#DestinasiHipwee – Pengalaman Pagi yang Tak Terlupakan, Gunung Putri Lembang

Banyak orang bilang kalau puncak yang indah hanya bisa didapat dengan perjuangan yang berat. Namun namanya hidup selalu saja ada hal-hal yang tak sejalan. Seperti gunung putri lembang. Jika kita ingin melihat pemandangan di atas awan, seharusnya kita harus melewati perjuangan mendaki yang panjang terlebih dahulu. Namun, di Gunung Putri lembang kita tak butuh banyak waktu untuk akhirnya bisa menikmati pemandangan seperti sedang di atas gunung yang tinggi.

Advertisement

Ini pengalaman wisataku di Gunung Putri Lembang. Waktu sore menjadi pintu awal untuk kami memulai pengalaman di gunung itu. Kami mulai membangun tenda, dan mengatur tempat sedemikian rupa. Tak ada sesuatu yang sangat istimewa di sore itu, kecuali suasana yang adem layaknya suasana di atas gunung. Kami berbincang-bincang, shalat, makan, minum dan akhirnya malam tiba. Kami membuat api unggun, menghangatkan diri hanya agar bisa menikmati malam. Setelah lelah, kami masuk ke dalam tenda dan tidur.

Besoknya aku terbangun, banyak pengunjung lain yang sudah terbangun, padahal matahari masih malu-malu. Desa lembang sudah mulai terlihat namun masih gelap. Orang-orang keluar dari tenda, menjadi sillhouette jika dilihat dari sudut yang jauh dari mereka. Aku tersenyum sembari membuka mata lebar-lebar, aku geleng-geleng kepala karena pemandangan yang aku lihat begitu luar biasa. Ada manusia, tenda, desa lembang, awan, dan matahari, sangat mahal! Uniknya langit menjadi ungu, sebelumnya aku tak pernah melihat warna seperti ini pada langit. Aku benar-benar takjub, mengucek mata karena barangkali aku belum terbangun dari tidur. Tapi ternyata ini memang benar, sangat indah!

Temanku masih tertidur, aku greget melihatnya, masa iya pemandangan seindah ini akan disia-siakan dengan tidur. Aku membangunkannya, segera ia berdiri dan teriak "DINGIN!!". Aku tertawa, suhu di sini lumayan dingin saat pagi, tapi dinginnya menjadi tak masalah karena pemandangan pagi di sini begitu menakjubkan.Temanku segera mencari baju andalannya untuk kemudian diabadikan bersama latar lembang yang begitu cantik. Ia yang asalnya lesu mengantuk jadi begitu semangat untuk mencari tempat untuk difoto. CEKREK! Setiap setelah aku memotretnya, ia berkata "sekali lagi dong…" lantas aku menurutinya, sampai ia tak sadar sudah difoto mungkin sampai dua puluh kali.

Advertisement

Waktu pagi menjadi ruang VIP untuk para pengunjung melihat lembang dari ketinggian. Diselimuti kabut atau awan, membuat pemandangan desa menjadi semakin menakjubkan. Beberapa saat kemudian sang fajar mulai terbangun. Perlahan naik dan akhirnya menyinari lembang. Sebagian kabut mulai hilang, sebagian lainny masih bertahan, membuat pemadangan semakin terlihat luar biasa. Cahaya matahari dan kabut menjadi pasangan paling serasi, membuat fotografer manapun akan gatal untuk segera mencari kameranya dan mulai memotret.

Jangan heran, wajar temanku bersikap seperti itu. Pemandangan di Gunung Putri Lembang bisa sangat tak menentu. Aku dan temanku menjadi salah satu pengungjung yang beruntung, karena kami bisa mendapatkan pemandangan yang paling indah. Beberapa pengunjung kadang tidak bisa mendapatkan momen yang indah seperti kami, kadangkala waktu pagi menjadi sangat biasa ; seperti pemandangan yang tertutup oleh kabut tebal, sehingga hanya ada pemandangan putih tanpa apa-apa. Maka dari itu, sangat sayang sekali jika momen yang kami alami tidak bisa diabadaikan dengan baik. Apalagi momen matahari terbit ini tak akan bertahan lama, pukul tujuh pagi pun sudah akan mulai memudar.

Advertisement

Setelah puas berfoto-foto, kami kembali ke tenda. Kami membuka tas dan mencari bahan masak yang telah kami beli kemarin. Mie, telur, dan sosis menjadi hidangan pagi kami. Entah kenapa, kasta makanan menjadi naik tingkat saat dibawa ke gunung. Rasa roti tawar saat dimakan di rumah tak akan pernah senikmat rasa roti tawar saat dimakan di gunung, hal yang serupa pun terjadi pada hampir segala makanan. Memang ajaib, mungkin karena lapar dan kedinginan. Jadi, keinginan terbesar saat di gunung adalah makan, makan apa saja yang layak dimakan.

Setelah mie, telur dan sosis sudah matang, kami mulai makan bersama. Saya makan di depan tenda bersama dua teman saya, dan dua lainnya duduk di atas hammock yang telah kami pasang kemarin. Begitu nikmat menyantap makanan dengan pandangan mata ke arah desa lembang yang cantik. Rasa mie instan yang memang nikmat akhirnya menjadi nikmati sekali karena ada pelengkap berupa keindahan lembang. Tak lupa kami menyeduh kopi setelahnya, lalu berbincang-bincang sembari sesekali iseng untuk berfoto-foto lagi.

Gunung putri menjadi jawaban bagi mereka yang ingin menikmati pemandangan gunung tapi tak mau ambil resiko banyak. Kita sudah tahu bahwa gunung bukanlah tempat yang bisa dikunjungi tanpa persiapan. Sudah banyak nyawa yang akhirnya menjadikan gunung sebagai tempat menghembuskan nafas terakhir. Maka dari itu hal sebaik-baiknya yang bisa dilakukan adalah mengecilkan tingkat resikonya. Karena gunung putri ini tak perlu mendaki dalam waktu lama, dan treknya tidak terlalu ekstrem, maka gunung putri akan menjadi jawaban yang tepat untuk mereka yang ingin menikmati pemandangan gunung namun tak ingin mengambil resiko besar.

Pengalaman menginap di gunung putri menjadi pengalaman yang selalu ingin aku ulang kembali. Aku pastikan kalian pun akan selalu rindu jika suatu hari kalian mencobanya sendiri.

#DestinasiHipwee

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE