Didikan Orang Tua, Kini dan Nanti. Selalu Membekas dalam Ingatan Ini

Kenangan apa yang paling berkesan antara kamu dan orang tua kamu? Apakah itu kenangan baik atau buruk? Masa kecil atau masa dewasa?

Advertisement

Saya yakin tidak sedikit yang punya ingatan membekas mengenai masa kecil dan juga orang tua. Bagaimana orang tua merawat kita sedari dini hingga besar.

Saya selalu menemukan ragam cerita orang tua yang mendidik anak mereka dari kecil. Mungkin banyak yang seperti saya dan juga banyak yang kelihatannya berlawanan dengan saya.

Banyak yang pastinya selalu disayang-sayang, dimanja-manja. Namun, ada juga yang pastinya ada sedikit ‘main tangan’ dari orang tuanya atau juga memukul dengan benda—baca: sabuk—hehe.

Advertisement

Tak dipungkiri setelah tumbuh dewasa, ada rasa dendam—tapi tak seperti rindu—yang teringat. Ada perbuatan yang terekam di benak masing-masing.

Bahwa ‘dulu orang tua saya memperlakukan saya seperti ini’, ‘lu enak ya orang tua lu ga pernah bla bla bla’. Di situ mungkin kita semua tersadar bahwa ada masa di mana orang tua kita sering memberikan hukuman fisik.

Advertisement

Jika saya teringat lagi ke masa-masa itu di mana mental dan juga fisik terguncang memang benar adanya.

Saya merasa  bahwa tiap omongan, tiap tindakan yang saat itu orang tua saya ambil adalah yang terbaik. Di mana saat itu omongan atau ucapan yang mungkin membuat mental saya down adalah yang terbaik buat saya.

Setiap selesai belajar bersama dengan ayah saya, saya merasa kosong dan hampa. Seperti tidak berguna saja menyelesaikan soal matematika yang kala itu memang sulit untuk saya pelajari dan saya kerjakan.

Kala itu adik saya sedang lengket-lengketnya dengan ibu saya. Dan mereka berdua pun selalu mendengarkan saya dimarahi, saya diberikan ‘kata-kata mutiara’ malam hari itu.

Pernah suatu ketika saya punya paham dalam diri saya begini. Seperti peribahasa yang sudah-sudah yaitu malu bertanya sesat di jalan. Namun pada akhirnya saya malah tambah dimarahi lagi karena keseringan bertanya.

Di media sosial khususnya twitter sering saya jumpai kisah yang sama dengan apa yang saya alami. Perlakuan orang tua kepada anak pada saat kecil dahulu.

Setelah sekilas membaca itu saya menjadi merinding. Ingat lagi kejadian-kejadian itu, malam itu, teriakan itu, gertakan itu dan juga omongan tidak pantas itu.

Namun apa yang terjadi kala saya dewasa? Terkadang saya menjadi pilu, sedih dan juga banyak berterima kasih.

Banyak kejadian sampai detik ini yang mengisyaratkan bagaimana kalau orang tua saya tidak berumur panjang? Bagaimana kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kepada orang tua saya?

Semua itu berbalik entah kenapa. Rasa dendam atau juga sakit hati itu masih ada. Kejadian-kejadian itu masih ada di ingatan saya, di memori kepala saya.

Seiring berjalannya waktu dan juga teknologi ternyata saya tidak sendirian. Masih banyak anak seusia saya—kala itu—mendapatkan perlakuan yang tidak humanis.

Mungkin dari media sosial twitterlah saya tahu ada benar dan juga salah mengenai tindakan tersebut.

Ada keliru dan ada juga ketidakpantasan tentang omongan, tentang perlakuan yang orang tua dahulu ajarkan dan juga perlihatkan.

Mungkin dulu dunia yang saya kenal hanya sebatas ujung kuku saja. Namun sekarang dan pelan-pelan mulai terbuka bahwa orang tua—entah di zaman sekarang atau dulu—pernah punya cara mendidik anaknya masing-masing.

Tapi apakah di zaman sekarang masih mengandalkan hal-hal tersebut? mengajar dengan mengguncang hingga kena mental dan juga ada sedikit unsur teriak.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE