Lika-Liku Kuliah Daring, Mulai dari Mati Listrik hingga Krisis Kuota

Kira-kira apa ya solusinya?

Kuliah daring. Apa itu kuliah daring? Banyak orang yang sebelumnya tidak paham dengan arti kuliah daring, hingga karena dipaksa oleh keadaan mereka akhirnya sedikit demi sedikit paham.

Advertisement

Disadur dari merdeka.com, pembelajaran daring ialah metode belajar yang menggunakan model interaktif berbasis internet, seperti menggunakan Zoom, Google Meet, dan sebagainya. Dengan kata lain, kuliah daring berarti kegiatan perkuliahan yang harus diikuti mahasiswa melalui internet karena tidak dapat melakukan perkuliahan secara langsung.

Terhitung sejak Maret 2020, sudah 8 bulan masyarakat Indonesia melakukan physical distancing karena adanya virus Covid-19. Physical distancing menuntut masyarakat untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Dahulu, saya sempat berpikir apakah pembelajaran akan tetap berjalan atau harus mandeg karena adanya physical distancing ini.

Ya, coba dipikir saja, memangnya bisa melakukan pembelajaran apalagi kuliah tanpa tatap muka secara langsung? Impossible! Eits, ternyata karena kecanggihan teknologi, opini saya dapat disangkal.

Advertisement

Perkuliahan akhirnya dapat dilakukan secara daring karena jika harus tatap muka secara langsung ya tidak mungkin, mengingat si virus ini masih bersinggah di mana-mana. Akan tetapi, saya ternyata mengalami dua dari sekian banyak masalah saat melangsungkan pendidikan saya secara daring, loh.

Kejadian pertama yang saya pernah alami saat menjalani lika-liku kuliah daring adalah mati listrik. Saya berlangganan Wi-Fi yang lumayan cepat, tetapi terkadang juga selambat siput.

Advertisement

Saat itu saya sedang belajar untuk memahami sulitnya salah satu mata kuliah yang berkaitan dengan hitung-hitungan. Saat mulai paham … tiba-tiba PET! Semuanya menjadi gelap. Beberapa menit kemudian video Zoom berhenti. Untuk beberapa saat saya hanya bengong karena sepertinya sedang terjadi perdebatan di dalam otak saya.

Saat itu yang saya pikirkan hanya, “Oh, apa ini? Sebentar. Kok mati? Baru saja paham sudah diberi cobaan lagi?” 

Inilah yang terjadi jika anda memakai Wi-Fi, jika ada pemadaman listrik maka anda yang sedang melaksanakan kuliah daring akan mengalami kejadian yang sama. Satu mati, terhambat semua belajar anda.

Kejadian kedua adalah kejadian yang masih ada relasinya dengan kejadian pertama. Setelah mati listrik, Wi-Fi mati, dan gelap semuanya, masalah lain yang muncul: kuota yang sudah lama habis dan tidak diisi lagi karena sudah terlalu lama memakai Wi-Fi. Sungguh kejadian yang sangat menguji kesabaran saya.

Pikiran saya bercampur aduk. Semangat saya untuk kuliah mendadak hilang (saya orang yang mood swing). Tentu saja saya menuturkan alasan lain mengapa saya tidak mengisi kuota, yaitu untuk menghemat biaya. “Siapa tahu biaya Rp75.000,00 yang biasa saya gunakan untuk membeli kuota per bulan bisa untuk hal lain ‘kan?” demikian pembelaan saya.

Saya juga sedikit skeptis dengan bantuan yang akan diberikan oleh pemerintah terkait subsidi kuota karena nyatanya sampai sekarangpun belum juga ada kuota yang masuk di provider saya kecuali yang saya beli sendiri.

Terlalu banyak episode menyedihkan dari opera sabun perkuliahan daring ini. Banyak sekali. Perasaan saya sangat beragam, bisa menjadi bahagia dan sebal pada waktu yang bersamaan, ya walaupun lebih banyak menyebalkannya, sih. Sedih kalau yang menghancurkan mood adalah masalah sepele, seperti mati listrik dan kehabisan kuota.

Masalah lain kadang ikut-ikutan muncul, contohnya orang tua saya yang memanggil secara mendadak atau bahkan adik saya yang masih kecil meminta saya untuk diajarkan mata pelajaran Matematika. Namun, dari sekian banyak penyebab hancurnya mood saya, yang paling membuat saya sebal dan kesal adalah mati listrik dan kehabisan kuota.

Saking banyaknya kendala yang pernah saya hadapi, sepertinya saya sudah sangat khatam pula dengan solusi jika hal yang membuat saya bad mood itu tiba-tiba terjadi. Saya menyarankan banyak sekali cara yang dapat dilakukan. Saran yang saya berikan adalah perbanyak kuota.

Perbanyaklah kuota, bahkan jika anda memiliki wifi. Memperbanyak kuota akan sangat membantu bagi mahasiswa yang ikut serta dalam perkuliahan daring. Belilah kuota jika Anda benar-benar niat untuk melanjutkan pendidikan Anda. Lebih baik sedia payung sebelum hujan bukan?

Susutkan harapan anda dengan subsidi kuota dari pemerintah itu. Ya, memang benar jika sebagai mahasiswa berharap kepada pemerintah untuk meminta sarana penunjang pembelajaran. Namun, saran saya adalah jangan terlalu berharap saja, diberikan ya syukur, tidak diberikan ya sudah jangan menyalahkan yang lain.

Kemudian, selalu pantau info dari PLN untuk mengetahui daerah mana saja yang akan dilakukan pemadaman bergilir. Ini sangat membantu mahasiswa dan masyarakat untuk mempersiapkan apa yang harus dipersiapkan.

Untuk orang dengan mood swing seperti saya ini, disarankan untuk sarapan terlebih dahulu sebelum memulai perkuliahan agar dapat berpikir jernih dan jika perlu makanlah pisang atau cokelat sebelum belajar (pisang dan cokelat dapat meningkatkan mood seseorang).

Demikian yang dapat saya sampaikan. Harapan saya untuk pemerintah terkait dengan sarana belajar kuliah daring ini semoga dapat terealisasikan secara maksimal. Seperti pemberian subsidi kuota belajar itu salah satunya. Bayangkan jika seterusnya subsidi kuota ini tidak merata untuk semua wilayah, pastinya akan terjadi kendala dalam pembelajaran juga.

Harapan lain dari saya untuk pemerintah adalah semoga jika ada pemadaman listrik hendaknya dilakukan di malam hari saja karena malam hari adalah waktu yang jarang digunakan untuk melangsungkan kegiatan perkuliahan. Semoga pandemi ini cepat selesai, ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE