Ini adalah tulisan pertamaku di Hipwee sekaligus tulisan pertamaku di luar menulis fiksi novel atau cerita pendek yang biasa aku lakuin di akun sebelah. Sedari dulu aku sangat ingin menuliskan opiniku mengenai beberapa hal yang masih mengganjal di kepala maupun di lubuk hati terdalamku. Namun aku belum mampu atau lebih tepatnya belum sempat menuliskan opini dimanapun karena banyak deadline novel dan cerpen yang harus diselesaikan. Di sisi lain aku juga belum menemukan tempat yang tepat untuk menyampaikan isi kepala sampai aku menemukan iklan di Instagram dari Hipwee yang mengadakan #HipweeDaebak.
Sebuah kebetulan yang luar biasa banget karena event menulis ini cocok banget sama apa yang mau aku sampaikan. Iya, dilema seorang K-Popers muslim yang begitu mengidolakan beberapa grup dan musiknya yang luar biasa menginspirasi dengan visual mereka yang bikin mata betah memandang seharian suntuk. Kenapa aku mengatakan kalau itu sebuah dilema saat seorang muslim atau muslimah menjadi seorang K-Popers? Aku yakin beberapa dari kalian bahkan keseluruhan dari kalian yang memeluk Islam mengerti hukumnya. Bukan hukuman yang berat namun akan jadi sangat memberatkan saat kita membiarkan semuanya begitu saja.
Rasa cinta terhadap bias kita, visual mereka dan juga musik mereka yang -duh gila sih keren banget comeback mereka kali ini yang bikin kita sebagai fans K-Pop terkadang lupa bahwa rasa cinta kita sebagai muslim atau muslimah terlalu berlebihan untuk mereka melebihi cinta kita terhadap diri kita sendiri. What? Cinta terhadap diri sendiri? Aku udah cinta diri sendiri, kok. Bias aja ngajarin kita buat mencintai diri sendiri. But wait a miinute chingu, banyak dari kita yang tidak mengerti maksud dari kata mencintai diri sendiri itu.
Jujur aja, aku adalah seorang ARMY. Aku jadi fans BTS sejak tahun 2013, tepatnya sejak mereka debut aku udah tertarik sama konsep musik hip-hop garang mereka. Dimana menurutku wajah Jeon Jungkook yang adalah bias pertamaku di grup BTS yang bikin music video mereka jadi makin seger. Di awal debut, aku hanya menyukai konsep musik mereka dan belum mengerti banyak tentang pesan kritik sosial yang coba mereka sampaikan lewat No More Dream.
Tapi selama waktu berputar dan memutar roda kehidupan, aku mulai mengerti bahwa mereka tidak bisa disamakan dengan grup lain karena mereka musisi yang berusaha menyampaikan pendapat mereka melalui musik dan membuat lagu mereka sendiri. Aku mulai mencintai mereka bertujuh secara rata dan menyematkan di ingatanku bahwa mereka adalah sebuah keluarga dan bukan business-relationship seperti yang banyak dibicarakan.
Aku kesepian dan butuh teman, aku akan mendengarkan Whalien 52. Aku sedih karena hubungan asmaraku tak sesuai ekspektasiku, aku akan mendengarkan Danger. Aku stuck dan punya masalah dengan pendidikanku, aku akan mendengarkan N.O. Aku tak punya impian tapi aku harus menjadi orang yang sukses agar orangtuaku bahagia, aku akan mendengarkan No More Dream. Aku membenci diriku sendiri yang tak bisa menjadi lebih baik, aku akan mendengarkan Magic Shop. See? Mereka memiliki semua jenis musik yang mana lirik mereka begitu meresap sampai dalam kehidupan dan fans akan berkata dalam hati mereka -oh iya, benar juga ya.
Tapi saat berhadapan dengan realita bahwa mencintai mereka adalah pro-kontra bagi seorang muslim/muslimah, tak ada yang bisa dilakukan lagi. Ayolah, ini 2020, kau bahkan tak bisa menyandingkan politik dengan agama. Lalu bagaimana sekarang?
Kau tetap harus mencintai diri sendiri seperti yang disampaikan oleh idolamu. Seperti dalam lagu Pied Piper yang mereka rilis di dalam album LOVE YOURSELF 'Her' dimana fans diminta untuk berhenti mantengin mereka dan mulai bekerja dan belajar, beberapa orang dalam hidup kita tak menyukai mereka dan mungkin saja meminta kita untuk berhenti bersikap seolah hidup kita sepenuhnya diisi oleh mereka. Tapi apa kita benar paham maksud mereka untuk mencintai diri kita sendiri? Apalagi sebagai seorang muslim atau muslimah?
Aku nggak peduli, terserah, aku bakal mencintai mereka dengan wajar, kok, aku juga masih rajin sholat dan ngaji. Mereka gak ganggu waktuku untuk belajar ataupun taat kepada Allah AWT.
atau yang lebih ganas lagi,
Semua tergantung niat, kok. Semua yang nentuin Allah SWT, bukan manusia.
Bener nggak? Itu perlawanan utama saat seorang K-Popers muslim/muslimah di tantang mengenai bagaimana dia mencintai idolanya di samping agamanya.
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka”.
(HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Pernah dengar hadits ini? Pernah tahu? Pernah baca? Atau bahkan tahu betul tentang hadits ini? Lalu bagaimana tentang jawaban terhadap mereka yang bertanya bagaimana kau mencintai idolamu disamping agamamu? Apa yang akan coba di sampaikan sekarang agar mereka tahu bahwa niatku mencintai idol atau bias hanya sebatas untuk mencari hiburan?
Hiburan? Bukankah hiburan terbaik dalam Islam adalah sholawat, membaca Al-Qur'an dan mendekatkan diri kepada Allah SWT? Kamu butuh hiburan? Ngaji lah. Sholat. Ntar dikasih kemudahan sama Allah SWT, kamu gak bakal kesepian karena Allah SWT selalu berada di sisimu dan menjagamu atas kesedihanmu pula rasa bimbangmu tentang impian.
So, now what? Adakah K-Popers yang bisa menyangkal itu? Bahkan diriku sendiri yang munafik ini tahu tentang hukum dan aturan tapi aku tetap mengidolakan mereka dan mencintai mereka dengan batas yang aku buat sendiri. Apakah chingudeul juga seperti itu?
Kita nggak usah terlalu jauh tentang hadits itu, kita cari yang deket aja. MUSIK. Ya, musik yang keras dan membawa pendengarnya ke luar jalur dan Islam akan terhitung haram bukan? Sudahlah musik haram, pelantun musiknya kafir, liriknya tentang mencintai manusia lain dan melupakan Tuhan yang berada di atas segalanya dan music video yang menampilkan aurat juga berbagai macam hal yang membuat dosa mengalir deras. Lalu di sisi mana K-Popers muslim/muslimah bisa mengatakan bahwa tak apa mencintai dan mendengarkan musik mereka? Meskipun niat kita baik dan tidak mengganggu kewajiban sebagai seorang muslim/muslimah?
Itu semua tergantung pada masing-masing kalian para K-Popers sendiri. Bagaimana dan seperti apa hidup yang ingin di ambil selama di dunia dan di akhirat. Lalu yang terpenting adalah pemahaman mengenai self-love yang mungkin berbeda bagi setiap orangnya lagi. Tentang menjadi K-Popers dan seorang muslimah, bahkan diriku sendiri masih belum menemukan jawaban pasti. Tapi harapan terbaik adalah, dekatkan diri kepada Allah SWT agar hati dan pikiran semakin kuat dan mampu keluar dari dunia K-Popers yang bagi sebagian banyak besar orang adalah sebuah jurang yang dalam dan sangat sulit untuk keluar dari jurang itu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”