#DiIndonesiaAja-Meraba Harmoni di Kawah Ratu

Destinasi short escape untuk menemukan kedamaian.

Tinggal di kota besar memang menyenangkan, tetapi apa kamu tidak bosan dengan pemandangan hutan beton sepanjang jalan. Kota besar memang penuh kemudahan, tetapi terkadang membuat emosi tak tertahankan. Dibalik kemegahan kota besar rasa penat menyerang pikiran membuat semangat pergi tanpa permisi. Maka untuk menghilangkan peliknya masalah sekaligus mengembalikan semangat maka tak ada salahnya untuk menepi sejenak, menikmati alam untuk me-refresh pikiran.

Advertisement

Ketika niat sudah timbul, mungkin kamu bingung mau melangkah ke mana? Raja Ampat dengan pesona menawannya atau Bali dengan ragam budayanya. Tidak perlu jauh-jauh untuk sekedar me-refresh pikiran, cobalah untuk mengalihkan pandangan ke pinggiran Ibukota tepatnya kawasan Kawah Ratu di Kab. Bogor. Meskipun tidak setenar Puncak dan Kawah Putih, kawah ratu bisa menjadi short escape bagi kamu yang ingin menata ulang semangat dan merasakan sejuknya udara pegununugan.

Kawah Ratu termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, tepatnya berada di perut Gunung Salak yang dikenal akan ke-angkerannya. Kurang lebih dibutuhkan waktu 2 jam berkendara dari pusat Kota Bogor menuju pintu masuk Kawah Ratu di Bumi Perkemahan Gunung Bunder.

Pihak Taman Nasional mematok harga tiket masuk sebesar Rp. 15.000/orang sangat murah bukan, tetapi pengalaman yang kamu dapatkan tidaklah murahan. Dari pintu masuk dibutuhkan waktu kurang lebih 3 jam trekking untuk mecapai Kawah Ratu. 3 Jam sebenarnya waktu yang tidak terlalu lama, apalagi rapatnya hutan sepanjang jalan menjadi obat bagi hati yang hilang semangat.

Advertisement

Kontur jalan dimulai dengan bebatuan yang disusun rapi, lalu berganti menjadi tanah lempung hingga tanah basah yang dialiri rembesan air sungai, terkadang lumpur dan pohon tumbang yang melintang jalur akan menjadi rintangan yang menuntut ketangkasan. Medan yang dilalui-pun cukup menantang, kontur yang naik turun tentu menguras tenaga, belum lagi jalur yang basah menuntut kaki bergerak lebih cekatan, jika salah pijak maka sepatu yang dikenakan akan berlumur kotoran. Kanopi hutan yang sangat rapat membuat jalur menjadi rindang. Bersiagalah dengan membawa jas hujan karena Gunung Salak terkenal memiliki kemampuan memerangkap gemercik hujan.

Setiap kakimu melangkah, sadar atau tidak kamu sedang berada di tengah belantara rimba, tidak ada bising kendaraan dan polusi udara. Coba pejamkan mata sejenak lalu pusatkan segala perhatian pada indera pendegaran. Kicauan burung mengisi relung pepohonan, kicau yang bagai melodi alam terdengar rancak namun begitu syahdu di telinga. Sesekali kamu akan mendengar pekikan monyet dikejauah atau suara tupai yang berakrobat diantara pepohonan.

Advertisement

Gemercik air terdengar samar dibalik rimbunnya pepohonan juga suara angin yang menyapa rapatnya dedaunan, inilah suara alam yang dapat kamu nikmati sepanjang jalur menuju Kawah Ratu. Alam yang melantunkan Melodi  sederhana namun penuh ketentraman.

Kamu kehausan karena dihajar jalur yang menguras dahaga? Tak perlu resah, tak ada salahnya melepas dahaga dari aliran sungai yang sangat jernih lagi menyegarkan, kabarnya sumber air di Gunung Salak termasuk yang paling bersih dan segar di Indonesia.

Rimbunnya hutan kini berganti dengan pohon bekas terbakar, tanah tandus dan batu cadas  yang memancarkan suasana mencekam, selamat datang di Hutan Mati. Dari sini bau telur busuk mulai tercium, sementara Kawah Ratu hanya dipisahkan satu punggungan lagi. Vegetasi menjadi semakin kerdil setelah melewati hutan mati, pepohonan tinggi menjulang kini diganti dengan pohon beratap rendah.

Kawah Mati Situ Hiang menjadi obyek menarik sebelum memasuki Kawah Ratu. Sesuai namanya kawah situ hiang tidak lagi berfungsi karena tidak menyemburkan asap belerang. Langkah kaki yang dengan cekatan melintasi jalur batu, tanah liat dan aliran sungai serta tanah tandus kini telah menemuai titik pemberhentiannya, tanah tandus yang tanpa jeda mengeluarkan asap belerang, Selamat Datang di Kawah Ratu.

Kawah Ratu yang berada di ketinggian 1437 mdpl ini terbentuk akibat aktivitas vulkanik Gunung Salak berabad-abad silam. Hasilnya adalah cekungan kawah bertanah putih yang tanpa henti menyemburkan belerang, menjadi permata yang tersembunyi dibalik hutan belantara. Nuansa putih menjadi panorama yang wajib diabadikan dengan lensa kamera, komposisi tanah dan batuan cadas serta semburan asap dapat menjadi latar belakang yang ciamik untuk dibagikan di feeds Instagram.

Kawah Ratu pun menyimpan daya tarik lain yang tidak biasa, yaitu Sungai Cikuluwung yang mengalir melewati celah sumber semburan asap. Sungai Cikuluwung jika dipandang dari jauh tampak berwarna biru tosca sangat indah dan menawan, tetapi jika dilihat lebih dekat terdapat endapan kuning yang berasal dari luruhan belerang.

Kandungan belerang serta suhu air sungai yang cukup panas, tak ayal  menjadi daya tarik para wisatawan. Tidak sedikit wisatawan yang berendam atau sekedar cuci muka dan membasahi tubuh, lagipula di mana lagi dapat berendam air panas dengan panorama kawah sekaligus belantara hutan. Berendam di sumber air panas dengan kandungan belerang pun dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit. Kawah Ratu memang luar biasa memikat, panorama alam yang memukau sekaligus menyediakan alternatif pengobatan penyakit kulit.

Kawah Ratu memang tidak sepopuler kawah lainnya, apalagi perjuangan untuk mencapainya cukup memeras tenaga dan dahaga. Tetapi trekking menuju Kawah Ratu adalah tentang mengelola emosi, menghayati kesederhanaan alam yang dengan magisnya mampu membangkitkan semangat juang. Dan Kawah Ratu bukan tentang pencapaian, tetapi tentang merasakan kembali kebahagiaan yang terkubur rutinintas kota besar.



 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

mahasiswa