Dewasa Tak Seindah Yang Dibayangkan Dulu

Pendidikan

Bicara tentang dewasa, disaat usiaku belum menginjak 20 tahun kukira dewasa itu menyenangkan, saat aku diumur belasan tahun berekspektasi bahwa dewasa itu asik, ternyata lain tidak dengan ekspektasiku, yang artinya diusiaku sekarang aku banyak dituntut oleh keadaan, kesehatan mental harus kuat, hinaan serta omongan orang lain yang sekarang jadi makananku setiap hari, tetapi tidak apa – apa dengan hinaan aku jadi tahu kekuranganku.

Advertisement

Tahun kemarin adalah dimana aku sedang diuji oleh Allah SWT dengan beberapa hal yang awalnya ingin melanjutkan kuliah diluar kota namun orang tua tidak menyetujuinya, Pada saat itu aku jadi menuruti keinginan orang tuaku dengan kuliah di Universitas terdekat. Beberapa bulan kemudian, aku juga diuji ditimpahnya musibah pada diriku, hingga akhirnya aku berbaring dirumah sakit, yang pada akhirnya aku mengakhiri masa kuliahku, tetapi dengan semua itu aku tahu bahwa Allah SWT tidak akan menguji makhluknya dengan melampaui batas. Dengan itu semangat untuk sembuhku menjadi tinggi agar bisa bangkit lagi. Setelah masa ke masa badanku sehat, mentalku kuat, aku bangun semangat lagi dari nol demi untuk mengejar pendidikan gelar sarjanaku lagi, yang artinya aku mulai dari nol lagi masa belajarku, yang menjadi maba lagi, semester baru hingga universitas pun baru.

Banyak hal yang kudapat semasa pemulihanku, bahwa aku harus kuat terlebih dahulu agar aku bisa menguatkan yang lemah. Pada saat itu, aku belum siap menerimanya , namun ada seorang ibu yang selalu memberikan motivasi dan nasehat agar aku bisa menerima cobaan ini.  Beliau yang selalu bilang bahwa cobaan itu tidak ada orang yang tahu dan dibalik cobaan pasti ada peluang untuk membantu kita menjadi sosok yang dewasa dan menjadi bijak untuk menjalani hidup. Walaupun tidak mudah melewati semua cobaan ini, tetapi aku telah menyadarinya dengan semua cobaan yang Allah SWT telah berikan, aku banyak belajar untuk selalu menguatkan dalam segala hal, terimakasih untuk diriku sendiri dan terimakasih untuk orang tuaku. Akanku buktikan dengan mengejar pendidikan yang sedangku kerjakan, karir yang sedangku jalani, orang tua yang harus dibahagiakan sampai pendidikanku selesaikan dengan mendapat gelar sarjana yang selama ini aku impikan, yang sampai nantinya akan ada masanya nama dibelakangku ada gelar S.Pd. Orang tuaku tidak mengajarkanku untuk balas dendam dengan orang yang sudah menghinaku, beliau mengajarkanku untuk terus memperbaiki diriku dan terus belajar dari kesalahanku.

Advertisement

 

 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE