Sudah tidak asing game online dari orang dewasa hingga anak-anak. Apalagi di zaman saat ini, dimana dikit sekali lapangan terbuka untuk bermain anak-anak, yang ada hanyalah beton-beton sehingga anak-anak sangat sulit untuk bermain luas terpaksa anak-anak pun bermain game online. Menurut lembaga riset pemasaran asal Amsterdam, Newzoo, terdapat 43,7juta gamer yang 56% di antaranya laki-laki di indonesia, yang membelanjakan total US$ 880 juta. Jumlah gamer indonesia meraih terbanyak di Asia Tenggara. Tingkat kecanduan gamer selama terakhir ini dengan prakiraan 6,1% pemain game mengalami kecanduan, maka diperkirakan saat ini terdapat 2,7 juta permain game yang kecanduan (World health Organisation)
Game dapat diperoleh dengan mudah melalui aplikasi dalam handphone dan media internet. Pertumbuhan game masih akan sangat fenomenal di masa mendatang. Berbagai gadget baru dengan aplikasi game canggih pun bermunculan. Fenomena ini menunjukan betapa teknologi game sudah meluas ke berbagai sektor kehidupan. Game Online yang dimainkan oleh anak-anak pun bermacam-macam jenisnya, dari Game Strategi seperti Clash Of Clans, Fighting Game seperti Shadow Fight, Adventure Game seperti Assasin’s Creed, Racing Game seperti Real Racing dan Game yang paling diminati oleh kalangan anak-anak yaitu Game Tembak-tembakan seperti Free Fire, PUBG Mobile dan Point Blank
Memang game online sangat diminati sekali dari orang dewasa hingga anak-anak, tetapi sangat berbahaya untuk masa kembang anak-anak.
Bermain game terus menerus dapat menimbulkan efek ketagihan, yang berakibat melalaikan kehidupan nyata. Inilah masalah yang dihadapi oleh pemain, yang intinya adalah pengendalian diri. Selain bisa membuat adiktif terhadap anak-anak. Game online juga dapat memperhambat pertumbuhan otak karena ketika bermain game online, semua jadwal akan berantakan yang seharusnya istirahat menjadi tidak istirahat inilah yang menghambat metabolisme tubuh, alhasil menjadi memperhambat pertumbuhan bahkan bisa menurunkan fungsi otak, mood terganggu dan bikin lambat berpikir.
Perasaan tidak menyenangkan karena penggunaan game kurang atau tidak dilanjutkan atau disebut juga withdrawal symptoms. Gejala ini akan berpengaruh pada fisik anak-anak. Perasaan dan efek antara perasaan dan fisik akan timbul seperti pusing dan insomnia. Gejala ini juga berpengaruh pada psikologisnya misalnya mudah marah atau moodiness. Dalam kondisi ini, KPAI menyoroti game yang sesuai umur anak, perhatian orang tua, dan soal durasi waktu bermain game bagi anak. Orang tua diminta mengontrol waktu bermain game anak agar tidak sampai tahap kecanduan. Tak kalah penting adalah peran guru agar selalu mengingatkan siswa untuk ingat waktu saat main game
Orang tua harus mendampingi dan mengawasi anaknya dalam bermain game online, karena tidak ingin hal-hal aneh terjadi pada anak tersayangnya. Apalagi kalau sudah kecanduan, akan menjadi sulit diobati. Ingat, mencegah lebih baik dari mengobati.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”