Frasa Senja dalam Kenang Semesta

Katamu senja pasti akan selalu menyapa kembali diteduhnya hati, tapi nyatanya...

Sinar senja  pada sebait mimpi yang tertunda. Garis waktu pada jejaknya yang mewarnai perjalanan kisahnya. Pada sinar senja yang mewarnai sang jingganya. Serupa dengan frasa bait-bait yang menghujan rindu.

Advertisement

Katamu senja pasti akan selalu menyapa kembali diteduhnya hati. Nyatanya, sebuah penantian tinggallah angan dalam syahdunya lirih doa yang kian hari semakin menjadi, sebuah rasa yang masih setia menjaga tatap senja, penantian yang tak berjeda diguliran waktunya. Senja itu meredupkan diri kala terjaga dalam sunyinya hari di bawah langit yang membumi. Pada senja yang kehilangan langitnya. Serupa dengan kata takdir hati yang sedang mengalir turuti pijakkannya waktu.

Pada sebuah penantian yang tak jemu dinanti. Garis waktu itu menguak semua pertanyaan yang menggelayuti. Tanpa menjelaskan, dan akhirnya duhai diri mengerti tentang mu yang kini telah meredupkan diri dari sebuah nama yang dahulu pernah berjanji tuk selalu setia menjaga hati.

Penantian tak jemu itu sedang berkata kepada waktu akan sebuah takdir yang membawa alur labirinnya kisah kehidupan. Kisah kita yang hanya hati kita beserta sang empunya hati yang maha mengerti. Semesta membawa kisah kita pada arahnya, garis waktu yang terbentang jarak pada purnama yang berlalu. Kini di labuhan senja semesta, duhai diri hanya mampu menikmati pancaran kenang senjanya seorang diri bersama bayangmu.

Advertisement

Sebuah rasa dibalut jingga semesta. Kepada senja yang mewarnai kisahnya. Cinta jingga mewarnai hati bersama harinya.

Rona senja yang menjadi tarian melodi yang senantiasa menginspirasi hati. Teduh berbalut dalam relung hati pada sebaris doa yang melirih. Teduh berbasuh percik air kasih Ilahi dalam sanubari bersama buliran bait tasbih yang menentramkan sanubari.

Advertisement

Pada seburat rona senyuman menjadi teman hati. Pada pena yang setia menemani mengalun dan mengukir merangkainya pada tarian narasinya. Pada irama hati yang masih bermelodi di senandung rindu dan munajatnya yang masih menemani dengan setianya. Senandung bait doa semesta melambungkan sebuah angan serta harapnya.

Katamu, Jingga dibalut tabir sinar senjanya akan selalu nampak indah. Namun, seketika langit mendung kelabu turuti waktu yang sedang berbicara, pada hati yang dirundung elegi kala harus melepasmu pergi. Mengabu kelabu tatkala bayang senjanya meredupkan diri. Untuk mengubah sebuah rasa yang terpatri dalam nyatanya tak semudah seperti halnya membalikkan kedua telapak tangan.

Merajuk asa dalam frasa. Merajuk asanya hanya kepada Allah. Semesta yang mampu memahami. Pada pesona nuansa alam menenangkan hati. Tatkala eleginya hari merundung duka hati. Berbalut lukanya yang dibasuhnya belum kering semua. Serpihan hati kan dijaga hingga pada masanya akhir nanti. Ia memiliki ruangnya sendiri. Kerap semua yang terjadi, Hikmah kasih karunia Ilahi senantiasa menyertai. Selalu ada hikmah yang mampu dipetik.

Berbalut sebuah rasa menghujan frasa yang merindu. Pada garis waktu yang kan memulihkan kembali hati ini. Sebuah waktu yang berbicara, waktu juga yang kan menjadi pelipur lara dan pengobatnya. Senja yang kehilangan langitnya merundung hujan hati. Menatapmu kini hanya dari kejauhannya tempat ku berdiri saat ini. Tinggal bayang senyummu yang temani. Doa ku tak pernah luput, pupus dan jeda menemani setiap langkahmu. Semoga dirimu senantiasa terjaga dan bahagia.

Dibalut sebuah rasa disepanjang perjalanan meniti hari. Inspirasi hati yang menjadi kenangannya sendiri. Kamu akan selalu hidup didalam hati. Sebuah arti frasa tentang semangat menjalani pijak kehidupan dibumi kala sisa usia nafasku ini masih diberikan oleh Ilahi Rabbi. Biarlah menjadi kenangannya sendiri disepanjang perjalanan kisah meniti dan menata hati serta harinya. Bukan semangat untuk hidup.

Namun lebih kepada sebuah semangat untuk membuat hidup menjadi jauh lebih hidup. Semua memiliki jalan takdirnya, semua memiliki masanya, dan semua memiliki keunikkannya sendiri. Mempunyai makna yang melukisnya. Seperti pelangi.

Bersama Allah yang maha memahami menuai kisah pada takdir kasihnya yang abadi dipenghujung hari nanti. Bersama Allah yang maha melapangkan hati. Semoga senantiasa terpelihara dan terjaga hati kita dari hal yang tak berkenan. Senandung serpihan sebuah rasa senja di nostalgianya hati iringi temani pijak langkah hati yang terjaga.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE