#DiIndonesiaAja-Oudstadt atau Little Netherland di Tengah Kota yang Membawa Kembali pada Abad 17

Keliling kota sembari bernostalgia

Apakah kalian pernah membayangkan di Indonesia memiliki Outstadt atau Little Netherland? Di artikel ini saya akan membahas tentang sejarah dan keindahan di dalamnya.

Advertisement

Masyarakat lokal biasa menyebutnya dengan Kota Lama, karena bangunan-bangunan yang berdiri kokoh tersebut memiliki gaya arsitektur khas Eropa yang dibangun pada zaman Belanda. Bisa dilihat pada ornamen-ornamen yang ada pada tiap bangunan identik dengan gaya Eropa; mulai dari bentuk jendela dan pintu, sampai pada ruang bawah tanah.

Destinasi wisata ini berada di jantung Kota Semarang, terletak di Jalan Letjen Suprapto, Semarang Utara, Semarang, Jawa Tengah. Kota Lama menjadi kepingan sejarah dari puluhan bahkan ribuan tempat peninggalan sejarah yang ada di Indonesia. Bangunan peninggalan kolonial Belanda ini menjadi saksi bisu yang pernah terjadi di Indonesia, namun menciptakan sebuah gradasi yang cantik yang perlu dilestarikan.

Kota Lama berdiri pada akhir abad ke-17, pada awalnya fungsi dari Kota Lama ini sebagai pusat pemerintahan, perkantoran dan perdagangan. Pemerintah Kota Semarang hingga saat ini berusaha untuk melindungi dan mengembangkan menjadi pariwisata yang kental akan warisan budaya agar tak termakan waktu.

Advertisement

Bagi kalian pecinta seni dan sejarah Kota Lama jadi jawabannya. Karena kota yang dijuluki Little Netherland ini akan menyuguhkan bangunan dengan arsitektur yang renaissance dan artistic, akan menjadi daya tarik tersendiri. Salah satunya Contemporary Art Gallery, tempat ini merupakan galeri yang memamerkan karya seni, baik berupa foto, patung, kriya atau lukisan. Kalian akan dikenai biaya yang sangat murah Rp. 10.000, karya seni yang ditawarkan merupakan karya yang luar biasa.

Selepas dari galeri, saya menuju pusat dari kawasan Kota Lama yaitu Taman Srigunting. Pertama kalinya saya menginjakkan kaki di sini saya langsung jatuh cinta dengan tempat ini. Taman yang awalnya sebuah pemakaman sekarang disulap laiknya kapsul waktu yang membawa kita kembali pada Era Kolonial.

Advertisement

Di taman ini, disediakan tempat duduk untuk melepas penat setelah tur sejarah. Selain itu, taman ini menyuguhkan lanskap bangunan-bangunan tua di seberangnya, pohon rindang di sekelilingnya, dan burung merpati yang bersijingkat di jalanan kecil. Tidak hanya itu, yang menjadi bagian unik di tempat ini kamu akan mendengar musik klasik khas Eropa yang diputar sepanjang hari.

Selain bangunan yang saya sebutkan tadi, masih banyak bangunan bersejarah lain di antaranya, Gereja Blenduk, Pabrik Rokok Praoe Lajar, Gedung Marba, Gedung Weeskamer, Stasiun Tawang, dan masih banyak lagi.

Sulit untuk menyebutkan bagian mana yang paling membuat saya terkesan di sini, karena semua tempat yang ada di sini memiliki kesan tersendiri, bagaimana tidak? Bangunan tua disulap menjadi minimarket bahkan kafe.

Salah satunya Spiegel Bar & Bistro bangunan yang menghadap menyerong ke barat daya ini memiliki ornamen yang ciamik. Bangunan yang didirikan pada tahun 1895, awalnya sebuah toko serba ada dikenal dengan Winkel Maatschappij “H Spiegel”. Barulah pada 8 Juni 2015, setelah masa restorasi yang lama, gedung ini menjadi Spiegel Bar & Bistro.

Untuk memasuki kawasan se-unik ini, wisatawan tidak dikenai biaya dan tidak ada jam operasional yang diberlakukan. Untuk menghindari para wisatawan memadat kita dapat mengunjunginya di malam hari, hal tersebut tidak akan mengubah keindahan dari Kota Lama.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE