Film Sexy Killers: Adakah Nilai Pancasila yang Dilanggar?

Terkait film Sexy Killer

Film Sexy Killers merupakan suatu film dokumenter yang akhir-akhir ini sedang mencuri perhatian masyarakat seluruh Indonesia. Film ini banyak mendapatkan komentar bahkan sindiran-sindiran kepada banyak pihak. Dilihat dari judulnya mungkin akan beranggapan film  ini menceritakan tentang sesuatu cerita dewasa. Namun, apa yang diceritakan di film ini bukanlah mengenai hal tersebut. Sexy killers mengangkat mengenai banyaknya pertambangan yang ada di bumi pertiwi ini. Dari hasil ekspedisi yang dilakukan pembuat film ini, banyak hal terungkap bahkan hal yang tidak terduga sebelumnya dalam suatu proyek pertambangan.

Advertisement

Adanya pertambangan di sebuah negara menandakan adanya orang-orang yang lebih pintar dibarengi dengan kemajuan teknologi. Hal tersebut akan semakin membuat bertambanhnya daerah penambangan. Film yang berdurasi sekitar 88 menit ini memperlihatkan bahwa orang yang punya saham juga orang yang bisa mengatur hukum seenaknya sendiri. Mereka dapat melakukan segala cara agar semua dapat berjalan sesuai apa yang mereka inginkan, termasuk merusak tanah air mereka sendiri demi kepentingan pribadi. Kaum elite alias mereka yang mempunyai tambang tidak memikirkan dampak apa yang akan terjadi bahkan terkesan masa bodoh untuk menanggapi hal seperti itu. Banyak oknum dilibatkan terkait adanya pembukaan wilayah tambang mulai dari pejabat daerah setempat, aparat penegak hukum daerah setempat hingga mereka yang mempunyai jabatan di pusat.

Pertambangan yang didirikan di berbagai wilayah ini benar-benar meresahkan warga yang tinggal di sekitar pertambangan. Banyak terjadi peristiwa seperti rusaknya lahan pertanian warga akibat limbah yang dihasilkan hingga menelan korban jiwa yang meninggal akibat masuk di lubang bekas galian tambang. Pertambangan akan memiliki dampak baik ketika tambang itu akan dibuat, sedang dalam pertambangan hingga setelah tambang tersebut sudah tidak digunakan. Warga sekitar yang umumnya rakyat kecil tidak bisa berbuat apa-apa dengan adanya tambang tersebut.

Upaya yang telah mereka lakukan mulai dari demo menuntut kepada perusahaan terkait sampai mengadu kepada pemerintah tak ada satupun aksi mereka mendapatkan tanggapan dari pihak-pihak tersebut. Bukannya warga menyerah begitu saja namun apa daya mereka untuk melawan. Mereka seakan yang dianggap bersalah dan justru sampai ada yang dimasukkan ke dalam bui karena dianggap mengganggu jalannya proyek. Kejadian tersebut membuat warga lainnya tidak bisa berbuat apa-apa karena takut dipenjara yang menjadikan mereka dengan terpaksa menutup mulut.

Advertisement

Selain dampak yang telah disebutkan, pertambangan juga menyebabkan rusaknya berbagai ekosistem darat maupun laut. Mereka yang melakukan sama sekali tidak memikirkan dampak tersebut. Di darat, lahan-lahan yang digunakan akan menjadi gersang dan tidak ada tumbuh-tumbuhan lagi karena semua ditebang, hutan menjadi gundul, daerah sekitar menjadi sangat panas dan udara menjadi tidak sehat lagi. Aktivitas pertambangan membutuhkan lahan yang sangat luas yang otomatis semua daerah di sekitarnya baik itu dataran rendah, dataran tinggi hingga wilayah pegunungan seakan hilang, rusak, sudah tidak berbentuk lagi. Pemukiman warga yang erletak di sekitar daerah tambang juga mendapat dampak yang cukup parah, tembok-tembok rumah warga retak-retak bahkan ada rumah yang sampai ambruk karena adanya pertambangan.

Daerah pertambangan harusnya berjarak minimal 500 meter dari permukiman penduduk, namun di lapangan nyatanya tidak seperti apa yang ada di peraturan yang telah dibuat. Di wilayah perairan, baik sungai maupun laut hal yang sama terjadi, semua akan tercemar karena limbah yang ditimbulkan, yang lebih parahnya lagi daerah terumbu karang, konseravsi perikanan dan kelautan rusak karena dilewati kapal-kapal tongkang yang memuat berton-ton hasil petambangan yaitu batubara. Batubara inilah yang menjadi bahan bakar PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap). Batubara hasil pertambangan ini akan dikrim ke PLTU yang ada di Jawa Bali melalui trasportasi perairan.

Advertisement

Batubara yang menjadi alasan pemilik proyek melakukan pertambangan yang dirasa memiliki banyak keuntungan. Mereka yang mempunyai banyak modal akan memilih mendirikan pertambangan batubara dan memanipulasi hukum agar mendapat keuntungan. Mereka hanya menikmati hasilnya saja sedangkan yang di lapangan hanya mendapat ampasnya alias dampak buruknya. Pemerintah seakan mendukung adanya pertambangan tersebut bahkan seolah tidak peduli dengan dampaknya. Banyak bekas pertambangan seperti lubang-lubang besar, kubangan yang berisi air tidak ditindaklanjuti setelah pertambangan itu selesai hanya dibiarkan saja. Akhirnya lingkungan tidak ada penghijauan kembali setelah adanya proyek tersebut.

Keterkaitan review film Sexy Killers dengan sila-sila Pancasila yaitu dari film tersebut kita dapat mengetahui secara langsung bahwa apa yang selama ini di luar sana alias daerah pertambangan batubara tidak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Kejadian yang sampai menelan korban jiwa karena masuk ke dalam lubang bekas galian tambang misalnya, hal tersebut sangat melanggar sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa karena pihak penambang tidak merasa berdosa telah menghilangkan nyawa seseorang. Mereka membiarkan lubang-lubang tersebut begitu saja tidak ada upaya penutupan lubang. Hal tersebut juga tidak sesuai dengan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab karena tidak berperikemanusiaan dengan apa dampak yang ditimbulkan bagi sesama manusia terutama warga sekitar daerah tambang. Pemerintah dianggap juga dianggap tidak adil dalam memperlakukan masyarakat kecil sehingga juga dapat dikatakan telah melanggar nilai sila kedua Pancasila.

Kejadian yang dialami oleh masyarakat di sekitar daerah tambang bisa saja membuat masyarakat tidak lai mau hidup di negara Indonesia yang lebih memilih keluar dari Indonseia yang bisa saja menyebabkan tidak sesuai dengan nilai sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia. Pelanggaran nilai yang terdapat di sila keempat Pancasila juga nampak dilihat bahwa pemerintah hanyak berpihak pada satu pihak saja yaitu mereka pemilik perusahaan tambang atau investor penanam saham, tidak ada musyawarah kepada warga sekitar, keputusan diambil sepihak tanpa mendengarkan keluhan masyarakat.

Masyarakat akhirnya merasa dirugikan atas adanya pertmabangan terutama pertambangan batubara, mereka menjadi kehilangan mata pencaharian mereka, hidupnya menjadi tidak sejahtera karena lingkungan sekitarnya menjadi rusak, mendapatkan air bersih saja susah apalagi mendapat penghasilan seperti sebelum dibangunnya daerah pertambangan. Hal tersebut menandakan telah adanya pelanggaran nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam sila kelima Pancasila yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE