasukkan video yang diunggah akan muncul di For Your Page atau FYP masyarakat. FYP sendiri adalah tempat dimana di dalamnya memuat beragam video-video yang diunggah oleh pengguna lain. Dengan kata lain, apabila kita mengunggah satu video maka video unggahan kita ini akan dilihat oleh orang lain, baik itu yang kita kenal ataupun tidak.

Dengan sistem ini juga yang membuat para pemilik brand atau usaha semakin ingin menyewa jasa para seleb ini untuk mempromosikan brand mereka. Biasanya juga, para seniman yang bergelut di dunia music kerap kali menggunakan Tik-Tok untuk mempromosikan lagu mereka karena aplikasi ini pastinya menggunakan lagu sebagai pengiring di video yang dibuat oleh para Tik-Tokers. Oleh karena ini juga lah yang menjadikan Tik-Tok sebagai aplikasi yang sangat naik daun saat ini. 

Untuk itu, banyak di antara para pengguna media sosial yang semakin menjadi budak aplikasi ini dan tidak memperhatikan kehidupan realita mereka dan hanya fokus pada engagement yang ingin mereka capai. Para anak-anak muda yang khususnya aktif bermain media sosial melupakan tanggung jawab mereka untuk bersekolah dan tidak menjadi budak Tik-Tok. Dari sekian banyaknya pemaparan di atas dapat dikatakan bahwa Demam Tik-Tok ini telah menyeruak ke seluruh generasi. Pantauan orang tua terhadap anak-anaknya sangat dibutuhkan karena mereka tidak tahu apa saja yang anak mereka akses di aplikasi ini. Sebanyak-banyaknya keuntungan yang didapatkan dari aplikasi ini pasti tetap saja akan berdsanding dengan hal-hal yang negatif.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswi Bina Nusantara

CLOSE