Duka Menjadi Maba di Angkatan Corona, Ternyata Stress Bisa Dirasakan Saat #DiRumahAja

Duka jadi maba angkatan corona

Tahun 2020 memiliki kesan yang berbeda dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, terutama pada dunia pendidikan. Kita dipaksa untuk berdaptasi dengan perubahan, khususnya bagi mahasiswa baru karena mengalami masa transisi. Pada saat ini, alternatif yang digunakan agar proses belajar mengajar tetap berjalan adalah dengan melakukan pembelajaran secara daring. Proses pembelajaran ini melalui beberapa aplikasi yang menunjang seperti google classroom, zoom, dan sebagainya.

Advertisement

Pembelajaran daring memiliki beberapa dampak mulai dari dampak negatif maupun positif. Dengan sistem belajar yang hanya dilakukan dengan berdiam diri dirumah saja, tentunya dapat menimbulkan stress bagi mahasiswa. Lalu apa saja yang memicu timbulnya stress pada mahasiswa?

Menjadi mahasiswa baru, memang sebuah keuntungan yang tidak banyak didapatkan oleh sebagian orang di luar sana. Pandemi Virus Corona memberikan tantangan yang lebih besar untuk MABA angkatan 2020. Peraturan untuk jaga jarak dan tetap berada di rumah membuat angkatan ini harus menghadapi tantangan yang berbeda dari angkatan sebelumnya yaitu melakukan pembelajaran dengan metode daring. Dengan pembelajaran daring, mahasiswa tidak terkendala tempat dan waktu, mereka dapat mengikuti perkuliahan dari rumah masing-masing maupun di tempat lain. Dosen memberikan perkuliahan melalui kelas-kelas virtual yang dapat diakses dimana pun dan kapan pun tidak terikat ruang dan waktu.

Di sisi lain, tidak pernah menjadi ekspektasi mahasiswa baru, untuk melakukan semua kegiatan perkuliahan di rumah tanpa bertemu dengan teman dan dosen yang baru. Bahkan ospek dilakukan hanya dengan menatap layar seharian serta mengerjakan tugas. Dampaknya ada pada pengelihatan yang dipaksakan untuk terus menatap layar sehari penuh. Masa peralihan dari siswa menjadi mahasiswa yang mestinya dilewati melalui cara beradaptasi dengan lingkungan kampus tidak dirasakan. Kejenuhan belajar di rumah yang setiap harinya hanya menatap layar laptop dan tidak dapat bertemu serta bersosialisasi dengan lingkungan nyata dapat memberikan dampak psikologi bagi mahasiswa baru. Tak jarang mahasiswa baru mengalami stress selama perkuliahan daring. Hal tersebut dapat disebabkan oleh berbagai fakor.

Advertisement

Banyak anggapan bahwa hal ini seharusnya menjadi tantangan baru bagi mahasiswa agar lebih berkembang dan mampu beradaptasi dengan keadaan yang ada. Namun, kemampuan beradaptasi yang cepat tidak mungkin dimiliki oleh semua mahasiswa. Selain itu, tidak semua mahasiswa dapat menggunakan media sosial dengan baik. Penyebab lain mahasiswa stress dan putus asa adalah tugas yang diberikan terlalu banyak, mungkin dengan memberikan tugas dosen mengharapkan bahwa mahasiswa bisa paham dengan materi yang diajarkan, karena dosen tidak dapat menjelaskan secara langsung materi yang akan disampaikan karena terkendala situasi dan kondisi. Tidak hanya tugas individu, tugas kelompok pun sering diberikan. Mengerjakan tugas kelompok namun terasa seperti tugas individu. Diskusi yang seharusnya menjadi wadah bagi mahasiswa baru untuk bersosialisasi dengan mahasiswa lainnya serta untuk belajar menyampaikan gagasan atau pendapat tidak dapat dilakukan secara maksimal.

Pembelajaran daring yang membutuhkan kuota, ditambah lagi dengan biaya UKT yang dibebankan tidak ada pengurangan sama sekali, sangat memberatkan mahasiswa khususnya orang tua. Kondisi perekonomian yang tidak stabil dapat memberatkan orang tua dan juga menggangugu fokus mahasiswa dalam berbagai kegiatan perkuliahan. Berbagai cara harus dilakukan orang tua untuk memenuhi kebutuhan anaknya berkuliah secara daring. Meskipun ada kuota yang dijanjikan oleh kemendikbud, namun kuota tesebut tidak tersalurkan kepada mahasiswa secara tepat waktu.

Perubahan di tahun 2020 yang mewajibkan setiap mahasiswa baru yang sedang mengalami transisi dari siswa ke mahasiswa untuk beradaptasi dengan pembelajaran sistem daring. pembelajaran sistem daring tentu menjadi pengalaman baru bagi mahasiswa baru. Dengan pembelajaran sistem daring, mahasiswa tidak terkendala tempat dan waktu, mereka dapat mengikuti perkuliahan dari rumah masing-masing maupun di tempat lain. namun, pembelajaran dengan sistem daring juga memberikan dampak negatif bagi beberapa mahasiswa. Tidak setiap mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan dengan sistem daring, sistem ini dianggap menyulitkan mahasiswa karena banyaknya tugas individu dan kelompok dengan tenggat waktu yang sempit. Banyak sekali keluhan-keluhan mahasiswa mengenai sistem pembelajaran online, tetapi hal ini juga tidak boleh menjadi alasan untuk mahasiswa untuk tetap mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimiliki. Mahasiswa harus tetap mengembangkan diri dengan beradaptasi pada pembelajaran sistem online.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE