#DiIndonesiaAja-Legenda Pilu dan Berbagai Misteri di Balik Keindahan Panorama Danau Tolire, Danau Terbesar di Maluku Utara.

Tempat wisata menarik dengan segudang misterinya

Indonesia memiliki beraneka ragam keindahan alam yang eksotis. Tetapi tak jarang, kita mudah terpesona dengan keindahan alam di luar negeri, kemudian tak berkaca kepada keelokan alam negeri kita sendiri. Kamu tidak boleh lupa jika alam kita juga sangat permai dan banyak yang dijadikan sebagai tempat wisata. Namun, beberapa tempat wisata di Indonesia justru jarang diketahui oleh masyarakat luas. Padahal, keindahannya pun tak kalah dari tempat wisata terkenal lainnya.

Advertisement

Maka dari itu, mari berkenalan dengan kota Ternate. Kota yang terletak di bawah kaki gunung Gamalama di Provinsi Maluku Utara. Ternate dahulu pernah menjadi salah satu pusat perdagangan rempah-rempah pada abad ke-15. Kota yang terkenal dengan Papeda sebagai makanan khasnya ini tidak hanya dikenal sebagai penghasil rempah-rempah, tetapi dikenal juga dengan tempat wisatanya yang menawan.

Berbicara tentang tempat wisata, di Ternate kamu akan menemukan sebuah danau yang ikonik dengan legenda pilu dan segudang misteri di dalamnya. Nama danau tersebut adalah Danau Tolire. Danau yang terdiri dari Danau Tolire Besar dan Danau Tolire Kecil ini terletak 14,5 km dari Bandara Sultan Babullah. Jadi, kamu memerlukan waktu kira-kira 1 jam untuk mencapai Danau Tolire.

Danau Tolire Besar dan Danau Tolire Kecil ini hanya berjarak 200 meter saja. Jadi, lokasinya memang saling berdekatan. Danaunya terhampar luas sekitar 5 hektar dengan kedalaman 50 meter. Danaunya yang hijau disertai latar belakang pemandangan Gunung Gamalama, dapat membuatmu terhenyak karena terpesona saat menyaksikan panoramanya.

Advertisement

Namun, ternyata bukan hanya itu daya tarik Danau Tolire. Di Ternate, terkenal sebuah legenda cerita rakyat tentang asal-usul terbentuknya Danau Tolire. Alkisah, ada sebuah desa yang terletak di bawah kaki Gunung Gamalama. Desa tersebut dipimpin oleh seorang pria yang juga merupakan seorang ayah. Dikisahkan, sang ayah melakukan perbuatan tercela kepada putrinya sehingga mengandung. Padahal konon, ia adalah orang yang sangat dihormati di desa.

Tak butuh waktu lama hingga akhirnya warga desa mengetahui perbuatan tercela itu. Warga desa beramai-ramai memberi sangsi sosial, kemudian mengusir keduanya dari desa. Dengan menanggung rasa malu yang dalam, ayah dan putrinya itu harus pergi dari desa. Namun sebelum sempat mereka pergi, gempa bumi dahsyat mengguncang desa tersebut. 

Advertisement

Warga desa percaya bahwa itu adalah hukuman dari Tuhan akibat perbuatan tak senonoh pemimpin desa mereka dan putrinya tersebut.

Akhirnya, kutukan gempa besar itu membuat air menyembur keluar dari dalam tanah, kemudian membentuk sebuah danau besar yang menenggelamkan seisi desa, dan kini dikenal sebagai Danau Tolire Besar.

Sedangkan, sang putri yang mengetahui bencana tersebut datang, sempat berhasil meloloskan diri dari desa dan pergi ke tepian pantai. Namun, kutukan gempa tetap mengguncang tanah tempatnya berpijak. Sang putri pun ikut dibenamkan ke dalam danau yang kini dikenal sebagai Danau Tolire Kecil. Sebab dosa yang dilakukan oleh pemimpin desa mereka, seluruh warga desa juga turut menanggung akibat. Seluruh desa tersebut ditenggelamkan, dan tak hanya sampai di situ, konon para warga desa pun dikutuk menjadi buaya putih.

Legenda ini dipercaya oleh banyak orang, sehingga warga Ternate menganggap Danau Tolire Besar adalah simbol sang ayah, sementara Danau Tolire Kecil adalah simbol sang putri. Kisah yang sangat menyedihkan, bukan? Menurut para pengunjung Danau Tolire, beberapa mengaku pernah melihat buaya putih muncul ke permukaan danau. Konon katanya, buaya-buaya putih jelmaan warga desa itulah yang menjaga Danau Tolire, alias tempat desa mereka bersemayam.

Misterinya tak hanya sampai di situ, jika kamu berkunjung ke Danau Tolire, belumlah afdal bila kamu tidak mencoba tradisi melempar batu ke arah danau. Anehnya, jika kamu melempar batu ke danau, batu milikmu tidak akan pernah menyentuh danau. Entah batu tersebut kembali ke arahmu, atau meleset ke arah pepohonan. Tradisi melempar batu ini selalu dilakukan oleh para pengunjung yang penasaran. Tetapi hasilnya, tidak ada yang pernah berhasil. 

Dikatakan pula, Danau Tolire memiliki gravitasi yang kuat, karena itulah batu yang dilempar ke arah danau tak pernah menyentuh permukaan. Dibuktikan dengan daun-daun pepohonan yang mengelilingi danau, juga tak pernah jatuh ke permukaannya. Danau ini selalu terlihat bersih. Tidak ada sampah dedaunan di atasnya, dan tak ada orang yang pernah berhasil melempar batu ke dalam danau. Jadi, apakah kamu tertarik untuk mencoba?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE