Gadis Kecil Bunda yang Dewasa

Sore itu, tepat pukul 15.23 WIB tangisan dari salah satu rumah tua terdengar kencang "Oeeekk oeekk oeekk,"  seketika semua orang tersenyum lebar. Putri kecil yang telah lama dinantikan akhirnya terlahir. Serentak semua orang mengucapkan selamat pada pasangan suami istri tersebut. Terlahirlah seorang putri cantik dan manis, dia adalah Quena Arnita Az Zahra anak perempuan pertama sekaligus cucu pertama dari keluarga blasteran Jawa dan sunda. 

Advertisement

Satu bulan telah berlalu, terlihat keluarga kecil ini bahagia sampai pada putri kecil merekan menginjak usia empat bulan. Ayahnya yang bernama David terkena penyakit stroke yang menyebabkan ia tidak dapat bekerja. Sedangkan ibunya harus menopang beban dua kali lebih berat yaitu mengurus suami dan putri kecilnya yang baru lahir dan bekerja mencari nafkah untuk menghidupi suami dan putrinya. Sampai pada akhirnya putrinya menginjak usia 1 tahun, David memberikan amplop berwarna putih bertulis Pengadilan Agama kepada Asih (nama ibu). Ternyata surat perceraianlah yang diberikan David kepada Asih. Kebingungan yang dialami Asih pada saat itu sangat berat, dia sangat memikirkan bagaimana putri kecilnya nanti tumbuh tanpa adanya peran ayah, di sisi lain ia juga memikul beban yang sangat besar karna harus mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Hal tersebut pula yang membuat David berpikir bahwa ia tidak mau membebani Asih dengan keadaan dirinya yang sekarang, apalagi putri mereka baru saja lahir.

Hari kini berlalu, sekarang Quena tumbuh menjadi gadis kecil yang cerdas, baik hati ,serta pemberani. Kini ia sedang bersekolah di taman kanak-kanak yang ada di desanya. Setiap hari Asih selalu mengantar putrinya menuju sekolah menggunakan sepeda ontel berwarna biru yang ia gunakan untuk bekerja. Setelah selesai mengantarkan putrinya ia bergegas untuk bekerja.

Advertisement

Quena sejak TK sudah dilatih mandiri oleh Asih. Sepulang sekolah Quena pulang berjalan kaki menuju rumahnya. Sesampainya di rumah keadaan rumah yang kosong karena semua orang di dalamnya sedang bekerja, putri kecil yang cerdik ini berganti baju depan (ruang tamu) karena takut. Gadis kecil ini bergegas pergi dari rumah untuk pergi bermain dengan teman-temannya. Sore pun tiba akhirnya sang ibu yang ditunggu-tunggu pulang dengan membawa satu bungkus nasi untuk dimakan bersama dengan putrinya. Kehidupan itu berjalan terus menerus sampai putrinya menginjak usia dewasa yaitu 17 tahun. Selama 17 tahun itu Asih berhasil membiayai putrinya dengan kerja kerasnya sampai pada hari kelulusan SMA putrinya, air mata asih pun menetes. Ia tidak menyangka bahwa ia dapat membiayai putrinya sendirian dengan hasil jerih payahnya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Anak Tunggal dan seorang mahasiswi

CLOSE