Gerakan Slow Fashion Muncul Sebagai Antitesa dari Fast Fashion

Apa itu gerakan slow fashion? Apa pengaruhnya di bidang lingkungan dan masyarakat?

Gerakan slow fashion muncul sebagai antitesa dari fast fashion. Fast fashion yang dekat dengan isu lingkungan dan sumber daya manusia serta proses produksi, membuat orang khawatir dengan keberlangsungan kehidupan bumi dan manusianya.

Advertisement

Masyarakat cenderung sekadar membeli baju asal murah tanpa mengehatui bagaimana proses produksinya serta dampaknya terhadap lingkungan. Kurang tingginya kesadaran masyarakat terhadap industri fashion ini membuat pentingnya mengkampanyekan gerakan slow fashion.

Ada hal yang perlu dijadikan pertimbangan masyarakat ketika ingin membeli pakaian. Memang butuh atau sekadar keinginan mengikuti trend fashion? Jika hanya ingin mengikuti perkembangan fashion maka perlu mengetahui dampaknya terhadap lingkungan.

Pakaian yang sudah tidak terpakai dan dibuang tentunya menjadi sampah. Sampah pakaian inilah yang akan mencemari lingkungan. Sebagian besar industri fast fashion menggunakan bahan baku yang murah untuk menekan biaya produksi. Biasanya menggunakan polyester yang ternyata sulit terurai daan membutuhkan waktu yang lama.

Advertisement

Selain itu, pewarna sintetis yang digunakan akan mencemari lingkungan karena berbahan kimia. Bahkan, limbah yang biasanya dibuang ke sungai akan mengganggu ekosistem perairan. Hewan dan tumbuhan yang ada di dalamnya akan mati karena tercemar oleh zat-zat kimia. Serta sulitnya menemukan air bersih bagi manusia. Apabila memaksakan menggunakan air yang sudah tercemar limbah, tidak dapat dipungkiri jika nantinya akan menimbulkan penyakit dalam diri sendiri. 

Selanjutnya, industri fast fashion hampir tidak mungkin transparan. Terutama dalam proses produksinya. Sangat kecil kemungkinan bagi kita untuk mengetahui bagaimana pakaian itu dibuat, dari mana benangnya, dari mana kancingnya, dan lain sebagainya. Sehingga, bagi para pekerja pun sulit menentukan, apakah upah yang mereka dapat pantas atau tidak. Sedangkan proses produksi dan harga produksi dari awal hingga akhir mereka tidak mengetahui.

Advertisement

Gerakan slow fashion ini tentunya muncul karena adanya kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat. Pembuatan pakaian dalam hal ini slow fashion menggunakan bahan yang lebih berkualitas. Dengan kata lain bahan yang ramah lingkungan. Misalnya pewarna yang digunakan dari alam seperti kulit manggis, suji, akar mengkudu, angsana, dan lain-lain. Selain itu, proses produksi panjang, sehingga barang yang dihasilkan tidak massal. Hal tersebut berarti mengurangi sampah teksil yang tentunya sudah semakin banyak. Dengan produksi yang panjang, mudah untuk kita mengetahui proses produksinya. Biasanya dalam pembuatan suatu produk, orang-orang yang terlibat berada dalam satu lingkungan yang sama. Sehingga mudah bagi kita mengetahui dari mana bahan bakunya, seperti apa pembuatannya, dan berapa biaya yang dikeluarkan dari awal hingga akhir.

Tidak dipungkiri, wanita merupakan konsumen fashion terbesar. Membeli pakaian berarti juga berinvestasi pada industri fashion. Lantas, bagaimana praktik slow fashion dapat dilakukan? Pertama, sebagai wanita haruslah mampu meningkatkan kemampuan menjahit. Dengan begitu you can make your own cloth. Mencari bahan yang berkualitas untuk membuat pakaian sendiri sesuai kebutuhan akan mengurangi konsumsi atas fashion. Kedua, membeli pakaian bekas atau secondhand dan re-making pakaian. Dengan membeli pakaian bekas akan mengurangi sampah tekstil yang sudah menumpuk. Tidak perlu malu membeli pakaian bekas, karena dengan kreatifitas pakaian tersebut dapat dibuat atau dijahit kembali sesuai selera masing-masing. Ketiga, menukar baju. Membongkar isi lemari kemudian memilah mana pakaian yang masih bisa dipakai dan tidak bisa dipakai kembali. Pakaian yang sudah tidak bisa dipakai dapat ditukarkan dengan teman, saudara, atau keluarga yang membutuhkan. Dengan begitu akan mengurangi perputaran sampah industri fashion

Melalui beberapa langkah kecil setiap individu, merupakan cara untuk berkontribusi dalam industri fashion agar lebih memperhatikan keberlangsungan lingkungaan serta sumber daya manusianya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE