Dilema Perasaan Insecure. Motivasi atau Obsesi?

perasaan insecure

Melihat orang lain sukses, apalagi teman yang dekat dengan kita ternyata dapat menghasilkan berbagai macam dampak untuk kita. Pertama, kita bisa saja senang karena melihat keberhasilan teman kita dalam suatu hal. Kedua, kita bisa menjadi termotivasi agar sukses juga. Ketiga, kita justru menjadi insecure karena melihat teman kita sukses.

Advertisement


“Kok dia bisa gitu, tapi aku gini-gini aja ya” 


Jujur saja, kalimat seperti itu pernah terlintas di benakmu, kan? It’s okay karena aku pun sering. Tapi, apa jadinya jika kamu insecure dan itu membuat kamu justru terobsesi bukannya termotivasi?

Kamu akhirnya mencoba banyak hal untuk “menyaingi” teman yang kamu anggap sukses. Kamu berusaha membuktikan beberapa kalimat ini:

Advertisement


“Dia bisa, aku juga bisa kok”

“Aku pasti bisa lebih dari dia”


Advertisement

Kalimat di atas sangat bagus untuk kamu jadikan motivasi. Namun, dengan catatan jika kamu menggunakannya dengan baik dan benar. Coba kamu pikirkan, apakah hal yang kamu lakukan sekarang ini adalah untuk dirimu? Atau kamu melakukannya hanya untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain? 

Terkadang, kita sering membandingkan diri kita dengan orang lain. Di saat ada teman kita yang mendapatkan kerja atau magang, sedangkan kita tidak, kita akan merasa gagal. Mulai dari situ pun kita mulai membandingkan diri dengan orang-orang. Hingga akhirnya, kamu terobsesi melakukan segala hal, yang bahkan kamu tidak sukai hanya untuk membuat sebuah pembuktian kepada dunia jika kamu mampu.

Please, open your eyes. Jika kamu terus hidup hanya demi sebuah pengakuan, apakah kamu yakin hidupmu masih berarti? Kamu tidak akan pernah bisa membandingkan dirimu dengan orang lain. Kenapa? Karena dari awal Tuhan sudah menciptakan kalian dengan sangat berbeda. Bakatmu dengan bakatku berbeda. Rezekimu dan rezekiku berbeda. Semuanya berbeda.

Kamu hanya dapat membandingkan dirimu yang sekarang dengan dirimu yang dulu. Mulai dari situ, kamu dapat melihat apakah sebenarnya dirimu sudah cukup baik dari sebelumnya atau justru belum berkembang. 

Rasa insecure ketika melihat seseorang, apalagi orang terdekat kita mencapai sesuatu hal besar memang tidak dapat kita hindari. Namun, cobalah jadikan hal itu menjadi sebuah motivasi bukan obsesi. Ya, obsesi untuk diakui oleh lingkunganmu. Kamu hanya perlu melakukan apa yang kamu sukai dan tekunilah bidang itu. Biarkan kesuksesanmu nanti yang berbicara.

Berbagai pertanyaan sudah ditanyakan dalam tulisan ini. Apakah kamu dapat menjawabnya? Atau masih bingung? Itu tidak masalah. Hal yang penting adalah kamu ingin terus berkembang dan melakukan sesuatu karena kamu menginginkannya dengan tulus, bukan menginginkannya hanya untuk menyaingi temanmu atau mendapatkan pengakuan publik.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran angkatan 2019.

CLOSE